Ethical Hacker di Indonesia, Apakah Sepopuler Itu?

Ethical Hacker di Indonesia, Apakah Sepopuler Itu?

Seiring perkembangan teknologi, ancaman siber juga semakin berkembang dan menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh organisasi di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Untuk mencegah serangan siber terjadi pada sebuah organisasi, diperlukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan Ethical Hacking.

Ethical Hacking merupakan peretasan etis yang bertujuan untuk melawan kejahatan siber. Profesi ini tidak hanya memainkan peran yang krusial dalam keamanan siber, namun juga menjadi salah satu karir yang paling diminati di bidang cybersecurity.

Ethical Hacking

Ethical hacking adalah praktek mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan dalam sistem komputer atau jaringan dengan izin dari pemiliknya. 

Tujuannya adalah untuk menemukan celah keamanan sebelum dimanfaatkan oleh peretas jahat. Seorang ethical hacker menggunakan metode yang sama seperti hacker biasa, tetapi dengan niat untuk memperbaiki dan meningkatkan keamanan sistem, bukan untuk merusaknya

Sepenting Apa Ethical Hacking di Indonesia

Indonesia telah menjadi target dari berbagai serangan siber, yang seringkali mengakibatkan kerugian besar baik bagi sektor publik maupun swasta.

Pada tahun 2024, diprediksi bahwa permintaan untuk profesional di bidang cybersecurity, termasuk ethical hackers, akan meningkat secara signifikan. Ini disebabkan oleh semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi teknologi digital dan memindahkan data mereka ke cloud, yang juga meningkatkan risiko keamanan​.

Selain itu, dengan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), ancaman siber menjadi lebih kompleks dan sulit dideteksi. Ethical hackers diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi dan mengatasi ancaman-ancaman ini.

Ilustrasi cyber crime

Keterampilan yang Dibutuhkan Ethical Hacker

Untuk menjadi seorang ethical hacker, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, di antaranya:

  • Pemrograman dan Pemahaman Jaringan: Menguasai bahasa pemrograman seperti Python, Java, serta memahami protokol jaringan dan sistem operasi.
  • Penetration Testing: Melakukan simulasi serangan pada sistem untuk menemukan dan memperbaiki kerentanan.
  • Analisis Keamanan: Memahami berbagai jenis ancaman seperti malware, phishing, dan serangan DDoS, serta mampu menganalisis dan merespons insiden keamanan​

Ethical Hacker di Masa Depan

Meskipun ethical hacking menawarkan banyak peluang, namun ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah terus berkembangnya teknologi yang digunakan oleh peretas untuk melancarkan serangan, seperti penggunaan AI untuk melakukan serangan yang lebih canggih. 

Oleh karena itu, ethical hackers harus selalu memperbarui keterampilan dan pengetahuan mereka agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi ancaman yang terus berubah.

Dalam kesimpulannya, ethical hacking adalah profesi yang vital dalam dunia cybersecurity, terutama di Indonesia yang menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. 

Dengan keterampilan yang tepat dan sertifikasi yang diakui, profesi ini menawarkan prospek karir yang cerah dan kesempatan untuk berkontribusi dalam melindungi sistem dan data yang sangat penting.

Peluang Karir Ethical Hacker di Indonesia

Di Indonesia, prospek karir untuk ethical hacker sangat luas dan menjanjikan. Banyak perusahaan besar, termasuk BUMN dan sektor swasta, mencari profesional yang dapat membantu mereka memperkuat pertahanan siber. 

Posisi seperti Cyber Security Analyst, Penetration Tester, dan Security Engineer menjadi sangat dicari, dengan rata-rata gaji yang menarik

Selain itu, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keamanan siber, semakin banyak perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan dan sertifikasi untuk memperkuat tim keamanan mereka. 

Sertifikasi seperti Certified Ethical Hacker (CEH) diakui secara global dan sangat dihargai di pasar kerja Indonesia.

Cybersecurity di Era AI, Apa Ancaman dan Bagaimana Penerapannya?

Cybersecurity di Era AI, Apa Ancaman dan Bagaimana Penerapannya?

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dan membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor industri. 

AI memungkinkan otomatisasi proses, analisis data yang lebih cepat, dan peningkatan efisiensi operasional. 

Namun, di balik semua manfaat ini, muncul tantangan baru yang berkaitan dengan keamanan siber (cybersecurity). Dengan meningkatnya ketergantungan perusahaan pada teknologi AI, ancaman terhadap data dan sistem mereka juga semakin kompleks dan canggih.

ilustrasi cybersecurity

Perkembangan AI dan Cybersecurity

Teknologi AI digunakan oleh perusahaan untuk berbagai tujuan, mulai dari analisis data hingga pengambilan keputusan otomatis. 

Namun, AI juga dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan serangan siber. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi serangan phishing, mengembangkan malware yang lebih canggih, atau memanfaatkan celah keamanan yang ada dalam sistem.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Capgemini Research Institute pada tahun 2019, sekitar 69% perusahaan percaya bahwa AI diperlukan untuk menanggapi ancaman keamanan siber yang muncul . 

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya cyber security di era AI, namun masih banyak yang belum sepenuhnya memahami risiko yang terlibat.

Ilustrasi Cybersecurity

Ancaman keamanan di era AI

Seiring perkembangan teknologi, ancaman terhadap keamanan siber tentu juga semakin berkembang. Ancaman serangan siber telah bergeser dari serangan sederhana menjadi serangan yang lebih kompleks dan canggih. Berikut beberapa ancaman utama yang dihadapi saat ini:

Serangan Berbasis AI

Serangan siber sekarang dapat menggunakan AI untuk mengidentifikasi celah keamanan dengan cepat dan menyerang sistem secara otomatis. Misalnya serangan deepfake yang menggunakan AI untuk membuat video atau audio palsu yang sulit dideteksi kebenarannya.

Peningkatan Serangan Phishing

AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi dan menyesuaikan serangan phishing berdasarkan data yang dikumpulkan dari korban potensial. Hal ini membuat serangan lebih personal dan sulit dikenali.

Ancaman Keamanan Data

AI memerlukan jumlah data yang sangat besar untuk belajar dan berfungsi dengan baik. Namun, data ini juga dapat menjadi target serangan jika tidak dilindungi dengan baik. Menurut Gartner, pada tahun 2022, sekitar 30% dari serangan siber yang berhasil akan melibatkan data yang dihasilkan oleh AI.

Pentingnya Implementasi Cybersecurity di era AI

Untuk melindungi perusahaan dari ancaman siber yang terus berkembang, penting bagi perusahaan untuk mengimplementasikan langkah-langkah keamanan siber yang kuat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa cybersecurity menjadi sangat penting di era AI:

Melindungi Data Perusahaan

Data adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Dengan adanya AI, perusahaan mengumpulkan dan menyimpan lebih banyak data dari sebelumnya. Keamanan data menjadi sangat penting untuk mencegah kebocoran informasi yang dapat merugikan perusahaan secara finansial dan merusak reputasi mereka.

Mencegah Kerugian Finansial

Serangan siber dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Sebuah studi oleh IBM Security menunjukkan bahwa biaya rata-rata dari kebocoran data di seluruh dunia mencapai 3,86 juta dolar pada tahun 2020 . Dengan mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang efektif, perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian finansial akibat serangan siber.

Memastikan Kepatuhan Regulasi

Di banyak negara, terdapat peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pelanggan dan menjaga keamanan sistem mereka. Perusahaan yang gagal memenuhi standar ini dapat menghadapi denda dan sanksi lainnya. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa sistem keamanan mereka memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku.

Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

Keamanan siber yang kuat tidak hanya melindungi perusahaan dari serangan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pelanggan. Pelanggan cenderung lebih percaya kepada perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam melindungi data mereka. Menurut Pew Research Center, 93% konsumen menyatakan bahwa keamanan data adalah faktor penting dalam memilih produk atau layanan.

Strategi Cyber Security untuk Menghadapi Ancaman AI

Untuk menghadapi tantangan cyber security di era AI, perusahaan harus mengembangkan strategi yang komprehensif dan adaptif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

Menerapkan Teknologi AI untuk Keamanan Siber

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, AI dapat digunakan untuk memperkuat sistem keamanan siber. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mendeteksi ancaman secara real-time, mengidentifikasi pola serangan yang mencurigakan, dan merespon secara otomatis terhadap insiden keamanan.

Melakukan Pelatihan Keamanan untuk Karyawan

Serangan siber sering kali berhasil karena kesalahan manusia. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melatih karyawan mereka tentang praktik keamanan siber yang baik, seperti mengenali email phishing, menggunakan kata sandi yang kuat, dan melaporkan aktivitas mencurigakan.

Mengadopsi Pendekatan Keamanan Berlapis

Sistem keamanan yang efektif harus mencakup beberapa lapisan perlindungan, seperti firewall, enkripsi data, dan sistem deteksi intrusi. Pendekatan berlapis ini membantu mencegah serangan dari berbagai vektor dan meningkatkan ketahanan sistem.

Bekerjasama dengan Pihak Ketiga

Beberapa perusahaan mungkin tidak memiliki sumber daya untuk mengelola keamanan siber secara internal. Dalam kasus ini, bekerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki keahlian dalam cybersecurity dapat menjadi solusi yang efektif. Misalnya, perusahaan dapat mengandalkan layanan keamanan siber yang dikelola (Managed Security Services) untuk mengawasi dan melindungi sistem mereka.

Perplexity dan ChatGPT, Lebih Bagus Mana?

Perplexity dan ChatGPT, Lebih Bagus Mana?

Perkembangan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) telah melahirkan berbagai teknologi canggih, di antaranya adalah Perplexity dan ChatGPT.

Keduanya memiliki kemampuan luar biasa dalam mengolah bahasa dan memberikan tanggapan yang mirip manusia, namun dengan fokus dan keunggulan yang berbeda.

Namun meski sama-sama memiliki kemampuan yang luar biasa, kedua chatbot ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Mari kita bahas perbandingan antara Perplexity dan ChatGPT, termasuk kelebihan, kekurangan, dan penggunaan ideal masing-masing chatbot.

Ilustrasi Perplexity AI

Perplexity

Kelebihan Perplexity adalah lebih terfokus pada pencarian informasi dan memberikan jawaban berbasis fakta. Ia dirancang untuk menjelajahi web dan mengumpulkan informasi yang tepat dari berbagai sumber, kemudian menyajikannya dalam bentuk ringkasan yang terstruktur dan mudah dipahami. 

Fitur ini membuatnya cocok untuk tugas-tugas yang membutuhkan penelitian mendalam dan analisis data yang presisi.

Perplexity juga unggul dalam memberikan referensi atau sumber dari informasi yang disajikan, menjadikannya alat yang andal bagi mereka yang membutuhkan informasi akurat dan dapat diverifikasi. Hal ini berbeda dengan chatbot lain yang mungkin memberikan jawaban berdasarkan model prediktif tanpa merujuk ke sumber asli.

Meskipun unggul dalam hal akurasi informasi, Perplexity memiliki kelemahan dalam aspek interaksi dan kreativitas. Chatbot ini tidak sefleksibel ChatGPT dalam hal menghasilkan konten kreatif atau menangani pertanyaan yang lebih abstrak. 

Menurut analisis dari Cognitive Computation Journal, pengguna yang memerlukan AI untuk brainstorming ide, pembuatan konten, atau interaksi percakapan yang lebih dinamis mungkin menemukan Perplexity AI kurang memadai​

Selain itu, Perplexity belum memiliki dukungan untuk berbagai bahasa dan kemampuan pengenalan suara sebaik ChatGPT, yang membatasi penggunaannya di luar lingkup penelitian berbasis teks.

Ilustrasi Chat GPT

ChatGPT

ChatGPT, dikembangkan oleh ChatGPT, adalah chatbot serbaguna yang mampu menangani berbagai tugas, mulai dari menjawab pertanyaan sederhana hingga membantu dalam pembuatan konten dan analisis data. 

ChatGPT dilatih menggunakan model GPT-4 dan GPT-3.5, yang memiliki basis data yang sangat besar dan beragam. Ini memungkinkan ChatGPT untuk memberikan jawaban yang kontekstual dan relevan dalam berbagai situasi.

Salah satu kelebihan utama ChatGPT adalah kemampuannya dalam memahami dan merespon dalam banyak bahasa, serta fitur penyesuaian yang memungkinkan pengguna untuk mengatur nada dan gaya tanggapan sesuai kebutuhan. 

ChatGPT juga unggul dalam interaksi percakapan yang lebih alami, mendukung percakapan suara, dan bahkan mampu mengenali berbagai pola suara dan aksen.

Namun, ChatGPT bukan tanpa kelemahan. Salah satu kekurangan ChatGPT kadang-kadang memberikan jawaban yang salah atau kurang akurat, terutama dalam situasi yang memerlukan penalaran mendalam atau pemahaman yang sangat spesifik. 

Hal ini sebagian disebabkan oleh sifat model AI-nya yang menggunakan prediksi probabilistik untuk menghasilkan teks, yang terkadang dapat mengarah pada informasi yang tidak akurat atau menyesatkan.

Selain itu, meskipun ChatGPT sangat fleksibel, ia tidak selalu memberikan referensi atau sumber dari mana informasi tersebut diperoleh, yang dapat menjadi masalah dalam konteks penelitian atau kebutuhan akan data yang bisa diverifikasi. 

Ini menjadikan ChatGPT lebih cocok untuk tugas-tugas yang memerlukan kreativitas atau percakapan interaktif daripada penelitian faktual yang mendalam.

Kapan Seharusnya Menggunakan Perplexity atau ChatGPT?

Pemilihan antara Perplexity dan ChatGPT sangat bergantung pada kebutuhan spesifik pengguna. 

Jika Anda membutuhkan tools untuk melakukan penelitian berbasis data yang akurat dan memerlukan sumber yang dapat diverifikasi,

Perplexity adalah pilihan yang lebih tepat. Perplexity unggul dalam memberikan jawaban yang didukung oleh referensi yang jelas dan dapat dipercaya.

Sebaliknya, jika tugas Anda memerlukan interaksi percakapan yang lebih dinamis, pembuatan konten kreatif, atau analisis data yang lebih umum, ChatGPT akan lebih unggul. 

Fleksibilitas dan kemampuan ChatGPT dalam menangani berbagai jenis tugas membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik untuk kebutuhan yang lebih luas.

5 Aplikasi AI untuk Membuat Gambar Ilustrasi yang Artistik

5 Aplikasi AI untuk Membuat Gambar Ilustrasi yang Artistik

Artificial Intelligence atau AI telah berkemang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan AI tentu membawa dampak yang signifikan untuk berbagai bidang, termasuk dalam di bidang seni. Meski mendapatkan banyak pro dan kontra, seni di era digital yang didukung AI kini banyak menjadi perbincangan publik.

AI pertama kali dikenal oleh masyarakat sebagai chatbot dan asisten manusia saja, namun kini telah berkembang pesat dimana AI sudah bisa menyajikan gambar ilustrasi sesuai apa yang diinginkan oleh penggunanya. Ini menjadi salah satu inovasi AI yang sangat menarik, dimana AI sudah bisa menciptakan karya seni yang unik.

AI Image Generator

Kemampuan AI dalam menciptakan gambar atau ilustrasi yang sesuai dengan prompt penggunanya disebut dengan AI Image Generator. Kemampuan ini disebut juga dengan Generative Adversarial Networks atau GANs. Ada banyak AI Image Generator yang bisa digunakan untuk membuat sebuah ilustrasi atau gambar, diantaranya:

DALL E

DALL·E 3 (OpenAI)

DALL·E 3 adalah versi terbaru dari rangkaian model DALL·E yang dikembangkan oleh OpenAI. Model ini terkenal karena kemampuannya untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi berdasarkan deskripsi teks.

Keunggulan DALL·E adalah memiliki pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara objek dalam deskripsi, selain itu, DALL·E 3 dapat menghasilkan gambar yang sangat detail dan kreatif dari berbagai gaya artistik.

DALL·E cocok untuk pembuatan karya seni, desain grafis, dan ilustrasi yang memerlukan tingkat kreativitas tinggi.

Midjourney

Midjourney

Midjourney adalah AI Image Generator yang menekankan pada pembuatan seni visual yang menarik dan inovatif. Midjourney diakses melalui platform Discord, yang membuatnya mudah digunakan untuk komunitas kreatif.

Midjourney sendiri sangat populer di kalangan seniman digital karena kemampuannya dalam menghasilkan gambar yang indah dan estetik. Selain itu, Midjourney menghasilkan berbagai gaya seni yang berbeda.

Midjourney sangat cocok untuk seniman digital, desainer, dan pengguna yang ingin mencari inspirasi visual.

Stable Diffusion

Stable Diffusion

Stable Diffusion adalah model open-source yang memungkinkan pengguna untuk membuat gambar berdasarkan teks atau memperbaiki gambar yang sudah ada. Ini merupakan salah satu AI Generator yang paling fleksibel dan dapat disesuaikan.

Keunggulan dari Stable Diffusion adalah fleksibilitasnya yang tinggi dan bisa diintegrasikan ke dalam berbagai aplikasi. Selain itu, Stable Diffusion bersifat open source, sehingga memungkinkan komunitas untuk mengembangkan model ini lebih lanjut.

Stable Diffusion  cocok digunakan oleh pengembang, seniman, dan peneliti yang ingin menyesuaikan atau mengkostumisasi model AI mereka.

Adobe Firefly

Adobe Firefly

Adobe Firefly adalah AI Image Generator yang diintegrasikan ke dalam ekosistem Adobe Creative Cloud. Adobe Firefly dirancang untuk membantu pengguna membuat konten visual dengan lebih cepat dan mudah.

Keunggulan dari Adobe Firefly adalah integrasi yang mudah dengan tools Adobe lainnya seperti Photoshop dan Illustrator. Selain itu, Adobe Firefly juga berfokus pada konten kreatif dan komersial dengan kualitas yang tinggi.

Adobe Firefly sangat cocok digunakan oleh desainer grafis, marketing, dan konten kreator yang memang sudah menggunakan ekosistem adobe dalam menyelesaikan pekerjaanya.

DeepArt

DeepArt

DeepArt adalah AI Image Generator yang memungkinkan pengguna untuk mengubah foto menjadi karya seni dengan gaya artistik tertentu. Model ini dikenal karena kemampuannya untuk meniru gaya seniman terkenal.

DeepArt memiliki keunggulan antara lain spesialisasi dalam menerapkan gaya artistik pada gambar yang dibuat. Selain itu, DeepArt juga mudah digunakan, dimana pengguna cukup mengunggah foto dan memilih berbagai gaya yang diinginkan.

DeepArt cocok digunakan oleh pengguna yang ingin mengubah foto mereka menjadi karya seni dalam berbagai gaya berbeda yang artistik.

Next Upcoming Event

Executive Class – Data Management with DAMA-DMBOK & AI Data Governance

18 February 2025
  • 00

    days

  • 00

    hours

  • 00

    minutes

  • 00

    seconds

Kaitan Green Data Center dengan SNI 8799 Tentang Pusat Data

Kaitan Green Data Center dengan SNI 8799 Tentang Pusat Data

Pusat data telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern kita. Dari aplikasi mobile hingga layanan cloud, pusat data memainkan peran penting dalam menjalankan operasional bisnis dan kehidupan sehari-hari. 

Namun, di balik kemajuan teknologi ini, terdapat dampak lingkungan yang signifikan yang perlu diatasi. Pusat data memerlukan energi yang besar untuk menjalankan peralatan dan sistem pendingin, yang dapat menyebabkan konsumsi energi yang tinggi dan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada lingkungan.

Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), konsumsi energi pusat data global diperkirakan akan mencapai 1.000 TWh pada tahun 2025, yang setara dengan konsumsi energi seluruh negara Jerman. 

Selain itu, pusat data juga dapat menghasilkan limbah elektronik yang dapat berdampak pada lingkungan jika tidak diolah dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari solusi yang efektif untuk mengurangi dampak lingkungan pusat data.

Salah satu cara untuk mengurangi dampak lingkungan pusat data adalah dengan mengikuti standar dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh SNI 8799. 

SNI 8799 adalah standar nasional Indonesia yang mengatur tentang persyaratan teknis dan operasional pusat data. Standar ini dirancang untuk memastikan bahwa pusat data dioperasikan dengan aman, efisien, dan ramah lingkungan.

Konsumsi Energi

Salah satu dampak lingkungan yang paling signifikan dari pusat data adalah konsumsi energi. Pusat data memerlukan energi yang besar untuk menjalankan peralatan dan sistem pendingin. Namun, SNI 8799 mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pendingin yang efisien dan ramah lingkungan.

SNI 8799 mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pendingin yang dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 20% dibandingkan dengan sistem pendingin konvensional. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknologi pendingin yang lebih efisien, seperti sistem pendingin air atau sistem pendingin udara yang menggunakan teknologi inverter.

Selain itu, SNI 8799 juga mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem monitoring yang dapat memantau konsumsi energi secara real-time. Hal ini dapat membantu operator pusat data untuk mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan untuk mengurangi konsumsi energi.

Ilustrasi pusat data

Penggunaan Sumber Daya Alam

Pusat data juga memerlukan sumber daya alam seperti air dan energi untuk menjalankan operasionalnya. Namun, SNI 8799 mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pengelolaan sumber daya alam yang efektif.

SNI 8799 mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pengelolaan air yang dapat mengurangi konsumsi air sebesar 30% dibandingkan dengan sistem pengelolaan air konvensional. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknologi pengelolaan air yang lebih efisien, seperti sistem pengelolaan air yang menggunakan teknologi reverse osmosis.

Selain itu, SNI 8799 juga mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pengelolaan energi yang dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 20% dibandingkan dengan sistem pengelolaan energi konvensional. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknologi pengelolaan energi yang lebih efisien, seperti sistem pengelolaan energi yang menggunakan teknologi inverter.

Limbah Elektronik

Pusat data juga dapat menghasilkan limbah elektronik yang dapat berdampak pada lingkungan jika tidak diolah dengan benar. Namun, SNI 8799 mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pengelolaan limbah elektronik yang efektif.

SNI 8799 mempersyaratkan bahwa pusat data harus memiliki sistem pengelolaan limbah elektronik yang dapat mengurangi limbah elektronik sebesar 50% dibandingkan dengan sistem pengelolaan limbah elektronik konvensional. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan teknologi pengelolaan limbah elektronik yang lebih efisien, seperti sistem pengelolaan limbah elektronik yang menggunakan teknologi daur ulang.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, SNI 8799 dapat membantu mengurangi dampak lingkungan pusat data dengan mempersyaratkan sistem pendingin yang efisien, sistem pengelolaan sumber daya alam yang efektif, dan sistem pengelolaan limbah elektronik yang efektif. Dengan mengikuti standar dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh SNI 8799, pusat data dapat dioperasikan dengan aman, efisien, dan ramah lingkungan.

Namun, perlu diingat bahwa implementasi SNI 8799 memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak yang terkait, termasuk operator pusat data, pemerintah, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang efektif, kita dapat menciptakan pusat data yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Next Upcoming Event

Executive Class – Data Management with DAMA-DMBOK & AI Data Governance

18 February 2025
  • 00

    days

  • 00

    hours

  • 00

    minutes

  • 00

    seconds

AI Act Uni Eropa: Pionir Undang-undang Regulasi Kecerdasan Buatan di Dunia

AI Act Uni Eropa: Pionir Undang-undang Regulasi Kecerdasan Buatan di Dunia

Artificial Intelligence atau AI telah masuk di berbagai aspek kehidupan manusia. AI telah memberikan kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun seiring dengan potensi yang dimiliki, AI juga memunculkan serangkaian risiko etika dan sosial yang kompleks. 

Di tengah gempuran perkembangan AI yang begitu pesat, Uni Eropa (EU) hadir sebagai pionir dengan mengesahkan Artificial Intelligence Act (AI Act).

Lebih dari sekadar undang-undang, AI Act merupakan gebrakan revolusioner dalam regulasi teknologi, menetapkan standar global untuk tata kelola AI yang bertanggung jawab, berpusat pada manusia, dan berwawasan ke depan.

AI Act telah menjadi tonggak bersejarah dalam regulasi AI global, dengan prinsip-prinsip utamanya yang inovatif, dampaknya terhadap industri teknologi, dan pengaruhnya terhadap perkembangan regulasi AI di berbagai belahan dunia.

Prinsip-prinsip Ai Act: Menempatkan Manusia di Pusat Perkembangan AI

AI Act mengusung sejumlah prinsip inovatif yang membedakannya dari upaya regulasi sebelumnya. Salah satu yang terpenting adalah “The Pyramid of Criticality,” sebuah pendekatan berbasis risiko yang mengkategorikan sistem AI berdasarkan potensi bahayanya:

  • Risiko Tidak Dapat Diterima: AI yang mengancam keselamatan, mata pencaharian, atau hak fundamental manusia (misalnya, sistem penilaian sosial oleh pemerintah) dilarang.
  • Risiko Tinggi: AI yang digunakan dalam sektor-sektor seperti kesehatan, penegakan hukum, atau infrastruktur kritis tunduk pada persyaratan yang ketat, termasuk penilaian kesesuaian, manajemen risiko, dan pengawasan manusia.
  • Risiko Terbatas: AI dengan risiko minimal, seperti chatbot, diwajibkan untuk memenuhi persyaratan transparansi agar pengguna menyadari bahwa mereka berinteraksi dengan AI.
  • Risiko Minimal: Sebagian besar aplikasi AI saat ini termasuk dalam kategori ini dan menghadapi intervensi regulasi minimal.

Pendekatan berbasis risiko ini memungkinkan AI Act untuk secara efektif mengatur penggunaan AI dengan memfokuskan sumber daya pada area-area yang menimbulkan risiko tertinggi bagi individu dan masyarakat.

Selain pendekatan berbasis risiko, transparansi dan akuntabilitas juga menjadi pilar utama AI Act. Pengembang dan penyedia sistem AI diwajibkan untuk menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang cara kerja sistem AI, data yang digunakan, dan potensi risikonya. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap AI dan mencegah penggunaan yang berpotensi merugikan.

Yang tak kalah penting, AI Act menegaskan komitmen kuat terhadap penghormatan terhadap hak-hak fundamental dan nilai-nilai demokrasi.

Ilustrasi AI Act Uni Eropa

Mengguncang Industri Teknologi: Mendorong Inovasi yang Bertanggung Jawab

AI Act memberikan dampak yang signifikan pada industri teknologi, mendorong perusahaan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan berpusat pada manusia dalam pengembangan dan penerapan AI. 

Perusahaan teknologi global kini berlomba-lomba untuk memastikan bahwa produk dan layanan AI mereka mematuhi persyaratan AI Act, menunjukkan pengaruh regulasi ini yang meluas jauh melampaui batas-batas Eropa.

Meskipun ada kekhawatiran awal tentang potensi beban regulasi yang berlebihan, banyak perusahaan teknologi kini melihat AI Act sebagai peluang untuk membangun kepercayaan dengan pelanggan, meningkatkan reputasi merek, dan mendorong inovasi yang lebih berkelanjutan. 

Standar yang ditetapkan oleh AI Act diharapkan akan menjadi tolok ukur global, mempengaruhi perkembangan pasar AI dan mengarahkan industri menuju masa depan yang lebih bertanggung jawab.

Gelombang Regulasi Global: Menginspirasi Dunia untuk Mengikuti Jejak

AI Act telah menciptakan efek domino dalam dunia regulasi teknologi, menginspirasi banyak negara untuk mengkaji kembali pendekatan mereka terhadap tata kelola AI. 

Dari Amerika Serikat hingga Asia, pemerintah dan organisasi internasional semakin tertarik untuk mempelajari dan mengadopsi prinsip-prinsip AI Act ke dalam konteks mereka sendiri.

Kepemimpinan EU dalam regulasi AI menunjukkan komitmen kuat untuk memastikan bahwa teknologi transformatif ini dikembangkan dan digunakan untuk kepentingan bersama. 

Dengan terus mempromosikan dialog global, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, dan mengembangkan kerangka etika AI yang komprehensif, EU memiliki peluang untuk membentuk masa depan AI global yang lebih manusiawi, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Next Upcoming Event

Executive Class – Data Management with DAMA-DMBOK & AI Data Governance

18 February 2025
  • 00

    days

  • 00

    hours

  • 00

    minutes

  • 00

    seconds