http://ingemantspa.cl/ https://ibu.org.br/ https://quifra.com/ http://losam.co.za/ https://nihonbashicolombia.org/ https://madureirabar.com.br/ https://webbyte.es/ https://desvine.com/ https://newleafhealthspa.co.za/ https://nanoprotectbrasil.com.br/ https://103.117.57.246/ https://103.193.177.87/ https://www.nytbroadway.com/ http://foodieobs.com/ https://poin123ku.com/
– Inixindo Jogja
Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 – Environment Setup)

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 – Environment Setup)

Perangkat mobile atau smartphone pada saat sekarang ini sudah menjadi benda wajib yang selalu ada di saku atau tas masing-masing. Jumlah orang yang memiliki smartphone tentunya jauh lebih besar dibandingkan orang yang memiliki laptop atau desktop. Hal inilah yang menyebabkan aplikasi mobile laris dan terpasang pada perangkat masing-masing bagaikan pisang goreng di saat hujan di sore hari. Sebagai hukum sebab akibat yang sudah dirumuskan pepatah zaman dulu yaitu ‘ada gula ada semut’, yang bila diartikan menjadi ada ‘konsumen pisang goreng berarti ada yang jualan pisang goreng’, atau agar lebih pas bila disesuaikan dengan bahasan kita berarti ‘ada mobile user tentunya ada mobile developer’. Kondisi inilah yang menyebabkan semua kalangan mulai dari perusahaan, software house, media, dan bahkan anak magang beramai-ramai menciptakan dan mengembangkan mobile app.

Kekhawatiran muncul dari penjual es krim yang sekali lagi jika disesuaikan dengan bahasan kita berarti ‘web developer’ yang rata-rata secara natural hanya menguasai bahasa markup yaitu HTML & CSS, bahasa pemrograman seperti Javascript & PHP, dan bahasa query yaitu SQL. Padahal, pengembangan mobile apps saat ini dikuasai oleh dua bahasa pemrograman yaitu Java (untuk Android) dan Swift (untuk iOS). Masalah ini ditambah dengan keinginan agar apps dapat hadir dan berjalan di dua platform tersebut. Tentu saja ini semakin membuat kompleksitas pengembangan mobile app semakin meningkat.

Solusi untuk permasalahan ini sebenarnya sudah ada pada tahun 2011 sejak hadirnya Cordova (berganti nama menjadi PhoneGap setelah diakuisisi oleh Adobe) sebagai framework pengembangan hybrid app di mana dengan menggunakan HTML, CSS, dan Javascript kita dapat meng-compile mobile app di dua platform Android dan iOS. Sampai sekarang Cordova/PhoneGap masih dijadikan solusi tercepat untuk membangun aplikasi mobile bagi para developer web.

Tapi jangan senang dulu, Alejandro! Aplikasi hybrid yang dibuat dengan Cordova/PhoneGap ini memiliki performa yang jauh lebih rendah bila dibandingkan mobile app yang dikembangkan secara native. Hal ini membuat para developer menjadi malas-malasan untuk menggunakan Cordova/Phonegap karena resikonya besar yaitu mereka harus mengorbankan user experience. Walaupun begitu dengan berkembangnya teknologi, hadir React Native sebagai solusi dalam pengembangan aplikasi mobile.

Mirip dengan dengan Cordova/PhoneGap, React Native membuat developer dapat mengembangkan aplikasi mobile dengan menggunakan Javascript yang tentu saja telah dikuasai oleh mayoritas web developer dan bila dibandingkan secara performa, React Native jauh mengungguli Cordova/Phonegap walaupun masih berada sedikit di bawah aplikasi native dari masing-masing platform.

Kita cukupkan saja cerita panjang tentang latar belakang native mobile app, hybrid app, dan pisang goreng ini. Pada kesempatan kali ini, kami akan membagikan langkah-langkah dalam membuat native mobile app dengan menggunakan React Native. Tutorial ini akan di bagi menjadi beberapa part. Pada part 1 ini kita akan mempersiapkan environment-nya terlebih dahulu.

 

Tools of Trade

Dalam tutorial kali ini beberapa tools yang akan kita gunakan adalah:

  1. NodeJs (download di sini)
  2. Android Studio
  3. SDK Manager
  4. JDK
  5. Python2

Setting Up Tools

Setelah semua tools kita dapatkan, langkah selanjutnya adalah men-setup semua peralatan tadi ke dalam perangkat yang kita gunakan. Dalam tutorial ini kita akan menggunakan Windows 10 sebagai sistem operasi dalam environment pengembangan kita.

 

1. Extract nodejs yang telah didownload,
semisal di D:\node-v10.15.0-win-x64 Anda harus mengingat lokasi tersebut, karena nanti akan kita tambahkan lokasi tersebut ke dalam path variable.

2. Install Android Studio beserta SDK Manager-nya.
Step ini membutuhkan koneksi internet dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Jangan lupa catat dimana lokasi Android Studio dan SDK Managernya. Kita akan menggunakanya di step selanjutnya karena Android Studio ketika diinstal otomatis akan menginstal versi SDK terakhir maka proses instalasi SDK otomatis telah dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah mencatat lokasi SDK manager.

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 1

3. Menginstall JDK 
Jangan lupa catat lokasi JDK terinstall biasanya default lokasi JDK bisa ditemukan di C:\Program Files\Java\jdk1.8.0_162\

 

4. Menginstall Python
Setelah menginstal jangan lupa catat lokasi nya karena nanti kita harus menambahkanya ke dalam system path variable.

 

5. Menambahkan JAVA_HOME Environment Variable
Java home adalah lokasi di mana JDK diinstall. Secara default JDK terinstal di C:\Program Files\Java\jdk1.8.0_162\

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 2

6. Menambahkan ANDROID_HOME Environment Variable

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 3

7. Menambahkan beberapa lokasi di bawah ini kedalam System Path variable
Yang perlu ditambahkan adalah lokasi folder berikut:

    1. Nodejs
    2. Java/bin
    3. Gradle/bin
    4. SDK/platform-tools
    5. SDK/tools
    6. Python
Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 4

 

React Native Installation

Setelah ke enam langkah di atas dilakukan dengan benar maka seharusnya saat ini anda telah siap untuk memasang React Native ke komputer Anda. Langkah-langkah untuk memasang React Native dapat dilakukan melalui step-step dibawah ini :

1. Buka command prompt
(bisa dilakukan dengan menekan kombinasi keyboard windows + ‘r’ dan ketikkan cmd lalu klik ‘OK’)

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 5

2. Ketikkan perintah pada command line:

npm install -g react-native-cli

Tunggu sampai selesai! Proses ini membutuhkan koneksi internet

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 6

3. Membuat project baru
Sebelum membuat project baru ada baiknya kita membuat folder khusus untuk project kita. Saya sarankan untuk membuat folder dengan nama yang singkat dan tidak terdapat spasi untuk menghindari error. Di bawah ini urutan perintah untuk memulai project baru:

D:
mkdir labReactNative
react-native init AwesomeProject

Tunggu hingga proses selesai!

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 7

 

4. Membuat android virtual device (AVD)

 

5. Jalankan project yang telah kita buat
Untuk menjankan project yang telah kita buat dapat menggunakan perintah dibawah ini:

cd AwesomeProject
react-native run-android

Tutorial Membuat Mobile App Menggunakan React Native (Part 1 - Environment Setup) 8

 


 

Itu tadi langkah-langkah dalam menginstal dan men-setup environment dalam membuat mobile app dengan menggunakan React Native. Ikuti terus update terbaru dari Inixindo Jogja agar tidak ketinggalan Tutorial React Native part selanjutnya!

 

 

 

Step by step tutorial from:

Arindra Saktiawan
Instructor of Inixindo Jogja

Mana yang Lebih Loyal, Pengguna iOS Atau Android?

Mana yang Lebih Loyal, Pengguna iOS Atau Android?

Mana yang Lebih Loyal, Pengguna iOS Atau Android?

Sebagai dua sistem operasi ponsel terbesar dunia, iOS dan Android selalu menawarkan fitur-fitur terbaik di dalamnya. Mana yang membuat pelanggannya lebih setia?

Pemilik smartphone dan tablet Android ternyata lebih loyal terhadap merek mereka daripada pengguna perangkat iOS Apple, menurut sebuah laporan baru. Studi dari Consumer Intelligence Research Partners (CIRP) menunjukkan bahwa 91% pemilik Android tetap setia terhadap OS mobile tersebut, dibandingkan dengan 86% pengguna IOS.

Data tersebut dikumpulkan sebagai bagian dari survei kuartalan terhadap 500 pengguna yang telah dilakukan oleh CIRP mulai Maret 2013 sampai Desember 2017. Untuk hasil terakhir, CIRP mengukur persentase pelanggan yang bertahan dengan setiap sistem operasi saat mengaktifkan telepon baru selama dua belas bulan, yang berakhir pada bulan Desember 2017. Penelitian tersebut menemukan bahwa selama periode terakhir loyalitas Android berjalan dari 89% menjadi 91%, sementara loyalitas IOS berkisar antara 85% dan 88%.

Persentase ini didasarkan pada perilaku konsumen di Amerika Serikat pada 2017 yang tetap setia dengan satu sistem operasi setelah mereka memutuskan mengganti ponselnya. CIRP menggaris bawahi jika tingkat penggantian perangkat berbeda dengan total orang yang mengganti ponselnya.Mike Levin, partner dan co-founder CIRP, mengatakan loyalitas merek untuk Apple IOS dan Android telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

“iOS dan Android bersaing lebih agresif seiring jumlah pembeli smartphone pertama kali menyusut,” ujar Mike Levin, co-founder dari CIRP.

“Dengan lebih sedikit pengguna sistem operasi smartphone lawas, pemilik telepon dasar, dan pembeli ponsel pertama kali, Android dan iOS sekarang sebagian besar mendapatkan dan kehilangan pengguna ke sistem operasi lain. Mengingat saat ini hanya ada dua sistem operasi yang menguasai pasar, para konsumen pun terlihat untuk memilih salah satu, mempelajarinya, membeli perangkatnya, lalu setia pada pilihannya tersebut,” lanjutnya.

Mana yang Lebih Loyal, Pengguna iOS Atau Android? 9

Ia menambahkan, Apple dan Google harus memikirkan cara untuk dapat terus menjual produk dan layanan keduanya kepada para pelanggan setia mereka. Hal ini pun terlihat dari sikap keduanya yang memang mencoba terus meningkatkan pendapatannya dengan bersumber pada konsumen setianya.

Bagi Apple, pertumbuhan yang ditunjukkan oleh layanan seperti Apple Music, Apple Pay, iCloud, Apple Care, dan App Store mampu membuat mereka menorehkan rekor pendapatan di sektor jasa pada November lalu.

Sedangkan untuk Android, banyaknya ponsel yang mengadaptasi sistem operasi ciptaan Andy Rubin ini membuat para pelanggan setia memiliki keleluasaan dalam mencoba berbagai varian smartphone tanpa menjadi ‘pembelot’ untuk mencoba pengalaman baru.

Menariknya, jika melihat waktu yang lebih lampau, 2013 misalnya, sejatinya pengguna iOS tampak lebih setia dibanding pemakai Android. Fenomena tersebut pun mulai berubah pada pertengahan 2014, dan sejak saat itu Android mampu mempertahankan, bahkan meningkatkan, loyalitas konsumennya di atas iOS.

Sementara itu, narasumber lainnya Josh Lowitz, mitra dan pendiri CIRP, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Loyalitas pengguna Android sekarang sedikit melebihi pengguna IOS.”

“Seiring waktu, loyalitas Android meningkat secara bertahap, karena mencapai kesamaan dalam ketersediaan aplikasi, musik dan video, dan saat pengalaman pengguna di kedua platform menjadi lebih serupa,” ujarnya.

Pengguna Android juga mendapatkan keuntungan dari berbagai jenis ponsel yang berbeda dari produsen yang berbeda, yang memungkinkan mereka mengubah perangkat keras tanpa melakukan swtiching ke sistem operasi baru, Lowitz menambahkan.

Membuat Mobile App Kini Lebih Mudah Dengan Progressive Web Application

Membuat Mobile App Kini Lebih Mudah Dengan Progressive Web Application

Menurut survey yang dilakukan oleh Hootsuite dan We Are Social pada tahun 2017, sebanyak 69% dari total trafik website yang berasal dari Indonesia diakses melalui smartphone. Jika Anda adalah seorang web developer, tentu pernah terlintas di dalam pikiran Anda bagaimana jika aplikasi web yang telah Anda buat memiliki versi native mobile app di Android maupun di IOS.

Tentu saja tiba-tiba Anda ingin belajar mendevelop aplikasi baik itu di Android maupun IOS. Akan tetapi belajar bahasa pemograman baru seperti Java, Kotling , ataupun Swift tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Diperlukan waktu, tenaga, pikiran dan jam terbang dalam membuat native mobile app di smartphone. Apalagi jika kita ingin aplikasi kita dapat diakses di platformmanapun, kita tentu harus belajar mengenai semua bahasa pemrograman yang telah disebutkan tadi.

Membuat Mobile App Kini Lebih Mudah Dengan Progressive Web Application 10

Permasalahan ini sebenarnya dapat dipecahkan melalui Progressive Web Application yang dapat membuat interaksi aplikasi web mirip dengan aplikasi native di mobile platform manapun seperti Android , IOS, maupun Windows Phone. Anda tidak perlu melakukan compiling dan debugging di setiap platform.  Dengan PWA (Progressive Web Application) memungkinkan bagi aplikasi web disimpan dan dibuka langsung melalui home screen pada smartphone.

Melalui sebuah kode Javascript yang dinamai service worker, aplikasi web Anda dapat mengakses notifikasi dan bahkan menjalankan proses di background. Selain itu, service worker juga bertindak sebagai penentu apakah  PWA yang dibuka akan mengakses internet atau hanya mengakses cache yang telah disimpan sebelumnya yang memungkinkan aplikasi tersebut dibuka secara offline. Hal ini tentu saja menguntungkan pengguna karena penggunaan data internet dapat ditekan seminimal mungkin.

Karena teknologi PWA cukup menjanjikan dan memiliki potensi besar dalam menggantikan native mobile app, Inixindo Jogja sebagai lembaga pelatihan dan sertifikasi teknologi informasi akan mengadakan workshop mengenai Progressive Web APP pada tanggal 19-22 Februari 2018. Workshop yang bertempat di Inixindo Jogja Jalan Kenari No. 69, Yogyakarta ini bertujuan agar peserta dapat mengkonversi aplikasi web biasa menjadi PWA.

Membuat Mobile App Kini Lebih Mudah Dengan Progressive Web Application 11

Jika Anda sebagai web developer merasa tertantang untuk menciptakan Progressive Web Application yang dapat menyaingi native mobile app, Anda dapat menghubungi kami di kontak yang tersedia di situs ini.