DDos atau Distributed Denial of Service masih menjadi momok dan sering menyerang sistem hingga saat ini. Meski DDos sudah ada sejak tahun 2000, namun sekarang DDos masih menjadi ancaman nyata bagi server, website dan aplikasi.

Tren serangan DDos mengalami lonjakan yang cukup signifikan di tahun 2024 ini, berdasarkan Gcore. Serangan DDos sendiri mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 46% dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun lalu. Pada kuartal kedua 2024, total serangan mencapai 445.000. Jumlah ini meningkat 34% dibandingkan dengan pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2023.

Peningkatkan ini juga tercermin pada kekuatan serangan yang terjadi. Tercatat serangan paling kuat pada paruh pertama 2024 mencapai 1,7 terabit per detik, jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada 2023. 

Meski kenaikannya hanya 0,1 Tbps, angka ini tetap menunjukkan peningkatan kemampuan serangan yang signifikan. Sebagai gambaran, satu Tbps setara dengan lebih dari 212.000 aliran video HD yang ditransmisikan secara bersamaan. Bahkan serangan dengan kekuatan 300 Gbps saja sudah cukup untuk membuat server down.

Apa itu DDoS atau Distributed Denial of Service?

DDoS adalah bentuk serangan di mana penyerang membanjiri sebuah sistem, situs web, atau jaringan dengan lalu lintas dalam jumlah besar sehingga membuat layanan tersebut tidak bisa diakses oleh pengguna yang sah.

Serangan DDos menargetkan situs web dan server secara luas, bahkan di seluruh jenis industri dan perusahaan dengan semua ukuran di seluruh dunia. Industri tertentu seperti fintech, telekomunikasi, dan perbankan akan lebih berpotensi mendapatkan serangan DDoS ini.

Ilustrasi Social Engineering

Cara kerja DDoS

Pada dasarnya, DDoS menggunakan banyak perangkat yang terinfeksi malware, yang dikenal sebagai botnet, untuk mengirimkan lalu lintas secara bersamaan ke satu target. Akibatnya, server atau jaringan target menjadi kewalahan, memanfaatkan semua sumber dayanya, seperti bandwidth, CPU, atau memori, hingga akhirnya tidak mampu melayani permintaan pengguna yang sah.

Karena serangan ini menggunakan perangkat dari berbagai lokasi di seluruh dunia, sulit untuk membedakan antara lalu lintas yang sah dan yang berbahaya. Inilah yang membuat DDoS menjadi serangan yang sangat efektif dan sulit untuk diatasi.

Jenis-jenis serangan DDoS

Ada beberapa metode yang digunakan oleh hacker dalam melancarkan serangan DDoS, masing-masing metode ini bisa bergantung pada apa yang akan mereka serang. Berikut beberapa jenis serangan DDoS:

  1. Serangan berbasis volume (Volume-based attacks): Bertujuan untuk membanjiri bandwidth target dengan lalu lintas dalam jumlah besar, menyebabkan sistem tidak bisa menangani permintaan lebih lanjut.
  2. Serangan protokol (Protocol attacks): Menyalahgunakan kelemahan dalam protokol jaringan, seperti serangan SYN Flood atau Ping of Death, untuk menguras sumber daya server.
  3. Application layer attacks: Serangan ini menargetkan aplikasi spesifik di layer tertinggi dari model jaringan, seperti HTTP flood yang membanjiri server web dengan permintaan palsu seolah-olah itu lalu lintas normal.

Langkah menghadapi serangan DDoS

Ada beberapa cara untuk mencegah dan memitigasi dampak dari serangan DDoS, diantaranya:

  1. Menggunakan DDoS Protection Service: Layanan ini dapat secara otomatis mendeteksi lalu lintas yang mencurigakan dan mengalihkan lalu lintas yang sah agar tetap berjalan normal.
  2. Implementasi Content Delivery Network (CDN): Dengan menyebarkan konten di berbagai lokasi server secara global, CDN membantu mencegah satu titik kegagalan dan meningkatkan ketahanan terhadap serangan.
  3. Menggunakan Firewall Khusus: Beberapa firewall dirancang khusus untuk mendeteksi dan memblokir lalu lintas yang mencurigakan sebelum mencapai target.
  4. Memantau Lalu Lintas Secara Proaktif: Pemantauan terus menerus atas lalu lintas jaringan dapat membantu mendeteksi anomali lebih awal, memungkinkan mitigasi sebelum serangan menyebabkan kerusakan besar.
Ilustrasi Social Engineering
Seiring dengan semakin canggihnya ancaman siber seperti DDoS, kebutuhan akan profesional yang terlatih dalam menangani insiden keamanan siber semakin tinggi.

 Salah satu cara terbaik untuk memperkuat keterampilan Anda dalam keamanan siber adalah dengan mendapatkan sertifikasi yang relevan. Sertifikasi seperti EC-Council Certified Incident Handler (ECIH) akan membekali Anda dengan pengetahuan praktis dan strategi untuk menghadapi serangan siber, termasuk DDoS.

Jadi, jika Anda ingin mempelajari lebih dalam tentang cara menangani ancaman keamanan siber dan meningkatkan karir Anda, pertimbangkan untuk mengikuti pelatihan keamanan siber dan sertifikasi profesional. Jangan biarkan serangan siber menghentikan pertumbuhan bisnis Anda—persiapkan diri dengan pengetahuan yang tepat!

Next Upcoming Event

Auditor Keamanan Jaringan

25 November 2024
  • 00

    days

  • 00

    hours

  • 00

    minutes

  • 00

    seconds