http://ingemantspa.cl/ https://ibu.org.br/ https://quifra.com/ http://losam.co.za/ https://nihonbashicolombia.org/ https://madureirabar.com.br/ https://webbyte.es/ https://desvine.com/ https://newleafhealthspa.co.za/ https://nanoprotectbrasil.com.br/ https://103.117.57.246/ https://103.193.177.87/ https://www.nytbroadway.com/ http://foodieobs.com/
News | Inixindo Jogja
Kunjungan Demo Command Center Smart City Dari Diskominfo Kabupaten Biak Numfor

Kunjungan Demo Command Center Smart City Dari Diskominfo Kabupaten Biak Numfor

Pada hari Kamis, tanggal 29 Agustus 2019 Inixindo Jogja kembali kedatangan tamu istimewa dari Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. Kunjungan ke kantor Inixindo Jogja di Jalan Kenari No. 69 Yogyakarta ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana command center di sebuah smart city berjalan. Dua orang instruktur Inixindo Jogja yaitu Riska Dedy Sutomo dan Umar Affandi berkesempatan untuk memberikan penjelasan pada demo kali ini.

Riska Dedy Sutomo yang biasa dipanggil Mas Dedy menjelaskan tentang alasan kenapa command center dibuat. Seperti namanya jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam Bahasa Indonesia yang berarti pusat perintah, command center berfungsi sebagai fasilitas penunjang dalam mengambil keputusan secara cepat berdasarkan data. Seperti yang kita ketahui bahwa pengambilan keputusan berdasarkan data membutuhkan proses analisis yang cukup memakan waktu. Dengan hadirnya command center dalam smart city, proses tersebut dapat dilakukan dengan waktu singkat karena data dalam command center dapat ditampilkan secara real time. Inilah mengapa di negara Amerika Serikat command center disebut dengan war room karena perintah atau langkah yang diambil bisa bersifat sangat taktis seperti seperti saat berperang.

 

Kunjungan Demo Command Center Smart City Dari Diskominfo Kabupaten Biak Numfor 1 Kunjungan Demo Command Center Smart City Dari Diskominfo Kabupaten Biak Numfor 2 Kunjungan Demo Command Center Smart City Dari Diskominfo Kabupaten Biak Numfor 3

 

Di kesempatan kali ini Mas Dedy juga menyampaikan tentang data apa saja yang dapat ditampilkan dalam command center yang didukung oleh infrastruktur yang memadai. Contoh infrastruktur yang ada dalam smart city adalah smart pole yang selain berfungsi sebagai penerangan jalan juga berfungsi sebagai sumber data yang menggunakan teknologi IoT (internet of things). Dengan smart pole ini, data seperti trafik lalu-lintas, cuaca, banjir, dan bahkan kebakaran dapat diambil secara real time. Hal ini dapat menjadikan smart pole sebagai sistem deteksi dini (early warning system).

Setelah demo command center dari Mas Dedy, giliran Umar Affandi yang menjelaskan tentang apa saja yang harus dipersiapkan suatu kota pintar untuk membangun command center. Command center dapat masuk dalam program smart city oleh masing-masing kepala daerah karena memang command center akan memiliki lebih banyak fungsi jika dibangun pada kota dengan konsep smart city. Sementara untuk integrasi data, Dinas Komunikasi dan Informasi dapat mengacu pada program SPBE yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.

Dalam kesempatan kali ini, staff Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Biak Numfor Ghazali Moenandar menyampaikan pesan dan kesannya untuk Inixindo Jogja bahwa pelatihan yang diselenggarakan Inixindo Jogja sesuai dengan kebutuhan mereka dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang TIK serta selalu up to date dengan perkembangan teknologi. Ghazali Moenandar juga mengatakan bahwa Inixindo Jogja banyak memberikan added value kepada mereka.

Proses Kolaborasi Manajemen TIK dan SPBE untuk Mendukung Tata Kelola yang Baik

Proses Kolaborasi Manajemen TIK dan SPBE untuk Mendukung Tata Kelola yang Baik

Untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik, Dinas komunikasi dan informatika Provinsi Jawa Tengah menyelenggarkan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada (20/8) bertempat di Aula Diskominfo Provinsi Jateng, di Semarang. Kegiatan tersebut salah satunya membahas tentang Kolaborasi Manajemen Tata Kelola TIK dan SPBE.

 

Dalam mengelola TIK dan SPBE pemerintah membutuhkan kerangka berpikir agar tujuan dan penerapannya dapat terlaksana serta terukur. Dimulai dari RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dimana dalam rencana tersebut dirancang program-program sebagai penjabaran dari Visi Misi Kepala Daerah dengan sasaran IT sebagai enabler di Pemerintahan untuk mewujudkan inovasi Smart City di daerah tersebut. Lalu didalam konsep smart city yang memanfaatkan penerapan TIK memerlukan platform ekosistem yang tertuang dalam SPBE (sistem pemerintahan berbasis elektronik) yang dapat mendukung bussiness process pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, menggali dan mengelola potensi daerah, memantau dan mengoptimalkan kinerja ASN.

 

Dalam sistem tata kelola ini Pemerintah dihadapkan dengan kondisi dimana perencanaan TIK, penyusunan arsitektur TIK, pengembangan TIK, pengoperasian TIK dan pemeliharaan TIK tidak dirancang, dibangun, dijalankan dan dikelola dengan baik. Sehingga terkesan tidak ada manfaat TIK dalam Pemerintahan tersebut, seperti tidak ada pengamanan untuk aplikasi penting, tidak dapat mendeteksi gangguan, aplikasi yang dibangun tidak dapat memuaskan pengguna dan manfaat yang diberikan stagnan, sulit melakukan mingrasi data, dan aplikasi yang terpisah-pisah dengan single data.

 

Lalu Seberapa Penting Tata Kelola Yang Baik?

Dalam paparannya Andi Yuniantoro selaku Direktur Inixindo Jogja mencoba memberikan ilustrasi dengan perbandingan ketika berkunjung ke Coffe Shop terkenal dengan warung kopi kaki lima. Di coffe shop untuk menyajikan secangkir kopi mereka harus menyajikan sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) mulai dari pemilihan bahan, kebersihan, saran penyajian, dan bagaimana memberikan servis kepada konsumen. Hal tersebut tentu tidak akan didapat apabila berkunjung ke warung kopi kaki lima yang menyajikan kopi apa adanya. Tentu hasil akhir dari dua gelas cangkir kopi tersebut akan berbeda meskipun sama-sama diseduh dengan air panas.

 

Andi menambahkan bahwa ilustrasi tersebut dapat diterapkan dalam proses tata kelola pemerintahan yang baik. Dimana dalam sebuah proses tata kelola Pemerintahan terdapat Visi Misi, Prioritas Pembangunan dan RPJMD yang digunakan sebagai input pendoman bussiness process, untuk mengelola layanan di dalam Pemerintah agar menghasilkan tata kelola IT yang baik diantaranya membangun dan mengelola aplikasi, infrastruktur, SDM TIK, dan informasi.

 

Kunjungan Dari Merauke : Demo Command Center

Kunjungan Dari Merauke : Demo Command Center

Salah satu komponen menciptakan smart city diantaranya memanfaatkan teknologi sebagai enabler untuk mewujudkan kota/daerah yang layak huni, nyaman, sehat, aman dan berkelanjutan yang berbasis pada inovasi. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan salah satu fasilitas Command Center dalam menjalankan business process smart city, seperti yang ada di Inixindo Jogja. Teknologi Command Center dilengkapi komponen smart pole dan sensor pendeteksi api, suhu, jarak, banjir yang nantinya diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan mengambil sebuah keputusan. Kali ini Mini Command Center Inixindo Jogja mendapat kunjungan tamu istimewa dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Merauke yang diwakili oleh Bapak Nugie selaku kabid

“Pada kondisi di Pemerintahan Daerah, salah satu fungsi terpenting command center ialah menampilkan data yang sudah terkumpul dari seluruh SKPD secara real time sehingga Kepala Daerah dapat memantau kondisi di daerahnya. Misalnya ketika di suatu jalan terjadi sebuah kepadatan yang terdeteksi melalui sensor, dapat diketahui secara langsung apa penyebab dari kepadatan tersebut apakah sebuah kecelakaan atau jalan yang rusak, yang datanya juga didukung dengan data dari CCTV setempat” Ujar Umar Affandhi dalam menjelaskan Mini Command Center di Inixindo Jogja kepada Diskominfo Kabupaten Merauke (30/07)

Selanjutnya Umar Affandhi mengatakan bahwa untuk menyajikan data pada video wall tersebut diperlukan data yang terintegrasi antar SKPD untuk memudahkan analisa data. Sehingga para Kepala Daerah mampu memutuskan kebijakan secara cepat dan tepat berdasarkan data yang tersaji secara realtime. Kehadiran Command Center dalam Pemerintah Daerah sejalan dengan Peraturan Presiden nomor 95 tahun 2018 menyebutkan tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Sehingga komitmen dalam memberikan pelayanan dan memudahkan tata kelola pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan penerapannya dapat terkontrol. 

Kunjungan Dari Merauke : Demo Command Center 4Kunjungan Dari Merauke : Demo Command Center 5

Pemerintah Perlu Pondasi TIK 

Dalam menjalankan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) Pemerintah Daerah mutlak mempunyai pondasi TIK dalam menjalankan pemerintahan, termasuk di dalam membangun SDM TIK dan layanan terpadu untuk publik dan pemerintahan yang saling terintegrasi. Untuk itu butuh rencana induk atau master plan yang berisikan roadmap program kerja yang selaras dengan  Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Nugroho Asrianto, ST., M.Si sebagai Kepala Bidang Pengembangan Layanan Diskominfo Kabupaten Merauke mengatakan bahwa untuk penerapan SPBE daerahnya butuh acuan dalam mengimplementasikan Smart City dan SPBE di daerahnya seperti Master Plan yang berisikan tentang konsep dasar penerapan SPBE, identifikasi kebutuhan TIK, bagaimana proses penerapan TIK dan kompetensi SDM yang harus dimiliki dalam membangun SPBE.

~~~~~

Menuju Digitalisasi Pemerintah melalui SPBE

Menuju Digitalisasi Pemerintah melalui SPBE

Untuk mewujudkan digitalisasi pemerintah yang berdasarkan Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Perlu didukung dengan sinergitas antara SPBE, Indeks KAMI (Keamanan Informasi) dan Smart City. SPBE yang dimaksud adalah program pemerintah dalam memberikan layanan kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan teknologi informasi. Lalu smart city, pemanfaatan teknologi sebagai enabler untuk mewujudkan kota/daerah yang layak huni, nyaman, aman, sehat dan berkelanjutan berbasis pada inovasi.

“Kondisi saat ini data pemerintah itu tersebar dimana-mana, disimpan dengan teknologi yang berbeda bisa jadi dalam bentuk yang belum bersifat ‘elektronik’. Data tersebut hanya disimpan untuk pengawasan saja namun tidak dipergunakan dengan baik” ujar Andi Yuniantoro, Direktur Inixindo Jogja dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Dinas Kominfo Se-Provinsi Kalimantan Tengah di Kota Palangkaraya (25/7)

Lalu apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menuju digitalisasi yang sesuai dengan Perpres? Pertama, data harus tersambung dan terintegrasi dari seluruh sumber data pemerintahan yang ada (seluruh OPD). Kedua, memanfaatkan data tersebut untuk memecahkan masalah yang ada di pemerintahan menggunakan kecerdasan buatan yakni machine learning. Ketiga, para pimpinan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat dan cepat, Imbuh pria yang akrab disapa Andi.

 

***

SIAP Transformasi Digital : Katalis Penerapan SPBE dan Smart City di Daerah

SIAP Transformasi Digital : Katalis Penerapan SPBE dan Smart City di Daerah

SIAP Transformasi Digital : Katalis Penerapan SPBE dan Smart City di Daerah 6

SIAP Transformasi Digital : Katalis Penerapan SPBE dan Smart City di Daerah

 

Arah revolusi industri 4.0 sudah jelas dan tak ada orang yang meragukan, yaitu ke arah transformasi digital. Tapi apakah transformasi digital hanya terjadi di sektor industri dan bisnis saja? Tentu saja tidak. Di saat orang merasakan kemudahan yang didapat dari transformasi digital di sektor industri dan bisnis, tentu mereka berharap kemudahan bisa dinikmati di sektor lain seperti layanan publik. Oleh karena itu, transformasi digital juga perlu dilakukan pada pemerintah terutama pemerintah daerah yang lebih dekat dengan masyarakat.

 

Smart City

Sebuah konsep kota ke arah transformasi digital sebenarnya sudah ada sejak satu dekade terakhir. Terminologi smart city sendiri adalah sebuah kawasan urban yang menggunakan IoT (internet of things) untuk mengumpulkan data kemudian menggunakan data tersebut untuk mengelola aset dan sumber daya yang ada kawasan tersebut secara efisien. Konsep smart city lekat dengan sebuah integrasi ICT (information and communication) yang tentunya sesuai dengan karakter sebuah transformasi digital.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan sebenarnya sudah mencanangkan program “Gerakan 100 Smart City” sejak beberapa tahun yang lalu. Gerakan smart city ini bertujuan untuk membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun masterplan smart city agar bisa memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Ada 6 sektor yang harus dipenuhi demi terwujudnya sebuah konsep smart city di Indonesia secara menyeluruh yaitu smart governance, smart economy, smart society, smart environment, smart living, dan smart branding. Dalam ekosistem smart city sendiri tujuan utama smart city adalah terciptanya masyarakat yang nyaman, aman, tertib, bahagia, pintar dan sejahtera sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah menjadi tinggi.

 

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

Selain “Gerakan 100 Smart City”, arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia melalui Perpres No 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) juga sangat mendukung adanya transformasi digital di semua instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Tujuan dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik ini adalah mewujudkan  tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya. Dalam Peraturan Presiden tersebut, penerapan SPBE ini melibatkan berbagai instansi dari beberapa kementerian dan badan pemerintah seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Menteri PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Keterlibatan beberapa instansi dan lembaga pemerintahan ini tentunya menunjukkan keseriusan Pemerintah Republik Indonesia dalam melaksanakan transformasi digital. Akan tetapi di sisi lain, banyaknya pihak yang terlibat dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru seperti langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapkah sumber daya manusia di instansi pelaksana SPBE, apa saja infrastruktur yang harus disiapkan dalam transformasi digital, bagaimana koordinasi antar lembaga tersebut. Hal-hal tersebutlah yang sering ditanyakan oleh instansi dan dinas pemerintah pelaksana SPBE di daerah. Belum lagi pertanyaan mana yang harus diprioritaskan antara smart city dan SPBE demi terwujudnya sebuah transformasi digital di pemerintahan. 

 

SIAP Transformasi Digital

Pada tanggal 18 Juli 2019 Inixindo Jogja yang didukung Blue Power Technology, Indosat Ooredoo Business, dan Nikola Indonesia Group menyelenggarakan acara yang bertajuk “SIAP (Step-by-step Integrated Action Pemerintah Daerah) Transformasi Digital.” Acara yang bertempat di Yogyakarta Marriot Hotel ini memiliki konsep utama QnA (question and answer) dimana peserta dari Diskominfo, Bappeda, dan Badan Keuangan Daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota masing-masing dapat bertanya lewat aplikasi web yang telah disediakan di acara SIAP Transformasi Digital. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh pembicara yaitu Imam Machdi dari Kemen PAN/RB, Irwan Rawal Husdi dari BPPT, Agung Nugraha dari BSSN, Andi Yuniantoro dari Inixindo Jogja, dan Filindo Iskandar dari Blue Power Technology. 

Selain sesi QnA, dalam acara SIAP Transformasi Digital ini juga terdapat dua workshop yang berjalan secara bersamaan. Sesi workshop ini membagi peserta SIAP Transformasi Digital menjadi dua untuk mengikuti Workshop Smart City & Smart Province serta Workshop SPBE & Keamanan Informasi. Untuk melepas penat sebelum acara workshop dimulai peserta di dua ruang mengikuti games interactive Kahoot secara terpisah dengan hadiah yang cukup menarik bagi pemenang di setiap ruang.

Dalam Workshop Smart City & Smart Province peserta melakukan asesmen online tentang kesiapan smart city di daerah masing-masing. Peserta di workshop ini juga mendapatkan bank layanan smart city. Setelah itu, workshop kemudian diisi oleh Blue Power Technology yang memberikan penjelasan tentang bagaimana cara yang harus ditempuh untuk mengakselerasi program smart city di masing-masing daerah. Blue Power Technology juga memberikan materi tentang “leverage communication with smart citizen” dan monitoring pajak daerah.

Sedangkan dalam Workshop SPBE & Keamanan Informasi, peserta melakukan asesmen online SPBE dan indeks KAMI (Keamanan Informasi). Di workshop ini, peserta mendapatkan penjelasan dari Indosat Ooredoo Business tentang Internet of Things (IoT) dan macam-macam digital services. Selain dari Indosat Ooredoo Business, peserta juga mendapatkan materi dari Honeynet Project yang memberikan demo untuk mendeteksi serangan cyber yang sering terjadi pada website pemerintah daerah.

Di akhir acara, peserta kembali berkumpul untuk dalam satu ruangan untuk mengikuti undian grand prize.

 

Extended Session

Acara SIAP Transformasi Digital pada awalnya dijadwalkan dihadiri oleh Bambang Dwi Anggono selaku Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika tapi karena berhalangan hadir pada tanggal 18 Juli, akhirnya pria yang akrab disapa Pak Ibeng datang ke kantor Inixindo Jogja pada tanggal 19 Juli 2019 pada acara demo command center untuk memberikan paparan kepada peserta SIAP Transformasi Digital tentang smart city dan integrasi aplikasi.

Dalam kesempatan kali ini, Pak Ibenk menyampaikan bahwa smart city bukan sekedar e-gov, branding, atau belanja TIK saja. Komponen yang penting adalah smart society (people) dimana usaha untuk mewujudkan smart city akan sia-sia tanpa didukung oleh manusia yang ‘pintar’. Selain itu, Pak Ibenk juga menyampaikan bahwa SPBE merupakan upaya pemerintah pusat untuk mempercepat terwujudnya smart city di Indonesia.

SIAP Transformasi Digital : Katalis Penerapan SPBE dan Smart City di Daerah 7 SIAP Transformasi Digital : Katalis Penerapan SPBE dan Smart City di Daerah 8

Melalui SPBE yang ditunjang dengan Satu Data Indonesia (SDI), pemerintah dapat melakukan efisiensi anggaran untuk pengadaan aplikasi karena aplikasi akan disediakan oleh pemerintah pusat. Walaupun begitu, hal tersebut tidak menghalangi inovasi-inovasi yang mungkin akan dilakukan oleh pemerintah daerah. Aplikasi yang disediakan oleh pemerintah pusat hanya berupa engine sehingga pemerintah daerah dapat mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan di daerah masing-masing.

Acara ini ditutup dengan demo command center oleh Blue Power Technology. Demo ini menunjukkan bagaimana command center dengan IoT (internet of things) dapat mengetahui situasi suatu kota dan dapat memegang kendali atas fasilitas publik seperti lampu jalan.

 

***

 

Comday Recap : Pengenalan Pemrograman R dalam Machine Learning

Comday Recap : Pengenalan Pemrograman R dalam Machine Learning

Sebagian besar orang awam menganggap bahwa mempelajari machine learning itu susah dan bikin pusing. Pandangan ini sepenuhnya benar tapi juga tidak sepenuhnya salah karena memang machine learning itu tidak sebatas membuat tapi juga menggunakan. Hal inilah yang coba disampaikan Umar Affandi dalam acara Community Day yang bertajuk “Pengenalan Pemrograman R dalam Machine Learning” pada Kamis, 4 Juli 2019.

Dalam acara ini, pria yang akrab disapa Mas Umar ini menjelaskan tentang proses-proses yang ada dalam data  science terutama pada machine learning. Mas umar juga menerangkan secara detil perbedaan antara algoritma machine learning dan aplikasi pada umumnya. Dalam aplikasi biasa, developer membuat algoritma yang berfungsi untuk menghasilkan output dari input yang user berikan. Sementara dalam machine learning, algoritma digunakan untuk menentukan fungsi dari data input dan output yang telah kita miliki. Dengan kata lain kita hanya memberikan fakta-fakta dan tugas machine learning adalah mencari korelasinya. Itulah kenapa machine learning selalu dihubungkan dengan big data agar tingkat akurasi machine learning semakin tinggi.

Selain penjelasan fundamental tentang data science, machine learning, dan big data, Mas Umar juga memberikan demo membangun machine learning dengan bahasa pemrograman R. Dalam demo ini Mas Umar menggunakan platform Azure. Bahasa pemrograman R digunakan dalam membuat model machine learning dalam Azure sehingga mematahkan mitos bahwa mengembangkan machine learning hanya bisa dilakukan oleh programmer yang sudah ahli.

Comday Recap : Pengenalan Pemrograman R dalam Machine Learning 9
Comday Recap : Pengenalan Pemrograman R dalam Machine Learning 10
Comday Recap : Pengenalan Pemrograman R dalam Machine Learning 11