https://www.rapa-puru.com/ https://ingemantspa.cl/ https://103.63.25.105/
https://fmipa.unpad.ac.id/wp-includes/robopragma/ https://unram.ac.id/wp-content/slot88/ https://fmipa.unpad.ac.id/wp-content/vvip2024/
– Inixindo Jogja
5 Tahapan Siklus Manajemen Layanan ITIL yang Perlu Kamu Ketahui

5 Tahapan Siklus Manajemen Layanan ITIL yang Perlu Kamu Ketahui

Manajemen layanan teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi. Pemanfaatan teknologi dalam sebuah organisasi perlu dikelola dengan baik.

Manajemen layanan teknologi informasi merupakan layanan yang memanfaatkan teknologi dan terpusat pada perspektif konsumen terhadap bisnis organisasi. Tujuan utama dari manajemen layanan ini adalah memaksimalkan pelayanan teknologi yang ada dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi, tentunya untuk mencapai tujuan strategis dari sebuah bisnis perusahaan.

Information Technology Infrastructure Library atau ITIL menjadi salah satu konsep untuk menerapkan best practice dalam manajemen layanan IT. ITIL berfokus pada manajemen layanan IT karena mudah diadaptasi dan memenuhi standar. Manajemen layanan IT dengan ITIL merupakan konsep best practice yang diterapkan dalam layanan IT untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan strategi organisasi yang sudah ada.

Penerapan manajemen layanan IT dengan ITIL dilakukan dengan sebuah proses. Proses tersebut merupakan kegiatan yang dirancang untuk mencapai hasil yang spesifik. Dalam sebuah proses dibutuhkan sebuah peran, tanggung jawab, tools, dan kontrol yang baik agar memberikan hasil yang diinginkan.

Karakteristik sebuah proses yang berjalan dengan baik memiliki standar-standar yang perlu dipenuhi, seperti harus bisa diukur dan bisa memberikan hasil yang spesifik. Dalam proses tersebut terdapat beberapa peran dan tanggung jawab yang berbeda seperti Service Owner dan Process Owner. 

Tahapan Siklus Manajemen Layanan ITIL

ITIL memiliki 5 tahapan dalam Service Management, tahapan tersebut terdiri dari service strategy, service design, service transition, service operation, dan continual service improvement.

Service Strategy

Strategi Layanan merupakan langkah pertama dalam siklus manajemen layanan ITIL. Di tahap ini, organisasi menetapkan visi, tujuan, dan kebutuhan bisnis yang akan dicapai melalui layanan IT. 

Aktivitas utama dalam strategi layanan meliputi identifikasi kebutuhan pengguna, penentuan layanan yang akan disediakan, serta perencanaan sumber daya dan anggaran yang diperlukan. Pada akhirnya, tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa layanan IT yang disediakan dapat memberikan nilai tambah yang sejalan dengan strategi bisnis organisasi.

Service Design

Setelah strategi layanan ditetapkan, tahap berikutnya adalah Desain Layanan. Di sini, organisasi merancang infrastruktur, proses, dan kebijakan yang diperlukan untuk mendukung penyediaan layanan IT. 

Desain Layanan mencakup aspek seperti arsitektur teknis, manajemen kapasitas, keamanan informasi, dan manajemen kebutuhan. Fokus utama tahap ini adalah memastikan bahwa layanan yang akan disediakan memenuhi persyaratan bisnis dan teknis, serta dapat diimplementasikan dengan efisien.

Siklus manajemen layanan ITIL

Service Transition

Setelah perencanaan dan desain selesai, layanan IT harus dipindahkan dari tahap pengembangan ke tahap produksi. Ini terjadi di Transisi Layanan. 

Di tahap ini, organisasi melakukan pengujian, pelatihan, dan migrasi data untuk memastikan bahwa perubahan yang akan diterapkan pada layanan IT dapat dilakukan dengan lancar dan minimal gangguan terhadap operasi bisnis yang berjalan.

Service Operation

Operasi Layanan adalah tahap di mana layanan IT disediakan dan dijalankan secara rutin. Di sini, organisasi bertanggung jawab atas pengelolaan insiden, permintaan layanan, pemantauan kinerja, dan penanganan masalah. 

Fokus utama tahap ini adalah menjaga layanan IT tetap berjalan dengan lancar sesuai dengan yang dijanjikan kepada pengguna, serta merespons dengan cepat terhadap masalah atau kebutuhan yang muncul.

Continual Service Improvement

Tahap terakhir dalam siklus manajemen layanan ITIL adalah Perbaikan Layanan. Di sini, organisasi mengevaluasi kinerja layanan IT mereka secara terus-menerus, mengidentifikasi area perbaikan, dan menerapkan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan nilai tambah yang diberikan kepada bisnis. 

Proses perbaikan layanan ini bersifat siklikal, sehingga organisasi dapat terus mengembangkan dan meningkatkan layanan mereka seiring waktu.

Apa Perbedaan ITIL dan COBIT? Ini Penjelasannya!

Apa Perbedaan ITIL dan COBIT? Ini Penjelasannya!

ITIL dan COBIT merupakan kerangka kerja yang sangat populer dalam tata kelola IT, lalu apa perbedaan ITIL dan COBIT?

Sistem tata kelola IT dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat penting, terlebih di era yang serba digital seperti sekarang ini. 

Kini organisasi menggantungkan seluruh proses bisnis mereka pada teknologi informasi, maka dibutuhkan kerangka kerja yang efektif untuk keberlangsungan tata kelola IT di perusahaan. 

Kerangka kerja yang sering digunakan adalah  ITIL atau Information Technology Infrastructure Library dan COBIT atau Control Objectives for Information and Related Technologies.

Meskipun kedua framework ini berfokus pada IT management, ada perbedaan mendasar diantara keduanya. Apa saja perbedaanya?

Apa Perbedaan ITIL dan COBIT? Ini Penjelasannya! 1

ITIL

ITIL adalah kerangka kerja yang awalnya dikembangkan oleh pemerintah Inggris untuk membantu organisasi dalam mengelola layanan TI. 

ITIL berfokus pada pengelolaan siklus hidup layanan TI, mulai dari perencanaan, desain, pengembangan, pengoperasian, hingga perbaikan terus-menerus.

ITIL berfokus pada kebutuhan pengguna dan memastikan bahwa layanan TI disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan pengguna.

ITIL terdiri dari beberapa proses dan praktik terbaik yang mencakup manajemen perubahan, manajemen konfigurasi, manajemen kapasitas, manajemen insiden, manajemen masalah, dan lain sebagainya. 

Setiap proses memiliki panduan dan langkah-langkah terinci yang dapat membantu organisasi dalam merancang, mengimplementasikan, dan memelihara layanan TI yang berkualitas.

Apa Perbedaan ITIL dan COBIT? Ini Penjelasannya! 2

COBIT

Di sisi lain, COBIT adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) untuk membantu organisasi dalam mengendalikan dan mengelola risiko terkait TI. 

COBIT menekankan pentingnya pengendalian, kepatuhan, dan tata kelola yang baik dalam mengelola sistem TI. 

Tujuan utama COBIT adalah untuk memberikan panduan praktis dalam mencapai tujuan bisnis dengan memanfaatkan TI secara efektif dan efisien.

COBIT memiliki empat domain utama, yaitu perencanaan dan pengorganisasian, pengadaan dan implementasi, pengoperasian dan pemeliharaan, serta pemantauan dan evaluasi. 

Setiap domain ini memiliki proses, praktik, dan panduan yang ditetapkan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan pengendalian dan tata kelola TI. 

COBIT juga memberikan panduan untuk menetapkan kriteria pengukuran kinerja dan mengidentifikasi tingkat kematangan proses dalam organisasi.

Perbedaan ITIL dan COBIT 

Secara umum, perbedaan ITIL dan COBIT terletak pada fokus dan cakupan kerangka kerja masing-masing. 

ITIL lebih fokus pada manajemen siklus hidup layanan IT dan memenuhi kebutuhan pengguna

Sementara COBIT lebih menekankan pada pengendalian, kepatuhan, dan tata kelola IT secara menyeluruh. 

ITIL lebih berfokus pada pengiriman dan pengelolaan layanan IT yang lebih efektif.

Sedangkan COBIT memberikan panduan yang komprehensif untuk mengendalikan risiko dan mencapai kepatuhan. 

Memahami perbedaan mendasar ITIL dan COBIT sangat penting untuk memilih kerangka kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 

ITIL lebih cocok bagi organisasi yang ingin meningkatkan pelayanan dan manajemen layanan IT. 

Sedangkan COBIT lebih cocok bagi organisasi yang memiliki kebutuhan yang lebih luas dalam hal pengendalian dan tata kelola IT. 

Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Biasanya, sebuah bidang pekerjaan menuntut standar kompetensi tertentu, contohnya seperti sertifikasi ITIL 4.

Sertifikasi ITIL 4 ini sendiri merupakan bukti keahlian di bidang IT yang lebih spesifik, dibanding hanya ijazah yang meskipun merupakan salah satu jenis sertifikat, namun sifatnya cenderung umum.

Akan tetapi selain sertifikasi ITIL 4, sebenarnya masih ada banyak sertifikat-sertifikat lain yang ada baiknya Anda miliki dan sesuaikan kebutuhan.

Sebab, memiliki sertifikasi ITIL 4 maupun sertifikasi IT lainnya, bisa membantu Anda mendapatkan posisi yang lebih baik dibanding dengan seseorang yang hanya bermodal ijazah saja.

Belum lagi, di sektor Information Technology (IT) sendiri, merupakan salah satu bidang yang paling banyak menuntut para pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi.

Lucunya, saking pentingnya sertifikasi di bidang IT, sampai-sampai banyak yang mengatakan, “apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya?”.

Ini Bukti Pentingnya Sertifikasi

Memiliki sertifikasi IT nyatanya memang terbukti efektif mendongkrak gaji Anda yang memang memiliki karir di dunia IT.

Melansir situs Grid.id pada sebuah survei dari Global Knowledge menemukan, bahwa 83 persen dari profesional IT di Amerika Serikat dan Kanada memiliki setidaknya sebuah sertifikasi IT.

Bahkan, rata-rata gaji di AS untuk seorang pemegang sertifikasi IT lebih tinggi 11,7 persen, atau sekitar 8.400 USD dibanding yang belum memiliki sertifikasi IT salah satunya seperti sertifikasi ITIL 4.

Dengan memiliki karyawan profesional bersertifikasi, nyatanya memang bermanfaat bagi perusahaan.

Dari perusahaan yang disurvei, 44 persen dari pengambil keputusan IT mengatakan bahwa sertifikasi IT seperti sertifikasi ITIL 4 membuat karyawan bisa bekerja lebih cepat.

Kemudian, sebanyak 33 persen mengatakan lebih efisien ketika mengimplementasikan sistem.

Lalu 23 persen mengatakan, sertifikasi membantu mereka mengimplementasikan produk dan layanan mereka secara lebih cepat dengan kesalahan yang lebih sedikit.

Macam-macam Sertifikasi IT

Sertifikasi IT sendiri biasa dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT seperti Microsoft, AWS, Google, dan Cisco.

Apabila Anda memang salah satu orang yang terjun di bidang IT, dan memiliki niat untuk menapaki karir di bidang tersebut, simak sepuluh sertifikasi di bidang IT seperti yang dikutip dari PCMag berikut ini.

1. Google Certified Professional Cloud Architect

Sertifikasi IT ini hadir pada 2017, sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect ada di posisi teratas.

Untuk mendapatkan sertifikasi ini, Anda harus bisa mendesain, mengembangkan, dan mengatur arsitektur cloud Google dengan teknologi GCP.

Anda juga harus memiliki pengetahuan dan berbagai macam skenario untuk menemukan solusi.

Saat ini skil coud mendapat banyak permintaan, dan sangat penting untuk perusahaan di masa depan.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect adalah USD175,761 per tahun.

2. Sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate

Amazon Web Service (AWS) adalah platform pilihan utama di wilayah AS, Kanada, bahkan dunia.

Sedangkan sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate ini sendiri, dirancang untuk mereka yang memiliki latar belakang penggunaan platform AWS.

Fokus utama dari sertifikasi IT ini, yaitu untuk merancang dan menerapkan sistem yang skalabel pada platform AWS, termasuk juga bagaimana menjaga agar biaya pengembangannya tetap efektif, namun tanpa mengorbankan keamanan, keandalan, serta kualitasnya.

Namuna ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

– Diperlukan minimal satu tahun pengalaman merancang sistem pada platform AWS.

– Kemudian memiliki pengetahuan sedikitnya satu bahasa pemrograman tingkat tinggi.

–  Terakhir, paham tentang praktik-praktik terbaik seputar pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis AWS.

Kemudian, untuk rata-rata gaji pemegang sertifikasi IT AWS Certified Solution Architect – Associate adalah USD149,446 per tahun.

3. Sertifikasi CISM (Certified Information Security Manager)

Kemudian, sertifikasi IT selanjutnya dikeluarkan oleh ISACA. Lembaga ini menawarkan sertifikasi CISM yang memiliki fokus pada sekuriti IT pada tingkatan manajemen.

Sertifikasi IT ini dirancang agar dapat menjadi bukti, bahwa pemegangnya memiliki kompetensi cukup dalam membangun, merancang serta mengelola inisiatif-inisiatif sekuriti perusahaan.

Untuk mendapatkan sertifikasi CISM, diperlukan beberapa syarat, seperti:

– Lima tahun pengalaman di bidang keamanan informasi.

– Dibutuhkan juga bagi para pemegangnya untuk terus mengkinikan dan mengaplikasikan kemampuannya melalui laporan kredit CPE (continuing professional education) setiap tahunnya.

Sedangkan untuk rata-rata gaji pemegang sertifikasi CISM adalah USD148,622 per tahun.

4. Sertifikasi CRISC (Certified in Risk and Information Systems Control)

Masih dari sertifikasi yang dikeluarkan oleh ISACA, mereka mengklaim bahwa sertifikasi CRISC adalah satu-satunya sertifikasi IT yang menyiapkan dan memungkinkan profesional IT untuk tantangan spesifik dari manajemen risiko IT dan organisasi.

Serta memosisikannya sebagai mitra strategis bagi organisasi.

Sertifikasi ini adalah bukti kemampuan pemegangnya terkait manajemen, asesmen, mitigasi, respon, pemantauan dan pelaporan risiko.

Untuk mendapatkan sertifikasi CRSIC, ada beberapa syarat:

– Anda harus memiliki minimal tiga tahun pengalaman pada sedikitnya dua dari empat topik yang dicakup dalam sertifikasi ini.

– Pemegangnya juga harus untuk terus mengkinikan kompetensinya melalui laporan kredit CPE pada setiap tahunnya untuk mempertahankan sertifikasi yang dipegangnya.

Sedangkan dari sisi gaji, rata-rata gaji bagi para pemegang sertifikasi CRISC adalah USD146,480 per tahun.

5. Sertifikasi PMP (Project Management Professional)

Sertifikai PMP dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Apabila Anda memiliki sertifikat ini, maka Anda akan dianggap telah berhasil membuktikan bahwa Anda layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek.

Sertifikasi PMP sendiri sudah diakui secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja.

Bahkan, para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikasi yang harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim bukan individual.

Jadi tidak heran, apabila kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim pastilah sangat penting.

Akan tetapi, untuk mendapatkan sertifikasi PMP ini, Anda harus memenuhi beberapa syarat:

– Tingkat pendidikan setara S1 (masa kuliah empat tahun).

– Tiga tahun pengalaman di manajemen proyek, 4.500 jam dalam memimpin dan mengarahkan proyek.

– Anda juga harus melewati 35 jam pelatihan terkait manajemen proyek.

– Namun, untuk peserta dengan tingkat pendidikan di bawahnya, diperlukan lima tahun pengalaman, 7500 jam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan manajemen proyek.

Dari sisi gaji, pemegang sertifikasi IT PMP bisa mengantongi hingga USD143,493 per tahun.

6. Sertifikasi CISSP (Certified Information System Security Professional)

Sertifikasi CISSP berfokus pada bidang keamanan telekomunikasi, keamanan arsitektur, keamanan pengembangan aplikasi, kriptografi.

Sertifikasi IT ini, juga menjadi salah satu sertifikat yang paling diburu oleh kalangan pekerja yang berkecimpung di bidang IT.

Untuk mendapatkan sertifikat IT satu ini, Anda wajib memiliki pengalaman sedikitnya 5 tahun dalam bidang keamanan sistem informasi, sebab memang sertifikat ini bukan sembarangan dan memiliki nilai yang tinggi.

Sertifikasi IT ini ditawarkan oleh ISC dan diakreditasi oleh ANSI, secara formal diakui oleh Departemen pertahanan AS dan diadopsi sebagai standard untuk program lembaga keamanan nasional AS.

Sertifikasi ini diakui secara global sebagai sertifikasi yang dirancang untuk membantu para profesional IT security untuk memantapkan praktik-praktik terbaik seputar dunia sekuriti modern.

Pemegang sertifikasi CISSP juga diwajibakan untuk terus mengikuti perkembangan kompetensi profesionalnya melalui kredit CPE, dan diperlukan sedikitnya lima tahun pengalaman profesional pada dua atau lebih topik yang diujikan.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi CISSP adalah USD141,452 per tahun.

7. Sertifikasi CISA (Certified Information Systems Auditor)

Bisa dibilan, sertifikasi IT ini cukup baru dibandingkan dengan lainnya. Meski yang terbilang baru, namun CISA sangat diperhitungkan di seluruh dunia.

Sertifikasi CISA sendiri menjadi bukti kemampuan audit, cybersecurity, dan manajemen risiko.

Pakar IT yang memiliki sertifikat CISA memiliki tugas untuk memastikan jika sebuah aset penting dalam sebuah bisnis bisa aman dan terpelihara dengan baik.

Namun, untuk mencapai sertifikasi ini, Anda harus lulus ujian Certified Information Systems Auditor (CISA) terlebih dahulu.

Di dalamnya ada lima domain, yaitu:

– Sistem Informasi Audit.

– Tata Kelola dan Manajemen IT.

– Akuisisi, Pengembangan, dan Implementasi Sistem Informasi.

– Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Manajemen Layanan Sistem Informasi.

– Perlindungan Aset Informasi.

Gaji rata-rata yang diterima oleh para pemegang sertifikat CISA berkisar USD132.278 per tahun.

8. AWS Certified Cloud Practitioner

AWS Cloud Practitioner berdasarkan platform cloud Amazon Web Services (AWS) yang sangat populer.

Ini merupakan titik awal jika Anda ingin memiliki berbagai sertifikasi cloud Amazon seperti AWS Solutions Architect, Developer, DevOps Engineer, dan SysOps Administrator.

Sertifikasi IT ini sendiri, dirancang untuk para profesional yang memang mencari pemahaman menyeluruh tentang layanan cloud AWS.

Sebagai sertifikasi tingkat dasar, sertifikasi ini juga sering dipegang oleh seseorang di awal karir mereka, karena biasanya menjadi batu loncatan untuk sertifikasi AWS yang lebih spesifik di masa mendatang.

Dengan semakin tingginya permintaan manajemen cloud selama beberapa tahun terakhir, jumlah sertifikat AWS Certified Cloud Practitioner juga mungkin akan terus meningkat.

Tentunya ini juga akan sangat menarik bagi bisnis yang mempertimbangkan untuk pindah ke desktop-as-a-service (DaaS) sebagai pekerjaan hybrid, karena AWS merupakan salah satu pemain yang diperhitungkan pada bidang tersebut dengan platform Amazon WorkSpaces-nya.

AWS Cloud Practitioner menjadi bukti kemampuan Anda untuk menentukan infrastruktur cloud dasar dan prinsip arsitektur, serta layanan utama pada platform AWS.

Seorang profesional bersertifikat, juga harus mampu menjelaskan berbagai dasar keamanan dan aspek dasar platform yang harus terpenuhi.

Umumnya, seseorang dengan sertifikat ini bisa mengantongi hingga rata-rata USD131.465 per tahun.

9. VCP-DCV: VMware Certified Professional – Data Center Virtualization

The VCP-DCV: VMware Certified Professional – Data Center Virtualization, membuktikan keterampilan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur virtual yang bisa diukur menggunakan VMware vSphere.

Para peserta bisa memilih dari beberapa sumber belajar online, dan akan belajar bagaimana mengelola, mengkonsolidasikan, dan menerapkan teknologi virtualisasi VMware, seperti vSphere High Availability dan Distributed Resource Scheduler clusters.

Profesional di bidang IT yang sudah memiliki sertifikasi ini memperoleh gaji rata-rata USD130.226 per tahun.

10. Sertifikasi ITIL 4 (Information Technology Infrastructure Library 4)

Kemudian, sertifikasi IT internasional yang paling populer di bidang IT Service Management (ITSM) adalah ITIL, yang merupakan kependekan dari Information Technology Infrastructure Library.

ITIL sendiri saat ini memiliki versi terbaru, yaitu sertifikasi ITIL 4.

Sertifikasi ITIL 4 sangat dibutuhkan bagi perusahaan besar, terutama yang memang mengimplementasi layanan berbasis IT.

Di sisi lain, para akademisi pun perlu belajar untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswanya.

Sertifikasi ITIL 4 sendiri dimiliki dan dikelola oleh Kantor Pemerintah Commerce di UK, yaitu sertifikasi manajemen layanan yang diakui secara global.

Sertifikasi ITIL 4 juga dianggap sebagai kualifikasi entry level di bidang IT Service Management.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi ITIL 4 adalah USD129,402 per tahun.

Jadi, mana sertifikasi IT yang akan segera Anda ambil? Segera sertifikasi IT sekarang dan jangan sampai menyesal di masa depan.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Manfaat ITIL 4 Berikut Ini yang Jadi Dambaan Perusahaan Kelas Dunia

Manfaat ITIL 4 Berikut Ini yang Jadi Dambaan Perusahaan Kelas Dunia

Manfaat ITIL 4 Berikut Ini yang Jadi Dambaan Perusahaan Kelas Dunia

ITIL 4 adalah versi terbaru dari ITIL (Information Technology Infrastructure Library). ITIL 4 sendiri, tepatnya merupakan evolusi dari ITIL versi 3.

ITIL 4 memberikan transisi yang praktis dan fleksibel bagi organisasi, untuk mengadopsi cara kerja baru yang dibutuhkan oleh dunia digital modern.

Sebagai sebuah framework terkemuka untuk Manajemen Layanan TI, ITIL 4 tentunya perlu untuk Anda gunakan.

Dengan menggunakan ITIL 4, organisasi Anda bisa mengikuti perubahan dalam teknologi, bahkan bisa juga memberikan produk dan layanan inovatif, dengan lebih efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pasar.

ITIL 4 sendiri dibangun berdasarkan kemajuan ITIL selama beberapa dekade, perkembangan praktik-praktik IT service management, customer experience, value, dan transformasi digital, serta melalui keselarasan yang lebih besar dengan cara kerja baru, seperti Lean, Agile, dan DevOps.

Tapi, mengapa ITIL 4 diperlukan dalam sebuah perusahaan?

Ini tidak lepas, karena ITIL 4 memiliki pendekatan yang paling baik untuk layanan manajemen TI di dunia.

ITIL 4 sendiri menawarkan pendekatan, berdasarkan best practice yang diadopsi dari sektor publik dan swasta internasional.

Siapa saja yang telah menggunakan ITIL 4?

ITIL 4 telah banyak digunakan dan diadopsi banyak organisasi di dunia, baik dari pemerintahan, swasta, maupun pendidikan.

Di bawah ini ada beberapa organisasi yang sudah mengadopsi ITIL 4 dan versi pendahulunya:

  • Microsfoft
  • IBM
  • Hewlett-Packard
  • Honda
  • Wal-Mart
  • Visa
  • Disney
  • US Navy
  • US Army
  • Toyota
  • Shell Oil
  • Boeing
  • Australia Post
  • British Airways
  • British Telecom
  • Ohio State University
  • Oregon State University
  • University of Wisconsin
  • Yale University
  • PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

Daftar di atas hanya sebagian kecil perusahaan yang sudah menggunakan ITIL 4.

Tentunya, masih banyak lagi organisasi yang mengadopsi ITIL 4 maupun versi pendahulunya, sebagai kerangka kerja IT Service Management mereka.

Sebagai gambaran, di Telkomsel sendiri adopsi ITIL nyatanya berdampak baik pada kinerja perusahaan.

Hal tersebut terbukti pada setiap tahun, Telkomsel menjadi penyumbang terbesar dari profit Telkom selama satu dekade terakhir.

Manfaat Menggunakan ITIL 4

ITIL 4 sebenarnya menggunakan dasar pendekatan yang sistematis, terutama untuk manajemen layanan TI.

Di sisi lain, adanya ITIL 4 juga bisa memberi manfaat bagi sebuah perusahaan, seperti:

1. ITIL 4 bisa meningkatkan Return on Investment (ROI) pada TI.

2. Selanjutnya, ITIL 4 juga bisa meningkatan kapabilitas dan produktivitas.

3. Tidak sampai situ saja, ITIL 4 ternyata mampu meningkatkan kepuasan pelanggan maupun pengguna.

4. Kemudian, ITI 4 juga bisa meningkatkan hasil pemanfaatan aset.

5. ITIL 4 juga bisa meningkatkan hubungan dan interaksi, antara penyedia layanan TI dengan pengguna maupun pelanggan.

6. Lalu, ITIL 4 akan membantu organisasi Anda untuk mengimbangi perubahan zaman, yang menuntut organisasi untuk terus berkembang.

7. Terakhir, ITIL 4 bisa membantu integrasi layanan TI.

Tentunya, manfaat-manfaat penggunaan ITIL 4 sendiri, secara nyata sudah dibuktikan oleh banyak organisasi di dunia yang mengadopsi ITIL 4 sebagai kerangka kerja layanan TI mereka.

Outline Pelatihan ITIL 4

Mungkin Anda sedikit penasaran mengenai apa saja yang akan dipelajari di dalam pelatihan ITIL 4.

Nah, Inixindo Jogja sebagai lembaga resmi pelatihan ITIL 4, akan memberikan sedikit gambaran mengenai outline pelatihan ITIL 4 tersebut, antara lain:

1. Pengenalan Kerangka Kerja ITIL 4.

2. Perbedaan ITIL 3 dengan ITIL 4.

3. Pengelolaan Layanan TIK (IT Service Management / ITSM).

4. Empat Dimensi Pengelolaan Layanan TIK

  • Organizations & People.
  • Information & Technology.
  • Partners & Suppliers.
  • Value Streams & Processes.

5. Service Value System.

6. Prinsip-Prinsip Panduan (Guiding Principles)

  • Focus on Value.
  • Start Where You Are.
  • Progress Iteratively with Feedback.
  • Collaborate & Promote Visibility.
  • Think & Work Holistically.
  • Keep It Simple & Practical.
  • Optimize & Automate.

7. Service Value Chain

  • Plan.
  • Improve.
  • Engage.
  • Design & Transition.
  • Obtain / Build.
  • Deliver & Support.

8. Continual Improvement Model.

9. 14 Praktik Pengelolaan Umum (General Management Practices).

10. 17 Praktik Pengelolaan Layanan (Service Management Practices).

11. 3 Praktik Pengelolaan Teknis (Technical Management Practices).

12. Persiapan dan Latihan Soal Ujian Sertifikasi ITIL 4 Foundation.

Setelah Anda berhasil mendapatkan sertifikasi ITIL 4 tersebut, tentu bisa Anda gunakan dalam menunjang karir Anda.

Ini tidak lain, karena sertifikasi ITIL 4 sendiri telah diakui secara internasional. Tidak sampai situ saja, bukan tidak mungkin, dengan memiliki sertifikasi ITIL 4, banyak perusahaan semakin tertarik untuk merekrut Anda.

Sebab, dengan memegang lisensi ITIL 4, Anda akan diakui secara resmi bisa dan mampu membawa perusahaan ke tujuan yang diharapkan.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta