Membuat Mobile App Kini Lebih Mudah Dengan Progressive Web Application
Menurut survey yang dilakukan oleh Hootsuite dan We Are Social pada tahun 2017, sebanyak 69% dari total trafik website yang berasal dari Indonesia diakses melalui smartphone. Jika Anda adalah seorang web developer, tentu pernah terlintas di dalam pikiran Anda bagaimana jika aplikasi web yang telah Anda buat memiliki versi native mobile app di Android maupun di IOS.
Tentu saja tiba-tiba Anda ingin belajar mendevelop aplikasi baik itu di Android maupun IOS. Akan tetapi belajar bahasa pemograman baru seperti Java, Kotling , ataupun Swift tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Diperlukan waktu, tenaga, pikiran dan jam terbang dalam membuat native mobile app di smartphone. Apalagi jika kita ingin aplikasi kita dapat diakses di platformmanapun, kita tentu harus belajar mengenai semua bahasa pemrograman yang telah disebutkan tadi.

Permasalahan ini sebenarnya dapat dipecahkan melalui Progressive Web Application yang dapat membuat interaksi aplikasi web mirip dengan aplikasi native di mobile platform manapun seperti Android , IOS, maupun Windows Phone. Anda tidak perlu melakukan compiling dan debugging di setiap platform. Dengan PWA (Progressive Web Application) memungkinkan bagi aplikasi web disimpan dan dibuka langsung melalui home screen pada smartphone.
Melalui sebuah kode Javascript yang dinamai service worker, aplikasi web Anda dapat mengakses notifikasi dan bahkan menjalankan proses di background. Selain itu, service worker juga bertindak sebagai penentu apakah PWA yang dibuka akan mengakses internet atau hanya mengakses cache yang telah disimpan sebelumnya yang memungkinkan aplikasi tersebut dibuka secara offline. Hal ini tentu saja menguntungkan pengguna karena penggunaan data internet dapat ditekan seminimal mungkin.
Karena teknologi PWA cukup menjanjikan dan memiliki potensi besar dalam menggantikan native mobile app, Inixindo Jogja sebagai lembaga pelatihan dan sertifikasi teknologi informasi akan mengadakan workshop mengenai Progressive Web APP pada tanggal 19-22 Februari 2018. Workshop yang bertempat di Inixindo Jogja Jalan Kenari No. 69, Yogyakarta ini bertujuan agar peserta dapat mengkonversi aplikasi web biasa menjadi PWA.

Jika Anda sebagai web developer merasa tertantang untuk menciptakan Progressive Web Application yang dapat menyaingi native mobile app, Anda dapat menghubungi kami di kontak yang tersedia di situs ini.

Pertama, pemimpin harus memahami bagaimana teknologi mempengaruhi bisnis mereka. Ini tidak berarti hanya satu ide untuk aplikasi baru atau situs web baru. Ini berarti benar-benar memahami bagaimana teknologi mengalir secara organik melalui bisnis. Carilah solusi yang bisa dengan baik mengintegrasikan kelompok bisnis Anda.
Para pemimpin perusahaan juga harus memahami bahwa teknologi tidak hanya mempengaruhi bisnis mereka sendiri, tetapi juga pelanggan mereka. Pemimpin perusahaan harus merancang rencana bisnis berdasarkan bagaimana pelanggan mereka menyesuaikan diri dan menggunakan teknologi.
Saat ini, manusia menggunakan media sosial untuk melampiaskan segala hal, mulai dari ketidakpuasan pelayanan yang mereka alami hingga politik. Namun kelemahannya adalah, penggunaan media sosial semacam ini sering kali menyerupai aliran stress yang tiada akhir. Pada tahun 2015, para peneliti di Pew Research Center yang berbasis di Washington DC berusaha untuk mengetahui, apakah media sosial malah memproduksi lebih banyak stress daripada menguranginya?
Pada tahun 2014, periset di Austria menemukan bahwa partisipan melaporkan suasana hati yang lebih buruk setelah menggunakan Facebook selama 20 menit dibandingkan dengan mereka yang hanya melihat-lihat internet. Studi tersebut menyebutkan, orang merasa demikian karena mereka menganggapnya sebagai pemborosan waktu.
Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara depresi dan penggunaan media sosial. Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 700 siswa, ditemukan bahwa gejala depresi seperti suasana hati yang buruk, perasaan tidak berharga serta tidak berdaya, terkait dengan kualitas interaksi online. Periset menemukan tingkat gejala depresi yang lebih tinggi di antara mereka yang memiliki banyak interaksi negatif
Manusia biasanya menghabiskan malam dalam suasana gelap. Tapi saat ini, kita dimudahkan dengan banyaknya penerangan buatan baik siang ataupun malam. Penelitian menemukan, cahaya berlebihan pada malam hari, dapat menghambat produksi hormon melatonin tubuh.