Sejarah telah memperlihatkan, bagaimana perusahaan raksasa dunia seperti Kodak dan Nokia tergilas jaman dalam era digital. Inovasi dan agility menjadi kunci untuk sebuah perusahaan beradapasi dalam perubahan budaya digital yang hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan. Istilah startup tumbuh menjamur sebagai ketertarikan terhadap pemanfaatan digital untuk berbisnis. Digital telah menjadi alasan untuk mengusung transformasi, inovasi dan bisnis.
Nike
Contoh pertama sebuah perusahaan yang menggunakan aspek digital yaitu Nike. Nike kita kenal sebagai perusahaan sepatu olahraga. Layaknya sepatu, maka kenyamanan saat dipakai, ringan dan awet adalah parameter kualitas sepatu yang dipilih oleh customer. Nike tetap mempertahankan kualitas fisik tersebut. Namun Nike berusaha menggabungkan dimensi fisik dan dimensi digital. Nike SportBand merupakan jawaban Nike akan adaptasi digital dalam bisnis, yaitu sebagai berikut:
Nike telah mengkombinasikan kenyamanan fisik sebuah sepatu olahraga, aksesori digital dan situs jejaring sosial, yang pada efek bisnisnya meningkatkan revenue perusahaan.
GOJEK
Contoh kedua yang dapat dianalisa adalah Gojek. Gojek begitu fenomenal khususnya di Jakarta dalam beberapa tahun belakangan ini. Kehadiran Gojek memunculkan pro dan kontra pastinya. Di satu sisi, kehadiran gojek memberikan kemudahan bagi warga Jakarta, sebagai sarana transportasi yang cepat, mudah dan murah, serta berkembang menjadi layanan lain seperti Go Food dan Go Box, yang semakin memudahkan memenuhi kebutuhan warga Jakarta beraktifitas dengan kondisi kesibukan dan kemacetan yang ada di Jakarta. Sisi kontranya berasal dari Tukang Ojek Pangkalan yang merasa tersaingi dengan kehadiran ojek online. Inti dari layanan Gojek adalah menghubungkan antara supply and demand dengan media aplikasi online dalam smartphone.
Gojek adalah sebuah perusahaan teknologi aplikasi, bukan perusahaan transportasi atau travel. Digital telah menjadi jantung dari perusahaan ini. Aplikasi Gojek hingga Juni 2016, telah diunduh sebanyak 20 juta kali. Bagaimana sebagai sebuah perusahaan yang berdiri sejak tahun 2011 ini mendapatkan revenue dari aspek digital? Terlepas dari paradigma startup, di mana selalu ada pendukung investor kuat dibelakangnya, sebuah tata kelola perusahaan tentunya memiliki kaidah governance yang menuntun kepada kebijakan investasi, efisiensi dan profitabilitas. Gojek pada 2017, mendapatkan sebuah pernyataan sebagai perusahaan yang merugi.
Dua contoh yaitu Nike dan Gojek dapat di analisa dalam penggunaan inovasi digital, Nike mengambil langkah digital dan dapat meningkatkan revenue bagi perusahaan, sedangkan Gojek juga mengambil langkah digital namun tidak atau belum mendapatkan pertumbuhan revenue bagi perusahaan, dalam rentang waktu yang sama. “Apa yang mempengaruhi Inovasi Digital di sebuah perusahaan dapat memiliki dampak revenue yang diharapkan?” Inovasi digital bagi sebuah perusahaan akan memiliki 2 faktor pendukung untuk keberhasilannya, yaitu kemampuan digital perusahaan dan kemampuan leadership perusahaan.
Kemampuan Digital Perusahaan
Sebuah perusahaan pasti akan menentukan strategi, apa yang akan menjadi andalan dalam kemampuan digitalnya. Strategi akan memiliki aspek kepada fokus investasi terhadap kemampuan digital. Kemampuan Digital sebuah perusahaan dapat dilihat dari :
Kemampuan Leadership Perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan inovasi digital yang dilakukan. Kepemimpinan dapat dari semua level seperti Kepala Divisi, Manager, GM, VP dan CEO. Kemampuan leadership perusahaan yang mendukung inovasi digital adalah :
Kedua faktor pendukung tersebut apabila dianalisa dalam bentuk koordinat, dapat menghasilkan kuadran-kuadran level kedigitalan suatu perusahaan.
Berdasarkan karakteristik tentang level yang ada, jenis-jenis perusahaan dapat dimasukkan dalam level yang menyesuaikan dengan kelajuan dan kelembaman bisnis untuk bergerak menyesuaikan perubahan digital.
Perubahan digital adalah sebuah keniscayaan dan tidak terbantahkan. Anak-anak saat ini dilahirkan dengan membawa DNA digital, tetapi generasi manusia yang lahir tahun 2000 ke bawah belum membawa DNA digital, maka diperlukan perubahan budaya digital. Seberapa kuat sebuah perusahaan menahan gempuran digital, tanpa berinovasi dan bertransformasi ke digital? Menarik untuk dicermati dan dianalisa. Contoh dan pengalaman sudah terhampar jelas di depan mata kita, Kodak dan Nokia.
Selamat Datang di dunia digital.
Maka akan muncul pertanyaan :
Temukan jawabannya di Inixindo Jogja.
Direktur Inixindo Jogja
Behind every beauty, there’s coffee