Bayangkan sebuah rumah sakit besar yang mengelola ribuan rekam medis pasien setiap harinya. Data pasien, termasuk hasil tes, riwayat kesehatan, hingga rincian pengobatan, merupakan informasi yang sangat sensitif dan harus dijaga kerahasiaannya. Hanya dokter, perawat, dan staf medis yang berwenang seharusnya memiliki akses ke data ini.
Tetapi, bayangkan jika setiap pegawai di rumah sakit, termasuk staf kebersihan atau bagian administrasi, bisa mengakses semua rekam medis tanpa batasan. Risiko kebocoran data atau penyalahgunaan informasi pribadi akan meningkat, yang dapat menyebabkan masalah hukum dan rusaknya reputasi rumah sakit.
Kasus nyata seperti ini pernah terjadi pada beberapa organisasi medis di mana pelanggaran akses tidak sah menyebabkan terjadinya pencurian data pribadi. Di Amerika Serikat, beberapa rumah sakit terkena denda besar setelah staf yang tidak berwenang secara tidak sengaja atau sengaja mengakses data pasien tanpa izin.
Salah satu contoh yang dikenal adalah pelanggaran data yang terjadi di Anthem, perusahaan asuransi kesehatan, di mana informasi sensitif dari lebih dari 78 juta individu bocor akibat kegagalan sistem keamanan dan kontrol akses.
Inilah mengapa access control sangat penting dalam menjaga data sensitif. Dengan mengatur siapa yang memiliki hak untuk melihat atau memodifikasi informasi, organisasi seperti rumah sakit dapat melindungi privasi pasien, mencegah pelanggaran hukum, dan menjaga kepercayaan publik. Sistem ini membatasi akses hanya untuk individu yang benar-benar memerlukan data tersebut sesuai dengan peran mereka.
Apa Itu Access Control?
Access control adalah serangkaian kebijakan dan mekanisme yang digunakan untuk mengatur siapa yang dapat mengakses sumber daya, data, atau sistem di dalam suatu lingkungan. Kontrol akses ini mengidentifikasi pengguna, mengautentikasi mereka, memberikan izin yang sesuai, dan mencatat aktivitas yang dilakukan. Dengan cara ini, organisasi dapat mengamankan informasi dan memastikan pengguna hanya bisa mengakses data yang relevan dengan peran mereka.
Dalam praktiknya, access control membantu mengurangi risiko pelanggaran keamanan, menjaga integritas data, serta memenuhi standar dan peraturan yang mengharuskan perlindungan terhadap informasi sensitif.
Jenis-jenis Access Control
Mandatory Access Control atau MAC
MAC adalah model kontrol akses yang sangat ketat, dimana administrator memiliki kendali penuh atas akses ke data dan sistem. Pengguna tidak mungkin bida mengubah izin akses mereka sendiri kecuali diizinkan oleh administrator sistem. Access Control jenis ini umumnya digunakan dalam lingkungan dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi seperti militer atau pemerintahan.
Discretionary Access Control atau DAC
Discretionary Access Control memberikan kebebasan untuk pemilik data dalam memberikan izin akses kepada orang lain. Pemilik data memiliki akses penuh terhadap siapa saja yang bisa mengakses data mereka, serta jenis akses apa saja yang mereka miliki. Access Control ini umum digunakan dalam sistem komersial dan personal.
Role-Based Access Control atau RBAC
Role-Based Access Control adalah model yang paling umum digunakan di dalam sebuah perusahaan. Izin akses yang diberikan tergantung pada peran atau jabatan pengguna dalam sebuah perusahaan. Dengan RBAC, pengguna akan memiliki akses yang berbeda sesuai dengan tanggung jawab dan peran mereka.
Rule-Based Access Control
Dalam model Rule-Based Access Control, aturan tertentu digunakan untuk menentukan akses diizinkan atau tidak. Aturan ini didasarkan pada waktu, lokasi, atau bahkan kondisi jaringan.
Attribute-Based Access Control atau ABAC
Attribute-Based Access Control lebih fleksibel karena akses diberikan berdasarkan atribut pengguna, sumber daya, atau lingkungan. Atribut-atribut ini mencakup lokasi, perangkat, waktu akses, jabatan, dan lainnya.
Time-Based Access Control
Jenis Access Control ini mengontrol akses berdasarkan waktu di mana pengguna hanya dapat mengakses sistem atau data dalam periode waktu tertentu, seperti selama jam kerja atau diizinkan selama beberapa jam saja.
Break-Glass Access Control
Dalam situasi darurat, model ini memberikan akses sementara ke pengguna yang biasanya tidak diizinkan. Akses ini dicatat dan diaudit untuk memastikan akuntabilitas.
Pentingnya Access Control untuk Keamanan Informasi
Access Control merupakan komponen kunci dalam strategi keamanan informasi. Berikut beberapa alasan mengapa Access Control sangat penting:
Mencegah Ancaman Internal dan Eksternal
Kontrol akses membantu membatasi akses karyawan atau pihak eksternal hanya pada data yang diperlukan untuk pekerjaan mereka. Ini mengurangi risiko insider threat atau ancaman dari dalam, sekaligus mencegah serangan siber dari luar.
Melindungi Data Sensitif
Dengan menerapkan kontrol akses yang tepat, organisasi dapat melindungi informasi yang sensitif dari akses yang tidak sah. Ini mencakup data keuangan, informasi pribadi, hingga rahasia dagang yang bisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah.
Meminimalisir Risiko Kebocoran Data
Dengan memantau siapa yang memiliki akses dan kapan akses tersebut digunakan, perusahaan bisa segera mendeteksi aktivitas mencurigakan, sehingga dapat mencegah kebocoran data sebelum terjadi.
Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas
Dengan access control yang terstruktur, manajemen izin menjadi lebih efisien, mengurangi beban administrasi, dan memastikan karyawan memiliki akses cepat ke sumber daya yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas mereka.
Segera Ambil Langkah!
Untuk menerapkan Access Control dalam organisasi Anda, diperlukan SDM yang berkompeten dalam penerapan pengelolaan keamanan informasi, terutama dalam hal Access Control. Untuk mendapatkan kompetensi tersebut, ikuti Executive Class Pengelolaan Keamanan Informasi. Pelatihan ini akan memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek keamanan siber, termasuk bagaimana menerapkan kontrol akses yang efektif untuk melindungi aset digital Anda.