
5 Kota dengan Smart City Terbaik di Dunia Berdasarkan Indeks Global 2024
Smart city bukan sekadar tentang kota yang penuh teknologi canggih, melainkan tentang bagaimana teknologi, data, dan inovasi dapat digunakan secara strategis untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh lapisan masyarakat, memperkuat efisiensi layanan publik, serta menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Misalnya, sistem pengelolaan lalu lintas berbasis AI dapat membantu mengurangi kemacetan, atau aplikasi pelaporan warga dapat mempercepat penanganan masalah di lingkungan sekitar.
Smart city juga mencakup integrasi berbagai sektor seperti transportasi, energi, lingkungan, kesehatan, dan tata kelola kota ke dalam satu ekosistem digital yang saling terkoneksi. Kota pintar idealnya mampu merespons kebutuhan warganya secara real-time dan memfasilitasi partisipasi aktif warga melalui platform digital.
Berdasarkan Cities in Motion Index (CIMI) 2024 yang dirilis oleh IESE Business School—sebuah lembaga riset terkemuka yang menilai kinerja kota dari berbagai aspek seperti ekonomi, lingkungan, mobilitas, dan pemerintahan digital—lima kota teratas di dunia telah menunjukkan pencapaian luar biasa dalam menggabungkan inovasi teknologi, prinsip keberlanjutan, serta manajemen kota yang cerdas dan inklusif.
Siapa saja kota-kota tersebut dan apa yang membuat mereka unggul? Mari kita bahas satu per satu dalam ulasan berikut ini.

London, Inggris
Sebagai pemuncak Cities in Motion Index 2024, London menunjukkan dominasi dalam penerapan teknologi dan perencanaan kota. Melalui program London’s Smart City Strategy, kota ini mendorong penggunaan data terbuka, sensor IoT di ruang publik, dan efisiensi energi di gedung-gedung pemerintahan.
Tidak hanya itu, London juga dipuji sebagai kota paling “smart” oleh The Smart City Journal (2023), berkat inovasi di bidang konektivitas, transportasi, dan layanan publik digital.

New York, Amerika Serikat
New York berada di posisi kedua dalam CIMI 2024 dan terus menjadi pusat teknologi dan inovasi terbesar di dunia. Kota ini memiliki lebih dari 170 startup unicorn (perusahaan rintisan dengan valuasi di atas 1 miliar USD), mencerminkan ekosistem teknologi yang sangat aktif.
Salah satu proyek ikoniknya adalah LinkNYC, jaringan kios interaktif yang menyediakan akses internet gratis dan layanan informasi kota secara real-time. Transformasi digital New York juga diperkuat dengan digitalisasi layanan kota dan sistem transportasi pintar berbasis aplikasi seperti MTA Bus Time dan SubwayTime, yang memungkinkan warga mengakses jadwal dan posisi kendaraan secara real-time.

Paris, Prancis
Peringkat ketiga ditempati oleh Paris, kota yang memadukan warisan budaya dengan visi kota masa depan. Melalui inisiatif Paris Smart City 2050, kota ini berencana membangun menara-menara energi-positif yang dilengkapi dengan taman vertikal, pertanian urban, dan sistem pengelolaan energi mandiri.
Paris juga menerapkan kebijakan Plan Climat-Air-Énergie untuk memantau kualitas udara secara digital dan mengurangi emisi karbon hingga 75% pada tahun 2050.

Tokyo, Jepang
Di posisi keempat, Tokyo menonjol dalam inovasi transportasi dan perencanaan kota. Kota ini mengintegrasikan sistem kereta otomatis, transportasi publik berbasis aplikasi, dan manajemen lalu lintas cerdas berbasis AI.
Tokyo juga mengembangkan distrik seperti Odaiba dan Shibuya sebagai zona eksperimen untuk teknologi IoT dan smart living. Semua ini menjadikan Tokyo sebagai model urbanisasi berteknologi tinggi yang tetap efisien dan manusiawi. Selain itu, pemerintah Tokyo secara aktif mendorong penggunaan energi bersih melalui proyek seperti Tokyo Zero Emission Strategy yang menargetkan netralitas karbon pada tahun 2050.

Berlin, Jerman
Terakhir, Berlin berhasil masuk lima besar berkat kombinasi kuat antara inovasi teknologi dan tata kelola kota. Berlin memiliki ekosistem startup yang berkembang pesat, berada di peringkat ke-13 dunia dalam Global Startup Ecosystem Ranking 2023.
Melalui strategi Berlin Smart City, kota ini mengembangkan sistem e-governance, penggunaan energi terbarukan, dan partisipasi warga melalui platform digital. Tujuannya jelas: menjadikan kota ini inklusif, efisien, dan berkelanjutan.
Kelima kota ini bukan hanya sekadar “pintar” secara teknologi, tapi juga berkomitmen menciptakan kota yang layak huni, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi.
Strategi mereka bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dalam membangun ekosistem smart city yang berkelanjutan dan inklusif. Kota-kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung sudah mulai mengadopsi konsep ini, namun masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur digital, partisipasi masyarakat, dan integrasi antar layanan publik.
Executive Class – IT Governance with COBIT 2019 + AI Strategies and Policies
-
23
days
-
17
hours
-
12
minutes
-
48
seconds