Microsoft Membuat OS Berbasis Linux untuk IoT

Microsoft Membuat OS Berbasis Linux untuk IoT

Microsoft Membuat OS Berbasis Linux untuk IoT

Pada tahun 2001, Steve Ballmer CEO perusahaan software raksasa Microsoft saat itu pernah mengeluarkan pernyataan yang dianggap sebagai penabuh genderang perang antara Microsoft dan Linux. Dia mengatakan bahwa Linux itu bagaikan kanker yang menggerogoti sistem hak kekayaan intelektual di setiap hal yang berhubungan dengan kernel tersebut. Kalimat inilah yang kemudian menimbulkan sentimen negatif pada pengguna masing-masing OS.

Hampir dua dekade berlalu dan kita dikejutkan dengan peluncuran Microsoft Azzure Sphere pada hari Senin kemarin. Microsoft Azure Sphere adalah sebuah chip Micro Controller Unit (MCU) yang didesain sendiri oleh Microsoft untuk peralatan-peralatan Internet of Things (IoT). Microsoft Azure Sphere sendiri akan menggunakan Azure Sphere OS yang menggunakan kernel Linux yang telah dikustomisasi.

“Memang kita adalah perusahaan yang membuat Windows, tapi kita menyadari bahwa solusi terbaik untuk komputer seukuran mainan anak-anak bukanlah versi penuh dari Windows,” kata Brad Smith, presiden dan sekaligus Chief Legal Officer (CLO) Microsoft saat diwawancarai CNBC di acara tersebut.

Jika kita mengikuti berita teknologi, keputusan Microsoft untuk menggunakan kernel Linux sebenarnya tidak seberapa mengagetkan lagi. Tahun 2016 lalu Microsoft resmi terdaftar dalam Linux Foundation, sebuah organisasi pendanaan untuk proyek open source Linux. Selain itu, Microsoft juga mengubah nama layanan cloud yang semula dinamai Windows Azure menjadi Microsoft Azure dan mengeluarkan versi Linux untuk software database SQL Server mereka.

Selain itu, bulan lalu telah terjadi reorganisasi besar-besaran di tubuh Microsoft yang menyebabkan beberapa petinggi dari divisi Microsoft’s Windows kehilangan kursi di tim senior leadership. Hal ini bisa dijadikan pertanda bahwa visi Microsoft ke depannya lebih terfokus pada layanan cloud.

Microsoft Membuat OS Berbasis Linux untuk IoT 1

Microsoft sendiri ‘menggratiskan’ lisensi desain arsitektur dari chip Azure Sphere ini. Microsoft juga menggandeng MediaTek untuk menjadi produsen pionir chip Azure Sphere ini. Fokus Microsoft Azure Sphere beserta OS-nya ini adalah keamanan karena Microsoft Azure Sphere akan memungkinkan setiap peralatan elektronik terhubung dengan jaringan internet.

Kehadiran Azure Sphere ini melengkapi portfolio Microsoft di platform infrastruktur layanan cloud yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Microsoft juga membebaskan penyedia layanan cloud yang lain seperti Google, IBM, dan Amazon untuk memanfaatkan teknologi ini.

Dalam waktu dekat memang belum ada produk yang bisa dinikmati oleh end-user tapi banyak perwakilan dari produsen elektronik yang menyatakan tertarik untuk menerapkan konsep IoT ke peralatan yang dibuatnya.

[Workshop] Membuat REST API dengan SLIM Micro Framework

[Workshop] Membuat REST API dengan SLIM Micro Framework

[Workshop] Membuat REST API dengan SLIM Micro Framework

Teknologi web service merupakan salah satu cara setiap fungsi bisnis untuk berkomunikasi. Web service menyediakan business logic, proses, dan data dalam antarmuka pemrograman antar jaringan

RESTful API atau REST API merupakan implementasi dari API (Application Programming Interface). REST (Representional State Transfer) adalah suatu arsitektur metode komunikasi yang menggunakan protokol HTTP untuk pertukaran data dan sering diterapkan dalam pengembangan aplikasi.

Slim sebagai micro framework fokus kepada kebutuhan pokok yang diperlukan sebuah aplikasi web dan sering dipakai di industri. Kita bisa membangun sebuah API yang lebih cepat, ringan, dan efisien dengan menggunakan Slim.

Waktu & Pelaksanaan Event

Waktu          : Kamis, 19 April 2018 (14.00 – selesai)
Tempat       : Inixindo Jogja (Jalan Kenari No. 69, Mujamuju, Yogyakarta)
Biaya           : Gratis*

*Tempat terbatas

This form does not exist

Poster

[Workshop] Membuat REST API dengan SLIM Micro Framework 2

Materi Praktek

[wpdm_package id=’14749′]

Comday Journal : Pentingnya Standar Operasional Data Center

Comday Journal : Pentingnya Standar Operasional Data Center

Comday Journal : Pentingnya Standar Operasional Data Center

Tanggal 12 April 2018 Inixindo Jogja kembali mengadakan Community Day. Acara yang rutin diadakan setiap minggunya ini bertempat di EduparX Inixindo Jogja Jalan Kenari No. 69 Yogyakarta. Comday kali ini bertema “Pentingnya Standar Operasional Data Center.” Tiga puluh sembilan peserta yang hadir membuat EduparX terasa cukup padat.

Comday Journal : Pentingnya Standar Operasional Data Center 3

Comday Journal : Pentingnya Standar Operasional Data Center 4Comday Journal : Pentingnya Standar Operasional Data Center 5

 

Pembicara di acara ini, Moses Huwae menyampaikan aspek-aspek penting dalam operasional data center. “Tidak hanya uptime saja yang harus diperhatikan, tapi faktor-faktor yang lain seperti keamanan, efesiensi, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Peserta yang hadir cukup tertarik oleh topik data center kali ini. Mereka beberapa kali mengajukan pertanyaan yang bisa dibilang spesifik ke permasalahan teknis operasional data center. Sebagian besar peserta datang dari Dinas Komunikasi dan Informatika tetapi ada juga yang datang dari perusahaan swasta yang memiliki wacana untuk membangun data center-nya sendiri.

Bagi yang belum berkesempatan datang di Comday ini, Anda dapat mengunduh file materi tentang standar operasional data center di link di bawah ini.

Download Materi

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan

Di dunia profesional, seringkali HRD perusahaan bersusah payah dalam menentukan apakah calon pelamar memiliki kompetensi dalam suatu keahlian atau tidak. Hal ini juga sering dijumpai di perusahaan-perusahaan IT. Terlebih lagi banyaknya kosentrasi bidang di dunia IT lumayan banyak dan setiap konsentrasi belum tentu dipahami oleh orang yang berkecimpung di konsentrasi yang berbeda. Mungkin akan berbeda ceritanya jika perusahaan mencari software developer. Perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan portfolio yang dimiliki. Walaupun tentu saja menilai orang dari portfolio yang dimiliki tidak semudah yang kita bayangkan.

Karena hal tersebut, lahirlah sertifikasi di bidang IT. Tidak jarang perusahaan yang membutuhkan tenaga di jaringan komputer kemudian mensyaratkan sertifikasi sebagai syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaannya. Tentunya banyak sekali sertifikasi di konsentrasi dan spesialisasi masing-masing. Di artikel kali ini kita akan fokus di masalah jaringan komputer. Kenapa jaringan? Ya karena memang jaringan komputer adalah bidang yang paling membutuhkan sertifikasi. Perusahaan umum tidak mungkin menyelenggarakan tes praktek langsung untuk calon karyawan IT dengan spesialisasi jaringan karena menyiapkan alat-alatnya saja sudah cukup merepotkan.


 

Jenis-Jenis Sertifikasi Jaringan Komputer

Secara umum, sertifikasi jaringan dibagi menjadi dua yaitu vendor specific certification dan vendor neutral certification. Vendor specific certification adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh vendor. Dalam hal ini tentu saja siapa lagi kalau bukan Cisco, Mikrotik, Juniper, dsb. Sedangkan untuk vendor neutral certification, penyelenggara sertifikasi untuk jaringan bisa dibilang sangat jarang. Yang cukup dikenal oleh kalangan profesional adalah CompTIA. Sebenarnya ada satu lagi yaitu EC Council tapi EC Council lebih dikenal sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikasi di bidang keamanan informasi. Dan memang yang sering banyak digunakan oleh perusahaan adalah sertifikasi vendor specific. Untuk itu, yuk kita bahas secara mendalam tentang macam-macam vendor specific certification!

Sertifikasi Cisco

Siapa yang tak kenal dengan Cisco? Orang bukan dengan latar belakang IT pun banyak yang mengetahui Cisco. Bagi yang belum mengetahui Cisco dan untuk menghindari kebingungan antara Cisco dan Disco jenis musik, kami akan menjelaskan sedikit tentang brand vendor ini.

Cisco didirikan tahun 1984 oleh mahasiswa Stanford. Karena menggunakan fasilitas Universitas untuk proyek ini, Cisco pernah dituntut oleh Stanford atas pencurian hak kekayaan intelektual walaupun pada tahun 1987 akhirnya Stanford University memberikan lisensi router beserta software-nya kepada Cisco.Pada saat demam dot-com di tahun 2000-an, Cisco pernah menduduki the most valuable company. Cisco memang manaruh effort yang tinggi untuk pelatihan dan sertifikasi teknisinya secara global.

Secara umum ada empat tingkatan dalam sertifikasi Cisco yaitu

  1. CCENT (Cisco Certified Entry Network Technician)
  2. CCNA (Cisco Certified Network Associate)
  3. CCNP (Cisco Certified Network Professional)
  4. CCIE (Cisco Certified Network Expert)

Masing-masing tingkatan setelah CCENT mempunyai spesialisasi masing-masing yaitu :

  • Industrial/IoT Network Engineer
  • Network Designer
  • Wireless Network Engineer
  • Network Security Engineer
  • Network Engineer (routing & switching)
  • Collaboration Architect/Engineer
  • Data Center Engineer
  • Cloud Network Engineer
  • Service Provider Network Engineer

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan 6

Tingkatan di masing-masing spesialisasi tersebut merupakan pre requirement yang artinya jika seseorang mempunyai sertifikasi CCNA wireless network, orang tersebut tidak bisa langsung mengambil CCNP untuk spesialisasi cloud network. Untuk spesialisasi industrial/IoT hanya satu tingkatan saja yaitu CCNA. Khusus untuk spesialisasi Network Designer kata network pada tingkatan sertifikasi diganti dengan network. Contoh : CCNA (Cisco Certified Network Associate) diganti dengan CCDA (Cisco Certified Designer Associate).

Sertifikasi MikroTik

Di awal berdirinya, Mikrotik merupakan perusahaan penyedia router dan ISP system. Perusahaan ini menyediakan hardware maupun software untuk konektivitas internet dalam skala global.  Di Indonesia sendiri, penggunaan software maupun hardware Mikrotik sudah cukup populer. Alasannya? Apalagi selain harganya yang terjangkau bila dibandingkan dengan saingannya yaitu Cisco.

Perbedaan sertifikasi MikroTik dengan sertifikasi Cisco terletak pada jalur yang lebih singkat bila dibandingkan dengan sertifikasi milik Cisco. Kemiripannya adalah sertifikasi MikroTik juga dimulai dari satu titik yaitu MTCNA (MikroTik Certified Network Associate). Setelah memiliki sertifikasi MTCNA, seorang teknisi jaringan baru bisa memilih spesialisasinya seperti :

 

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan 7

  • MTCRE (MikroTik Certified Routing Engineer)
  • MTCWE (MikroTik Certified Wireless Engineer)
  • MTCTCE (MikroTik Certified Traffic Control Engineer)
  • MTCUME (MikroTik Certified User Management Engineer)
  • MTCIE (MikroTik Certified IPv6 Engineer)

Khusus untuk MTCRE masih ada sertifikasi lanjutan yaitu MTCINE (MikroTik Certified Inter-Networking Engineer).

Juniper

Produsen perangkat networking ini sebenarnya lebih dikenal di dunia dibandingkan dengan MikroTik terlebih lagi di level service provider. Level yang disediakan oleh Juniper juga hampir mirip dengan kepunyaan Cisco. Perbedaannya adalah jalur sertifikasi Juniper ini lebih spesifik dan tidak dimulai di titik yang sama. Untuk routing dan switching misalnya, Juniper membagi 2 jalur yaitu enterprise dan service provider. Untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini :

 

Mendalami Sertifikasi IT : Jaringan 8

 


 

Bagaimana? Sudah siap untuk mengambil sertifikasi? Sebelum terburu-buru mendaftar ada baiknya jika kita mempersiapkan diri terlebih dahulu. Biaya untuk setiap sertifikasi tidak semurah membeli jajanan di kantin kampus atau warung penyetan di dekat kos karena sertifikasi IT untuk spesialisasi jaringan biasanya bersifat internasional. Artinya, sertifikasi ini berlaku di mana pun di seluruh dunia. Untuk sertifikasi CISCO misalnya, calon peserta tes sertifikasi harus membayar uang hingga jutaan rupiah. Jika dalam tes tersebut Anda gagal, Anda tidak bisa meminta kembali uang yang sudah Anda bayar. Jika Anda ingin mengulangi ujian Anda harus membayar lagi.

Banyak pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga yang berpartner dengan vendor sertifikasi seperti Inixindo Jogja (kunjungi halaman Sertifikasi di Bidang IT/TIK untuk melihat sertifikasi pada spesialisasi lainnya). Selain membantu Anda mempersiapkan diri dalam mengikuti ujian, pelatihan tersebut juga dapat menambah pengetahuan Anda tentang jaringan komputer.

 

FGD Sinkronisasi Infrastruktur , Jaringan, Dan Integrasi Data SKPD Provinsi Jawa Tengah

FGD Sinkronisasi Infrastruktur , Jaringan, Dan Integrasi Data SKPD Provinsi Jawa Tengah

FGD Sinkronisasi Infrastruktur , Jaringan, Dan Integrasi Data SKPD Provinsi Jawa Tengah

Pada hari Selasa, tanggal 10 April 2018 kemarin, Inixindo Jogja hadir memenuhi undangan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah. Bapak Andi Yuniantoro menjadi pembicara di acara ini. Bertempat di Best Western Hotel, Sukoharjo, dihadiri oleh Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah dan seluruh Perangkat Daerah Kota/Kabupaten di Jawa Tengah. Acara ini dibuka oleh Bapak H. Wardoyo Wijaya, S.H., M.H. selaku Bupati Sukoharjo. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa perkembangan teknologi informasi membuat jajaran pemerintahan terus mengoptimalkan penggunaannya untuk perbaikan pelayanan masyarakat. Kendati begitu, aplikasi yang dibuat jangan hanya menggantungkan pada pihak ketiga.

“Kode sumber atau kode program dan database tetap harus menjadi milik kita,” imbuh Bupati Sukoharjo ini.

FGD Sinkronisasi Infrastruktur , Jaringan, Dan Integrasi Data SKPD Provinsi Jawa Tengah 9Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kominfo Kabupaten / Kota. Dengan begitu, peran dan keberadaan infrastruktur teknologi informasi mampu meningkatkan kinerja pemerintah pada umumnya melalui pemanfaatan intranet dan internet, data center, DRC dan jaringan fiber optic yang terintegrasi dalam mendukung terwujudnya smart city menuju smart province.

“Kondisi yang terjadi pada saat ini tiap SKPD seolah belomba–lomba membangun sistem informasi / aplikasi tetapi tidak merencanakan kebutuhan bandwidthserver maupun kebutuhan jaringannya dengan baik. Sehingga sistem tersebut tidak dapat digunakan secara optimal,” ungkapnya.

FGD Sinkronisasi Infrastruktur , Jaringan, Dan Integrasi Data SKPD Provinsi Jawa Tengah 10

Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah daerah di Indonesia berlomba-lomba untuk melakukan transformasi ke arah smart city ataupun smart province. Oleh karena itu, sinkronisasi infrastruktur, jaringan, dan integrasi data harus direncanakan dengan seksama sejak awal.

KELAS TATA KELOLA IT DAN AI

Executive Class kembali dengan IT Governance + AI Strategies and Policies! Klik Disini untuk dapatkan Promonya!

00Days
:
05Hours
:
17Mins
:
02Secs