Digital Mastery

Sejarah telah memperlihatkan, bagaimana  perusahaan raksasa dunia seperti Kodak dan Nokia  tergilas jaman dalam era digital. Inovasi dan agility menjadi kunci untuk sebuah perusahaan beradapasi dalam perubahan budaya digital yang hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan. Istilah startup tumbuh menjamur sebagai ketertarikan terhadap pemanfaatan digital untuk berbisnis. Digital telah menjadi alasan untuk mengusung transformasi, inovasi dan bisnis.

Nike

Contoh pertama sebuah perusahaan yang menggunakan aspek digital yaitu Nike. Nike kita kenal sebagai perusahaan sepatu olahraga. Layaknya sepatu, maka kenyamanan saat dipakai, ringan dan awet adalah parameter kualitas sepatu yang dipilih oleh customer. Nike tetap mempertahankan kualitas fisik tersebut. Namun Nike berusaha menggabungkan dimensi fisik dan dimensi digital. Nike SportBand merupakan jawaban Nike akan adaptasi digital dalam bisnis, yaitu sebagai berikut:

  • Perangkat pergelangan tangan yang mampu memberitahu pelari berapa jarak yang telah ditempuh, mengukur pacu lari, waktu lari, serta kalori yang telah terbakar. Perangkat ini dapat terhubung ke Ipod, sehingga dapat memantau sambil mendengarkan musik.
  • USB Flashdrive yang bisa terkoneksi dengan www.nikeplus.com, memungkinkan seluruh aktivitas lari direkam dan dimasukkan ke dalam situs web tersebut. Situs ini akan merekam jelajah yang telah ditempuh selama berlari dalam peta, melihat kemajuan olahraga lari setiap hari, menetapkan tujuan lari yang ingin dicapai, dan bersaing lari dengan orang lain yang juga menggunakan SportBand.
  • SportBand ini menjadi menarik, dimana dapat terbentuk komunitas pelari secara online yang tidak mengenal satu sama lain dan menjadi tantangan berlomba untuk meningkatkan target lari yang ingin dicapai seseorang.

Nike telah mengkombinasikan kenyamanan fisik sebuah sepatu olahraga, aksesori digital dan situs jejaring sosial, yang pada efek bisnisnya meningkatkan revenue perusahaan.

GOJEK

Contoh kedua yang dapat dianalisa adalah Gojek. Gojek begitu fenomenal khususnya di Jakarta dalam beberapa tahun belakangan ini. Kehadiran Gojek memunculkan pro dan kontra pastinya. Di satu sisi, kehadiran gojek memberikan kemudahan bagi warga Jakarta, sebagai sarana transportasi yang cepat, mudah dan murah, serta berkembang menjadi layanan lain seperti Go Food dan Go Box, yang semakin memudahkan memenuhi kebutuhan warga Jakarta beraktifitas dengan kondisi kesibukan dan kemacetan yang ada di Jakarta. Sisi kontranya berasal dari Tukang Ojek Pangkalan yang merasa tersaingi dengan kehadiran ojek online. Inti dari layanan Gojek adalah menghubungkan antara supply and demand dengan media aplikasi online dalam smartphone.

Gojek adalah sebuah perusahaan teknologi aplikasi, bukan perusahaan transportasi atau travel. Digital telah menjadi jantung dari perusahaan ini. Aplikasi Gojek hingga Juni 2016, telah diunduh sebanyak 20 juta kali. Bagaimana sebagai sebuah perusahaan yang berdiri sejak tahun 2011 ini mendapatkan revenue dari aspek digital? Terlepas dari paradigma startup, di mana selalu ada pendukung investor kuat dibelakangnya, sebuah tata kelola perusahaan tentunya memiliki kaidah governance yang menuntun kepada kebijakan investasi, efisiensi dan profitabilitas. Gojek pada 2017, mendapatkan sebuah pernyataan sebagai perusahaan yang merugi.

Dua contoh yaitu Nike dan Gojek dapat di analisa dalam penggunaan inovasi digital, Nike mengambil langkah digital dan dapat meningkatkan revenue bagi perusahaan, sedangkan Gojek juga mengambil langkah digital namun tidak atau belum mendapatkan pertumbuhan revenue bagi perusahaan, dalam rentang waktu yang sama. “Apa yang mempengaruhi Inovasi Digital di sebuah perusahaan dapat memiliki dampak revenue yang diharapkan?” Inovasi digital bagi sebuah perusahaan akan memiliki 2 faktor pendukung untuk keberhasilannya, yaitu kemampuan digital perusahaan dan kemampuan leadership perusahaan.

 

Kemampuan Digital Perusahaan

Sebuah perusahaan pasti akan menentukan strategi, apa yang akan menjadi andalan dalam kemampuan digitalnya. Strategi akan memiliki aspek kepada fokus investasi terhadap kemampuan digital. Kemampuan Digital sebuah perusahaan dapat dilihat dari :

  • Digital Customer Experience, customer merasakan layanan digital dari perusahaan. Layanan digital ini dapat berupa akses layanan via mobile, hadirnya perusahan melalui sosial media atau tersedianya layanan transaksi online.
  • Internal Process Excellence, proses bisnis internal yang dilakukan oleh perusahaan telah berdasarkan pada supply-chain integration, di mana mengerucut pada centralized-ordering yang berujung pada Digital Customer Experience. Secara mudah dapat dikatakan, apabila customer sudah menerima layanan digital, tentunya pemrosesan di internal perusahaan juga harus berbasis digital yang handal, dengan kata lain, jika input dari customer digital, maka proses internal jugaharus digital.
  • Data Analytics and Data Science, perusahaan memiliki kemampuan untuk menganalisa, khususnya perilaku customer dalam Digital Customer Experience. Hasil analisa ini akan dimanfaatkan untuk perbaikan layanan digital, penemuan layanan digital baru atau mendapatkan peluang bisnis.

 

Kemampuan Leadership Perusahaan

Kepemimpinan dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan inovasi digital yang dilakukan. Kepemimpinan dapat dari semua level seperti Kepala Divisi, Manager, GM, VP dan CEO. Kemampuan leadership perusahaan yang mendukung inovasi digital adalah :

  • Vision. Kepemimpinan yang memiliki visi kearah transformasi digital, kesadaran dan kepemahaman akan arah kedepan perusahaan untuk mengadaptasi perubahan digital.
  • Engagement. Kepemimpinan yang mampu mengajak seluruh komponen pegawai untuk melakukan perubahan, tentunya perubahan yang sesuai visi terdepan perusahaan menuju digital. Untuk memahami perubahan pastinya membutuhkan peningkatan kemampuan/skill, pemimpin harus berani melakukan investasi untuk peningkatan kemampuan/skill pegawai untuk mengadaptasi perubahan.
  • IT and Business. Kepemimpinan yang mampu menyelaraskan antara kebutuhan bisnis dengan IT dan memberikan IT sebuah peran sebagai agen perubahan dan enabler dalam perusahaan.
  • Governance. Kepemimpinan yang mampu menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik, dengan salah satunya memastikan kejelasan tupoksi atau job description dan role dalam pendekatan RACI. Ditunjukkan dengan dibentuknya tim khusus untuk program inovasi digital dengan dipimpin oleh Chief Digital Officer. Lalu memperhitungkan setiap nilai investasi terhadap program-program digital dengan keseimbangan pada ROI (Return on Investment) dan CBA (Cost Benefit Analysis).

Kedua faktor pendukung tersebut apabila dianalisa dalam bentuk koordinat, dapat menghasilkan kuadran-kuadran level kedigitalan suatu perusahaan.

Capture2

  • Beginner, level awal dari kedigitalan sebuah perusahaan. Perusahaan sangat minim memiliki pengalaman di bidang digital, dan dalam persaingan dengan kompetitor selalu tertinggal di aspek teknologi dan financial
  • Fashionistas, perusahaan yang selalu membangun dan menginvestasikan teknologi terbaru dan mengikuti tren digital, namun lemah dalam pengawasan, pengendalian dan leadership. Perusahaan yang jor-joran dalam teknologi, tanpa memikirkan nilai balik atau keuntungan revenue perusahaan
  • Conservatives, perusahaan memiliki kemampuan digital, tetapi sangat waspada dan berhati hati untuk menggunakannya.
  • Digital Mastery, perusahaan yang sangat mengerti dan menggunakan teknologi digital, dimana mereka memiliki skill, pengetahuan dan pengelolaan investasi yang baik, dalam budaya digital yang kuat

Berdasarkan karakteristik tentang level yang ada, jenis-jenis perusahaan dapat dimasukkan dalam level yang menyesuaikan dengan kelajuan dan kelembaman bisnis untuk bergerak menyesuaikan perubahan digital.

Capture4

Perubahan digital adalah sebuah keniscayaan dan tidak terbantahkan. Anak-anak saat ini dilahirkan dengan membawa DNA digital, tetapi generasi manusia yang lahir tahun 2000 ke bawah belum membawa DNA digital, maka diperlukan perubahan budaya digital. Seberapa kuat sebuah perusahaan menahan gempuran digital, tanpa berinovasi dan bertransformasi ke digital? Menarik untuk dicermati dan dianalisa. Contoh dan pengalaman sudah terhampar jelas di depan mata kita, Kodak dan Nokia.

Selamat Datang di dunia digital.

Maka akan muncul pertanyaan :

  1. Di kuadran manakah perusahaan Anda saat ini?
  2. Jika perusahaan Anda berorientasi masuk ke kuadran Digital Mastery, apa yang harus dilakukan?
  3. Apakah ada program pengembangan SDM yang menyeluruh untuk mendukung dan mencapai kuadran Digital Mastery

Temukan jawabannya di Inixindo Jogja.

Andi Yuniantoro

Direktur Inixindo Jogja

Behind every beauty, there’s coffee