Ketika Anda sedang mengerjakan suatu proyek yang melibatkan tim, pasti akan banyak menghadapi permasalahan.

Tentunya saat untuk menemukan solusi yang tepat dan dalam waktu singkat, Anda bersama tim tidak bisa asal-asalan.

Ada salah satu cara yang bisa membantu kerja tim dalam memecahkan masalah dengan tepat dan cepat yaitu dengan Scrum.

Tapi, bagaimana cara penerapan Scrum tersebut dalam sebuah proyek?

Tidak perlu tergesa-gesa, Anda dan tim bisa mencoba penerapan Scrum dengan mengerjakan suatu proyek sederhana dan singkat terlebih dahulu.

Tujuannya, agar Anda dan tim memiliki pola pikir yang benar mengenai metode Scrum.

Kemudian, untuk memulainya Anda bisa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bentuk Tim Scrum Pertama Anda

Dalam satu tim memiliki anggota dengan bermacam-macam kompetensi yang bisa mencakup developer, penguji, pendukung, perancang, analisis bisnis, dan lain-lain.

2. Tentukan Durasi Sprint

Sprint merupakan tenggang waktu yang berlangsung antara 7-30 hari. Anda dan tim bisa menentukan tenggang waktu Sprint dalam meeting perencanaan, dan tim Anda harus berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Selanjutnya pada akhir Sprint, ada baiknya Anda mengadakan sebuah review hasil kerja.

3. Pilih Seorang Master Scrum

Master Scrum merupakan seorang katalisator dalam sebuah tim Scrum. Master Scrum memastikan bahwa tim Scrum bekerja dengan efektif dan progresif.

Apabila ada hambatan, Master Scrum yang bertanggung jawab menindaklanjuti dan menyelesaikan masalah tim tersebut.

Sebenarnya, Master Scrum layaknya manajer proyek dalam sebuah tim. Master Scrum juga membantu tim dalam merencanakan Sprint yang akan dikerjakan.

4. Tentukan Product Owner

Product Owner merupakan orang yang bisa bertanggung jawab dalam memastikan tim menghasilkan sebuah produk yang bisa dipresentasikan dan dipasarkan ke sebuah bisnis, klien atau siapa saja yang menginginkan hasil dari proyek tersebut (pembeli akhir).

Biasanya Product Owner menuliskan persyaratan sehubungan dengan apa yang diinginkan dari produk tersebut ke dalam bentuk cerita. Kemudian Product Owner memprioritaskan item-item dalam proses pembuatan, dan memasukkannya ke backlog.

5. Buat Backlog dari Produk Awal

Backlog Produk yaitu seluruh daftar keinginan yang isinya berupa semua cerita pengguna, dan diharapkan bisa dibuat dan diselesaikan dalam proyek tersebut.

Sebuah cerita yang paling penting harus ada di urutan teratas dari daftar. Agar simpanan dapat tersusun secara teratur berdasar kepentingan dari cerita.

Selanjutnya, sebuah simpanan biasanya berisi dua jenis item:

Epics

Merupakan cerita tingkat tinggi yang sketsanya sangat kasar tanpa banyak detail.

Stories

Sebuah persyaratan lebih rinci untuk apa yang harus dilakukan atau mungkin dilakukan.

Kemudian, sebuah Epics sendiri biasanya akan dibagi menjadi beberapa Stories. Dan sebuah Stories biasanya akan dipecah menjadi beberapa tugas terpisah sehingga tim dapat bekerja dan melaporkan progressnya nanti.

Stories juga bisa memiliki beberapa tipe seperti development, bug, tugas, dan lain sebagainya

Selanjutnya sebuah Stories baru bisa ditulis dan ditambahkan ke backlog produk kapan saja dan oleh siapa saja.

Mau Belajar IT Management Lebih Lanjut?

Apabila Anda tertarik belajar IT Management lebih dalam lagi, Anda bisa coba mengikuti workshop.

Dalam workshop tersebut, Anda akan didampingi instruktur yang bisa membantu pembelajaran dan penerapan topik tersebut. Caranya dengan klik tombol di bawah ini:

 

 

Selain itu, ikuti juga webinar gratis yang bisa membantu pengembangan karir IT Anda.

Akan dihadirkan narasumber-narasumber ahli dalam bidangnya, sehingga memudahkan Anda mendapat jawaban dari masalah yang dihadapi. Tunggu apalagi? Langsung saja klik tombol berikut:

 

 

Dan, supaya tidak kelewatan informasi mengenai artikel terbaru dari kami, Anda juga bisa berlangganan dengan mengisi data pada form berikut: