https://www.rapa-puru.com/ https://ingemantspa.cl/ https://103.63.25.105/
– Inixindo Jogja
Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Biasanya, sebuah bidang pekerjaan menuntut standar kompetensi tertentu, contohnya seperti sertifikasi ITIL 4.

Sertifikasi ITIL 4 ini sendiri merupakan bukti keahlian di bidang IT yang lebih spesifik, dibanding hanya ijazah yang meskipun merupakan salah satu jenis sertifikat, namun sifatnya cenderung umum.

Akan tetapi selain sertifikasi ITIL 4, sebenarnya masih ada banyak sertifikat-sertifikat lain yang ada baiknya Anda miliki dan sesuaikan kebutuhan.

Sebab, memiliki sertifikasi ITIL 4 maupun sertifikasi IT lainnya, bisa membantu Anda mendapatkan posisi yang lebih baik dibanding dengan seseorang yang hanya bermodal ijazah saja.

Belum lagi, di sektor Information Technology (IT) sendiri, merupakan salah satu bidang yang paling banyak menuntut para pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi.

Lucunya, saking pentingnya sertifikasi di bidang IT, sampai-sampai banyak yang mengatakan, “apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya?”.

Ini Bukti Pentingnya Sertifikasi

Memiliki sertifikasi IT nyatanya memang terbukti efektif mendongkrak gaji Anda yang memang memiliki karir di dunia IT.

Melansir situs Grid.id pada sebuah survei dari Global Knowledge menemukan, bahwa 83 persen dari profesional IT di Amerika Serikat dan Kanada memiliki setidaknya sebuah sertifikasi IT.

Bahkan, rata-rata gaji di AS untuk seorang pemegang sertifikasi IT lebih tinggi 11,7 persen, atau sekitar 8.400 USD dibanding yang belum memiliki sertifikasi IT salah satunya seperti sertifikasi ITIL 4.

Dengan memiliki karyawan profesional bersertifikasi, nyatanya memang bermanfaat bagi perusahaan.

Dari perusahaan yang disurvei, 44 persen dari pengambil keputusan IT mengatakan bahwa sertifikasi IT seperti sertifikasi ITIL 4 membuat karyawan bisa bekerja lebih cepat.

Kemudian, sebanyak 33 persen mengatakan lebih efisien ketika mengimplementasikan sistem.

Lalu 23 persen mengatakan, sertifikasi membantu mereka mengimplementasikan produk dan layanan mereka secara lebih cepat dengan kesalahan yang lebih sedikit.

Macam-macam Sertifikasi IT

Sertifikasi IT sendiri biasa dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT seperti Microsoft, AWS, Google, dan Cisco.

Apabila Anda memang salah satu orang yang terjun di bidang IT, dan memiliki niat untuk menapaki karir di bidang tersebut, simak sepuluh sertifikasi di bidang IT seperti yang dikutip dari PCMag berikut ini.

1. Google Certified Professional Cloud Architect

Sertifikasi IT ini hadir pada 2017, sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect ada di posisi teratas.

Untuk mendapatkan sertifikasi ini, Anda harus bisa mendesain, mengembangkan, dan mengatur arsitektur cloud Google dengan teknologi GCP.

Anda juga harus memiliki pengetahuan dan berbagai macam skenario untuk menemukan solusi.

Saat ini skil coud mendapat banyak permintaan, dan sangat penting untuk perusahaan di masa depan.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect adalah USD175,761 per tahun.

2. Sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate

Amazon Web Service (AWS) adalah platform pilihan utama di wilayah AS, Kanada, bahkan dunia.

Sedangkan sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate ini sendiri, dirancang untuk mereka yang memiliki latar belakang penggunaan platform AWS.

Fokus utama dari sertifikasi IT ini, yaitu untuk merancang dan menerapkan sistem yang skalabel pada platform AWS, termasuk juga bagaimana menjaga agar biaya pengembangannya tetap efektif, namun tanpa mengorbankan keamanan, keandalan, serta kualitasnya.

Namuna ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

– Diperlukan minimal satu tahun pengalaman merancang sistem pada platform AWS.

– Kemudian memiliki pengetahuan sedikitnya satu bahasa pemrograman tingkat tinggi.

–  Terakhir, paham tentang praktik-praktik terbaik seputar pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis AWS.

Kemudian, untuk rata-rata gaji pemegang sertifikasi IT AWS Certified Solution Architect – Associate adalah USD149,446 per tahun.

3. Sertifikasi CISM (Certified Information Security Manager)

Kemudian, sertifikasi IT selanjutnya dikeluarkan oleh ISACA. Lembaga ini menawarkan sertifikasi CISM yang memiliki fokus pada sekuriti IT pada tingkatan manajemen.

Sertifikasi IT ini dirancang agar dapat menjadi bukti, bahwa pemegangnya memiliki kompetensi cukup dalam membangun, merancang serta mengelola inisiatif-inisiatif sekuriti perusahaan.

Untuk mendapatkan sertifikasi CISM, diperlukan beberapa syarat, seperti:

– Lima tahun pengalaman di bidang keamanan informasi.

– Dibutuhkan juga bagi para pemegangnya untuk terus mengkinikan dan mengaplikasikan kemampuannya melalui laporan kredit CPE (continuing professional education) setiap tahunnya.

Sedangkan untuk rata-rata gaji pemegang sertifikasi CISM adalah USD148,622 per tahun.

4. Sertifikasi CRISC (Certified in Risk and Information Systems Control)

Masih dari sertifikasi yang dikeluarkan oleh ISACA, mereka mengklaim bahwa sertifikasi CRISC adalah satu-satunya sertifikasi IT yang menyiapkan dan memungkinkan profesional IT untuk tantangan spesifik dari manajemen risiko IT dan organisasi.

Serta memosisikannya sebagai mitra strategis bagi organisasi.

Sertifikasi ini adalah bukti kemampuan pemegangnya terkait manajemen, asesmen, mitigasi, respon, pemantauan dan pelaporan risiko.

Untuk mendapatkan sertifikasi CRSIC, ada beberapa syarat:

– Anda harus memiliki minimal tiga tahun pengalaman pada sedikitnya dua dari empat topik yang dicakup dalam sertifikasi ini.

– Pemegangnya juga harus untuk terus mengkinikan kompetensinya melalui laporan kredit CPE pada setiap tahunnya untuk mempertahankan sertifikasi yang dipegangnya.

Sedangkan dari sisi gaji, rata-rata gaji bagi para pemegang sertifikasi CRISC adalah USD146,480 per tahun.

5. Sertifikasi PMP (Project Management Professional)

Sertifikai PMP dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Apabila Anda memiliki sertifikat ini, maka Anda akan dianggap telah berhasil membuktikan bahwa Anda layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek.

Sertifikasi PMP sendiri sudah diakui secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja.

Bahkan, para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikasi yang harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim bukan individual.

Jadi tidak heran, apabila kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim pastilah sangat penting.

Akan tetapi, untuk mendapatkan sertifikasi PMP ini, Anda harus memenuhi beberapa syarat:

– Tingkat pendidikan setara S1 (masa kuliah empat tahun).

– Tiga tahun pengalaman di manajemen proyek, 4.500 jam dalam memimpin dan mengarahkan proyek.

– Anda juga harus melewati 35 jam pelatihan terkait manajemen proyek.

– Namun, untuk peserta dengan tingkat pendidikan di bawahnya, diperlukan lima tahun pengalaman, 7500 jam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan manajemen proyek.

Dari sisi gaji, pemegang sertifikasi IT PMP bisa mengantongi hingga USD143,493 per tahun.

6. Sertifikasi CISSP (Certified Information System Security Professional)

Sertifikasi CISSP berfokus pada bidang keamanan telekomunikasi, keamanan arsitektur, keamanan pengembangan aplikasi, kriptografi.

Sertifikasi IT ini, juga menjadi salah satu sertifikat yang paling diburu oleh kalangan pekerja yang berkecimpung di bidang IT.

Untuk mendapatkan sertifikat IT satu ini, Anda wajib memiliki pengalaman sedikitnya 5 tahun dalam bidang keamanan sistem informasi, sebab memang sertifikat ini bukan sembarangan dan memiliki nilai yang tinggi.

Sertifikasi IT ini ditawarkan oleh ISC dan diakreditasi oleh ANSI, secara formal diakui oleh Departemen pertahanan AS dan diadopsi sebagai standard untuk program lembaga keamanan nasional AS.

Sertifikasi ini diakui secara global sebagai sertifikasi yang dirancang untuk membantu para profesional IT security untuk memantapkan praktik-praktik terbaik seputar dunia sekuriti modern.

Pemegang sertifikasi CISSP juga diwajibakan untuk terus mengikuti perkembangan kompetensi profesionalnya melalui kredit CPE, dan diperlukan sedikitnya lima tahun pengalaman profesional pada dua atau lebih topik yang diujikan.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi CISSP adalah USD141,452 per tahun.

7. Sertifikasi CISA (Certified Information Systems Auditor)

Bisa dibilan, sertifikasi IT ini cukup baru dibandingkan dengan lainnya. Meski yang terbilang baru, namun CISA sangat diperhitungkan di seluruh dunia.

Sertifikasi CISA sendiri menjadi bukti kemampuan audit, cybersecurity, dan manajemen risiko.

Pakar IT yang memiliki sertifikat CISA memiliki tugas untuk memastikan jika sebuah aset penting dalam sebuah bisnis bisa aman dan terpelihara dengan baik.

Namun, untuk mencapai sertifikasi ini, Anda harus lulus ujian Certified Information Systems Auditor (CISA) terlebih dahulu.

Di dalamnya ada lima domain, yaitu:

– Sistem Informasi Audit.

– Tata Kelola dan Manajemen IT.

– Akuisisi, Pengembangan, dan Implementasi Sistem Informasi.

– Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Manajemen Layanan Sistem Informasi.

– Perlindungan Aset Informasi.

Gaji rata-rata yang diterima oleh para pemegang sertifikat CISA berkisar USD132.278 per tahun.

8. AWS Certified Cloud Practitioner

AWS Cloud Practitioner berdasarkan platform cloud Amazon Web Services (AWS) yang sangat populer.

Ini merupakan titik awal jika Anda ingin memiliki berbagai sertifikasi cloud Amazon seperti AWS Solutions Architect, Developer, DevOps Engineer, dan SysOps Administrator.

Sertifikasi IT ini sendiri, dirancang untuk para profesional yang memang mencari pemahaman menyeluruh tentang layanan cloud AWS.

Sebagai sertifikasi tingkat dasar, sertifikasi ini juga sering dipegang oleh seseorang di awal karir mereka, karena biasanya menjadi batu loncatan untuk sertifikasi AWS yang lebih spesifik di masa mendatang.

Dengan semakin tingginya permintaan manajemen cloud selama beberapa tahun terakhir, jumlah sertifikat AWS Certified Cloud Practitioner juga mungkin akan terus meningkat.

Tentunya ini juga akan sangat menarik bagi bisnis yang mempertimbangkan untuk pindah ke desktop-as-a-service (DaaS) sebagai pekerjaan hybrid, karena AWS merupakan salah satu pemain yang diperhitungkan pada bidang tersebut dengan platform Amazon WorkSpaces-nya.

AWS Cloud Practitioner menjadi bukti kemampuan Anda untuk menentukan infrastruktur cloud dasar dan prinsip arsitektur, serta layanan utama pada platform AWS.

Seorang profesional bersertifikat, juga harus mampu menjelaskan berbagai dasar keamanan dan aspek dasar platform yang harus terpenuhi.

Umumnya, seseorang dengan sertifikat ini bisa mengantongi hingga rata-rata USD131.465 per tahun.

9. VCP-DCV: VMware Certified Professional – Data Center Virtualization

The VCP-DCV: VMware Certified Professional – Data Center Virtualization, membuktikan keterampilan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur virtual yang bisa diukur menggunakan VMware vSphere.

Para peserta bisa memilih dari beberapa sumber belajar online, dan akan belajar bagaimana mengelola, mengkonsolidasikan, dan menerapkan teknologi virtualisasi VMware, seperti vSphere High Availability dan Distributed Resource Scheduler clusters.

Profesional di bidang IT yang sudah memiliki sertifikasi ini memperoleh gaji rata-rata USD130.226 per tahun.

10. Sertifikasi ITIL 4 (Information Technology Infrastructure Library 4)

Kemudian, sertifikasi IT internasional yang paling populer di bidang IT Service Management (ITSM) adalah ITIL, yang merupakan kependekan dari Information Technology Infrastructure Library.

ITIL sendiri saat ini memiliki versi terbaru, yaitu sertifikasi ITIL 4.

Sertifikasi ITIL 4 sangat dibutuhkan bagi perusahaan besar, terutama yang memang mengimplementasi layanan berbasis IT.

Di sisi lain, para akademisi pun perlu belajar untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswanya.

Sertifikasi ITIL 4 sendiri dimiliki dan dikelola oleh Kantor Pemerintah Commerce di UK, yaitu sertifikasi manajemen layanan yang diakui secara global.

Sertifikasi ITIL 4 juga dianggap sebagai kualifikasi entry level di bidang IT Service Management.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi ITIL 4 adalah USD129,402 per tahun.

Jadi, mana sertifikasi IT yang akan segera Anda ambil? Segera sertifikasi IT sekarang dan jangan sampai menyesal di masa depan.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

5 Sertifikasi IT Security yang Bawa Karirmu Sampai Luar Negeri

5 Sertifikasi IT Security yang Bawa Karirmu Sampai Luar Negeri

Sertifikasi IT security saat ini jadi suatu hal yang harus dimiliki, khususnya bagi kamu yang berkecimpung di bidang cybersecurity.

Sebenarnya jenis sertifikasi IT security sangat bermacam-macam. Hampir sebagian besar dari sertifikasi IT security tersebut, memiliki fokus pada jaringan dan perlindungan, tentunya pada tingkat yang berbeda-beda.

Hal yang perlu kamu ingat, tiap sertifikasi IT security tersebut memiliki tujuan tertentu. Pastinya, sertifikasi IT security harus disesuaikan dengan peruntukannya.

Jadi, ada baiknya sebelum kamu memilih sertifikasi IT security, penting untuk memastikan jika sertifikasi IT security yang kamu ikuti sudah terakreditasi dan selaras dengan tujuan karir yang ditargetkan.

Supaya tidak penasaran apa saja macam-macam sertifikasi IT security, di bawah ini telah kami rangkum lima sertifikasi IT security yang bisa kamu ikuti, simak penjelasan lengkapnya.

Rekomendasi Sertifikasi IT Security

1. CEH: Certified Ethical Hacker

Sertifikasi IT security yang pertama adalah CEH (Certified Ethical Hacker). Sertifikasi IT security CEH adalah salah satu tingkatan sertifikasi yang ditawarkan oleh EC-Council.

EC-Council sendiri adalah sebuah lembaga sertifikasi di bidang cyber security. CEH bisa dibilang merupakan jenis sertifikasi IT security yang sangat populer. Sebab, rangkaian pembelajaran yang diajarkan dalam CEH sangat unik.

Dalam CEH, kamu diajarkan bagaimana cara untuk menjadi seorang hacker. Tapi yang membedakan, kamu akan diajari menjadi seorang hacker yang memiliki etika dan tidak bertujuan merugikan orang lain.

Sertifikasi IT security CEH sangat direkomendasikan, terutama jika kamu sudah memiliki pengalaman di bidang IT security dan bekerja sebagai security auditor, security administrator, juga berbagai bidang lainnya.

2. Comptia Security+

Sertifikasi IT security selanjutnya adalah Comptia Security+. Sertifikasi IT security ini menguji keahlian dan pengetahuan di dalam bidang keamanan komputer.

Pemilik sertifikasi IT security ini akan memiliki pemahaman lebih mengenai prinsip-prinsip serta konsep dasar keamanan komputer, baik secara lokal atau dalam ruang lingkup jaringan.

Bisa dikatakan, jika kamu memiliki sertifikasi ini, maka kamu sudah mempersiapkan diri menjadi seorang profesional di bidang IT security.

 3. CHFI: Computer Hacking Forensic Investigator

Selanjutnya, sertifikasi IT security ini dIselenggarakan oleh EC-Council, yang menawarkan program pelatihan dan sekaligus ujian sertifikasi internasional Certified Hacking Forensics Investigator (CHFI).

Sertifikasi IT security ini mempelajari teknik identifikasi terjadinya sebuah kejahatan yang melibatkan sistem komputer.

Sebenarnya, teknik investigasi komputer tersebut juga bisa digunakan oleh instansi kepolisian, pemerintah, dan entitas perusahaan global untuk mengumpulkan bukti-bukti serta melakukan analisis terhadap bukti-bukti kejahatan.

Tujuan pengumpulan bukti-bukti tersebut, untuk ditunjukkan dalam pengadilan sebagai dasar penangkapan dan pidana para pelaku kejahatan komputer.

4. CND: Certified Network Defender

Selanjutnya, lembaga sertifikasi EC-Council juga meluncurkan sertifikasi IT security Bernama CND (Certified Network Defender).

Peluncuran sertifikasi IT security ini didasari oleh fokus perusahaan-perusahaan pada cyber defense yang jauh lebih dalam dari sebelumnya.

Perusahaan lebih sadar, jika pembobolan cyber dapat menyebabkan dampak finansial yang sangat besar dan akan menyebabkan rusaknya reputasi sebuah perusahaan.

Bahkan, meskipun upaya perlindungan sudah dilakukan, masih banyak perusahaan masih menjadi korban dari pembobolan cyber.

Itulah mengapa, sebuah perusahaan harus memiliki network engineer yang terlatih dan fokus melindungi, mendeteksi, dan merespon ancaman pada jaringan mereka sebagai metode pertahanan.

Dengan mengikuti sertifikasi IT security CND, kamu akan mendapatkan pemahaman yang rinci dan memiliki kemampuan yang dapat digunakan pada kehidupan nyata yang melibatkan jaringan pertahanan.

Kamu juga bisa memperoleh kedalaman teknis yang diperlukan untuk secara aktif merancang jaringan yang aman dalam organisasimu.

5. CISA: Certified Information Systems Auditor

Salah satu sertifikasi IT security yang juga bisa kamu ikuti adalah CISA. Sertifikasi IT security ini diselengarakan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control Association).

Sertifikasi IT security CISA sudah berlangsung sejak tahun 1978. Pengaturan dalam ujian CISA yang pertama dilaksanakan pada tahun 1981, dan jumlah pendaftar selalun bertambah pada tiap tahunnya menyentuh angka hampir di atas 60.000 auditor.

Calon-calon peserta yang akan mengikuti sertifikasi IT security CISA wajib melewati ujian tertulis, kemudian harus setuju pada aturan ISACA Professional Ethics, menyerahkan bukti dari sedikitnya lima tahun pengalaman profesional bidang auditing, pengedalian , atau keamanan IT dan lainnya.

Setelah lulus sertifikasi IT security CISA, kamu akan dituntut memiliki kesiapan khusus dan juga pengalaman yang memadai di bidang audit sistem informasi.

Selain itu, sertifikasi IT security CISA diakui secara internasional. Pemiliki sertifikasi IT security ini dianggap sebagai professional dengan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kredibilitas, sehingga mampu memberikan value lebih bagi perusahaan.

Perlukah Memiliki Sertifikasi IT Security?

Mungkin kamu masih bertanya-tanya, apakah perlu mengambil sertifikasi IT security? Apakah bisa berdampak positif bagi kamu secara pribadi, baik dari sisi peningkatan karir, penghasilan, penghargaan dan lain-lain?

Tahukah kamu, mengambil sertifikasi sangat berguna. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa didapatkan apabila kamu mengambil program sertifikasi IT security, antara lain:

a. Syarat Administratif

Saat ini, sudah banyak institusi yang menerapkan syarat kualifikasi personil tertentu. Salah satunya dengan adanya pengakuan dari kompetensi yang didapatkan.

Setelah melalui ujian sertifikasi IT security yang dilalui dan sudah lulus, maka kamu akan diakui telah memiliki kompetensi minimal yang disyaratkan lewat ujian.

b. Peluang Kerja Terbuka Lebar

Jika kamu memiliki sertifikasi IT security, maka besar kemungkinan kamu mendapatkan peluang kerja lebih besar, dengan bermodal kompetensi yang dimiliki.

Sebagai contoh, dalam merekrut seorang konsultan IT security, tentu perusahaan akan melakukan proses screening, dan salah satu yang diminta adalah daftar kompetensi konsultan tersebut.

Dengan memiliki sertifikasi security yang reputasinya bagus, tentu nilai jual konsultan tersebut menjadi lebih tinggi dibandingkan konsultan yang hanya mengandalkan nama saja.

Maka tidak heran, jika beberapa perusahaan internasional mulai memasang kualifikasi tertentu di iklan lowongan kerjanya.

c. Mendapat Kompensasi yang Lebih Baik

Kemudian, setelah kamu mengikuti sertifikasi IT security, tentu besar peluang organisasi atau perusahaan akan menghargai kompetensi di bidang IT security tersebut.

d. Peluang Berkarir di Luar Negeri

Selanjutnya, jika kamu memiliki sertifikasi IT security berkelas internasional, peluangmu untuk berkarir di luar negeri tentu akan sangat terbuka lebar.

Sebab, mayoritas perusahaan atau organisasi luar negeri akan lebih yakin dengan kompetensi internasional milikmu, dibandingkan rekan-rekanmu yang hanya mengandalkan nama saja.

Itulah mengapa, jangan sampai kamu menyesal karena tidak mengikuti sertifikasi IT security seperti yang dijelaskan tadi. Sebab, dunia IT security di depan semakin terbuka lebar, dan besar peluang insan IT security Indonesia mampu bersaing dan berkarir hingga mancanegara.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan

Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah dalam menentukan apakah calon pelamar memiliki kompetensi dalam suatu keahlian atau tidak. Hal ini juga sering dijumpai di perusahaan-perusahaan IT. Terlebih lagi banyaknya kosentrasi bidang di dunia IT lumayan banyak dan setiap konsentrasi belum tentu dipahami oleh orang yang berkecimpung di konsentrasi yang berbeda. Mungkin akan berbeda ceritanya jika perusahaan mencari software developer. Perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan portfolio yang dimiliki. Walaupun tentu saja menilai orang dari portfolio yang dimiliki tidak semudah yang kita bayangkan.

Karena hal tersebut, lahirlah sertifikasi di bidang IT. Tidak jarang perusahaan yang membutuhkan tenaga di jaringan komputer kemudian mensyaratkan sertifikasi sebagai syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaannya. Tentunya banyak sekali sertifikasi di konsentrasi dan spesialisasi masing-masing. Di artikel kali ini kita akan fokus di masalah jaringan komputer. Kenapa jaringan? Ya karena memang jaringan komputer adalah bidang yang paling membutuhkan sertifikasi. Perusahaan umum tidak mungkin menyelenggarakan tes praktek langsung untuk calon karyawan IT dengan spesialisasi jaringan karena menyiapkan alat-alatnya saja sudah cukup merepotkan.


 

Jenis-Jenis Sertifikasi Jaringan Komputer

Secara umum, sertifikasi jaringan dibagi menjadi dua yaitu vendor specific certification dan vendor neutral certification. Vendor specific certification adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh vendor. Dalam hal ini tentu saja siapa lagi kalau bukan Cisco, Mikrotik, Juniper, dsb. Sedangkan untuk vendor neutral certification, penyelenggara sertifikasi untuk jaringan bisa dibilang sangat jarang. Yang cukup dikenal oleh kalangan profesional adalah CompTIA. Sebenarnya ada satu lagi yaitu EC Council tapi EC Council lebih dikenal sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikasi di bidang keamanan informasi. Dan memang yang sering banyak digunakan oleh perusahaan adalah sertifikasi vendor specific. Untuk itu, yuk kita bahas secara mendalam tentang macam-macam vendor specific certification!

Sertifikasi Cisco

Siapa yang tak kenal dengan Cisco? Orang bukan dengan latar belakang IT pun banyak yang mengetahui Cisco. Bagi yang belum mengetahui Cisco dan untuk menghindari kebingungan antara Cisco dan Disco jenis musik, kami akan menjelaskan sedikit tentang brand vendor ini.

Cisco didirikan tahun 1984 oleh mahasiswa Stanford. Karena menggunakan fasilitas Universitas untuk proyek ini, Cisco pernah dituntut oleh Stanford atas pencurian hak kekayaan intelektual walaupun pada tahun 1987 akhirnya Stanford University memberikan lisensi router beserta software-nya kepada Cisco.Pada saat demam dot-com di tahun 2000-an, Cisco pernah menduduki the most valuable company. Cisco memang manaruh effort yang tinggi untuk pelatihan dan sertifikasi teknisinya secara global.

Secara umum ada empat tingkatan dalam sertifikasi Cisco yaitu

  1. CCENT (Cisco Certified Entry Network Technician)
  2. CCNA (Cisco Certified Network Associate)
  3. CCNP (Cisco Certified Network Professional)
  4. CCIE (Cisco Certified Network Expert)

Masing-masing tingkatan setelah CCENT mempunyai spesialisasi masing-masing yaitu :

  • Industrial/IoT Network Engineer
  • Network Designer
  • Wireless Network Engineer
  • Network Security Engineer
  • Network Engineer (routing & switching)
  • Collaboration Architect/Engineer
  • Data Center Engineer
  • Cloud Network Engineer
  • Service Provider Network Engineer

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan 1

Tingkatan di masing-masing spesialisasi tersebut merupakan pre requirement yang artinya jika seseorang mempunyai sertifikasi CCNA wireless network, orang tersebut tidak bisa langsung mengambil CCNP untuk spesialisasi cloud network. Untuk spesialisasi industrial/IoT hanya satu tingkatan saja yaitu CCNA. Khusus untuk spesialisasi Network Designer kata network pada tingkatan sertifikasi diganti dengan network. Contoh : CCNA (Cisco Certified Network Associate) diganti dengan CCDA (Cisco Certified Designer Associate).

Sertifikasi MikroTik

Di awal berdirinya, Mikrotik merupakan perusahaan penyedia router dan ISP system. Perusahaan ini menyediakan hardware maupun software untuk konektivitas internet dalam skala global.  Di Indonesia sendiri, penggunaan software maupun hardware Mikrotik sudah cukup populer. Alasannya? Apalagi selain harganya yang terjangkau bila dibandingkan dengan saingannya yaitu Cisco.

Perbedaan sertifikasi MikroTik dengan sertifikasi Cisco terletak pada jalur yang lebih singkat bila dibandingkan dengan sertifikasi milik Cisco. Kemiripannya adalah sertifikasi MikroTik juga dimulai dari satu titik yaitu MTCNA (MikroTik Certified Network Associate). Setelah memiliki sertifikasi MTCNA, seorang teknisi jaringan baru bisa memilih spesialisasinya seperti :

 

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan 2

  • MTCRE (MikroTik Certified Routing Engineer)
  • MTCWE (MikroTik Certified Wireless Engineer)
  • MTCTCE (MikroTik Certified Traffic Control Engineer)
  • MTCUME (MikroTik Certified User Management Engineer)
  • MTCIE (MikroTik Certified IPv6 Engineer)

Khusus untuk MTCRE masih ada sertifikasi lanjutan yaitu MTCINE (MikroTik Certified Inter-Networking Engineer).

Juniper

Produsen perangkat networking ini sebenarnya lebih dikenal di dunia dibandingkan dengan MikroTik terlebih lagi di level service provider. Level yang disediakan oleh Juniper juga hampir mirip dengan kepunyaan Cisco. Perbedaannya adalah jalur sertifikasi Juniper ini lebih spesifik dan tidak dimulai di titik yang sama. Untuk routing dan switching misalnya, Juniper membagi 2 jalur yaitu enterprise dan service provider. Untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini :

 

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan 3

 


 

Bagaimana? Sudah siap untuk mengambil sertifikasi? Sebelum terburu-buru mendaftar ada baiknya jika kita mempersiapkan diri terlebih dahulu. Biaya untuk setiap sertifikasi tidak semurah membeli jajanan di kantin kampus atau warung penyetan di dekat kos karena sertifikasi IT untuk spesialisasi jaringan biasanya bersifat internasional. Artinya, sertifikasi ini berlaku di mana pun di seluruh dunia. Untuk sertifikasi CISCO misalnya, calon peserta tes sertifikasi harus membayar uang hingga jutaan rupiah. Jika dalam tes tersebut Anda gagal, Anda tidak bisa meminta kembali uang yang sudah Anda bayar. Jika Anda ingin mengulangi ujian Anda harus membayar lagi.

Banyak pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga yang berpartner dengan vendor sertifikasi seperti Inixindo Jogja (kunjungi halaman Sertifikasi di Bidang IT/TIK untuk melihat sertifikasi pada spesialisasi lainnya). Selain membantu Anda mempersiapkan diri dalam mengikuti ujian, pelatihan tersebut juga dapat menambah pengetahuan Anda tentang jaringan komputer.