Migrasi ke COBIT 5, Strategi yang Membuat Organisasi Lebih Berkembang

15 Jul 2021 | Blog, Article, Featured

COBIT 5 telah hadir dan menjadi sebuah revolusi, terutama dalam bagaimana memandang manajemen serta tata kelola TI yang ada di dalam sebuah organisasi.

Di dalam COBIT 5, terdapat sejumlah perubahan yang cukup penting apabila dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Lantas, terdapat pertanyaan yang muncul, yaitu apakah organisasi yang sudah mengeluarkan sejumlah investasi untuk mengimplementasikan COBIT versi sebelumnya, harus segera bermigrasi ke COBIT 5?

Tentu jawabannya “iya”. Sebab, zaman akan terus berkembang, begitu juga ilmu pengetahuan. Tentu, dengan begitu ada baiknya segera migrasi ke COBIT 5.

Jika dilihat lebih jauh, memang, migrasi menuju COBIT 5 tidak seperti migasi software dan hardware.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sudarsan Jayaraman dalam sebuah artikel yang dia tulis dan telah dimuat di dalam bulletin Cobit Focus dari ISACA volume 3, pada Juli 2013 lalu.

Dirinya menyatakan, bahwa untuk berpindah ke COBIT 5 itu tidak seperti migrasi software, hardware atau platform tertentu.

Akan tetapi, proses migrasi tersebut perlu dilihat sebagai sebuah transisi dari bagaimana aktifitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari para para pemangku kepentingan.

Namun, akan muncul pertanyaan pastinya, apakah apa yang dilakukan dalam COBIT 5 ini tidak dilakukan pada COBIT versi sebelumnya?

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi faktor pembeda antara COBIT 5 dari COBIT 4.1, dan apa saja manfaat yang bisa diambil dari COBIT 5 ini?

Nah, untuk membahasnya satu persatu, simak penjelasannya di bawah ini.

Perlunya Migrasi ke COBIT 5

Meski COBIT 4.1 menjadi sebuah framework yang sangat populer, akan tetapi framework ini sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai framework TI, bukan framework bisnis organisasi.

Dalam COBIT 4.1 lebih menjelaskan kebutuhan TI sebagai sebuah model operasi dan pedoman praktik-praktik bagus dalam proses-proses TI.

Akan tetapi, di dalam COBIT 4.1 kurang memiliki perspektif tata kelola secara organisasi karena lebih berorientasi kepada proses TI.

Kendati COBIT 4.1 juga melakukan penyelarasan bisnis TI, yaitu dengan memetakan tujuan bisnis ke tujuan TI.

Sedangkan di sisi lain, pada COBIT 5 melakukan perubahan lebih jauh pada model proses tersebut, dengan memberi pembeda yang lebih jelas antara proses-proses dalam lingkup tata kelola dan proses-proses dalam lingkup manajemen.

Kemudian, sudah terdapat juga domain baru dalam model referensi proses yang diperkenalkan dalam COBIT 5, yaitu domain governance.

Hal ini tentunya menjadi sebuah perubahan besar yang bisa memberi kejelasan pada fungsi-fungsi manajemen, serta tata kelola di dalam sebuah organisasi.

Inovasi lain besar lainnya yang ada di COBIT 5 adalah diperkenalkannya lima prinsip utama, serta tujuh enabler yang menjadi pilar penyokong framework COBIT 5 ini.

Dengan adanya penambahan ini, maka COBIT 5 sendiri sudah mulai menyelaraskan dirinya lebih dekat dengan framework ISO 38500.

Meskipun, COBIT 5 masih mempertahankan model penurunan tujuan, seperti yang digunakan dalam COBIT 4.1.

Tapi, COBIT 5 sudah memasukkan identifikasi kebutuhan stakeholder sebagai titik awal dalam proses pemetaan tersebut.

Maka, berdasar kebutuhan stakeholder tersebut, kemudian diturunkan lebih jauh menjadi tujuan organisasi, tujuan TI, hingga akhirnya tujuan dari enabler.

Cukup berbeda dengan COBIT 4.1, di mana ujungnya adalah tujuan proses TI. Sementara dalam COBIT 5 penurunannya kepada tujuan dari enabler yang memiliki tujuh poin.

Selanjutnya, ada juga perbedaan signifikan lainnya yaitu dalam hal model asesmen proses yang dibawa oleh COBIT 5.

Model asesmen yang dibawa oleh COBIT 5 ini selaras dengan kebutuhan standard ISO 155004.

Ini mengartikan, bahwa asesmen yang dilakukan akan menjadi lebih ketat dan juga lebih akurat terhadap proses-proses yang relevan.

Manfaat COBIT 5 Bagi Organisasi

Pada dasarnya, dengan migrasi menggunakan COBIT 5, organisasi akan merasakan manfaat yang tentunya cukup siginifikan.

Beberapa manfaat dari COBIT 5 bagi organisasi antara lain adalah sebagai berikut:

  • COBIT 5 mampu menyelaraskan bisnis dan TI lebih dekat. Hal ini didukung dengan menggunakan kebutuhan stakeholder (internal dan eksternal) sebagai pijakan awal, sehingga membuat COBIT 5 lebih fokus pada bisnis.
  • Selanjutnya, dalam COBIT 5 Memperkenalkan tujuh enabler, di mana ini merupakan cara yang lebih efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis.
  • COBIT 5 juga membantu organisasi untuk memahami perspektif bisnis secara lebih jelas, dengan memetakan tujuan-tujuan serta obyektif-obyektifnya ke sebuah model scorecard bisnis.
  • Tidak sampai situ saja, COBIT 5 juga menunjukkan tanggung-jawab dari keseluruhan bagian organisasi secara lebih komprehensif dalam tata kelola TI organisasi, melalui RACI chart yang tentunya lebih lengkap dibandingkan versi sebelumnya.

Kapan Harus Migrasi ke COBIT 5?

Jika sebuah organisasi sudah implementasi COBIT 4.1 dan dirasa sudah mencapai tujuan organisasi itu sendiri, maka ada baiknya segera mempertimbangkan migrasi ke COBIT 5.

Sebab, dengan migrasi ke COBIT 5, artinya juga mengubah pengaturan tata kelola TI (IT Governance) menjadi tata kelola orgnisasi terhadap TI (Governance of Enterprise IT/GEIT).

Hal ini menyebabkan keterlibatan stakeholder organisasi memiliki peran yang amat sangat penting di dalam COBIT 5.

Namun, jika dijabarkan secara rinci, terdapat beberapa faktor yang mendukung keputusan organisasi untuk segera migrasi ke COBIT 5, antara lain:

– Langkap pengawasan yang diimplementasikan lebih berorientasi TI, dan cenderung tidak mencakup keseluruhan organisasi.

– Terjadinya kegagalan berulang dari proses-proses TI.  Di mana hal tersebut disebabkan oleh permasalahan pada sisi layanan yang seharusnya dilakukan oleh sisi bisnis.

– Selanjutnya, penting juga mempertimbangkan migrasi ke COBIT 5 jika risiko yang bisa menjadi hambatan bisnis, masih saja tidak berkurang secara signifikan dan risiko TI tidak selaras dengan risiko organisasi.

Tentu saja terdapat pemicu-pemicu lainnya yang dapat mengarah kepada keputusan untuk migrasi ke COBIT 5.

Itulah mengapa, bagi organisasi yang sudah mengimplementasikan COBIT 4.1, pilihan untuk migrasi ke COBIT 5 adalah langkah yang diambil jika organisasi ingin berkembang.

Selain itu, dengan COBIT 5, organisasi bisa memperluas lingkup yang hanya inisiatif tata kelola TI, menjadi inisatif tata kelola organisasi secara lebih luas.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta