https://www.rapa-puru.com/ https://ingemantspa.cl/ https://103.63.25.105/
https://fmipa.unpad.ac.id/wp-includes/robopragma/ https://unram.ac.id/wp-content/slot88/ https://fmipa.unpad.ac.id/wp-content/vvip2024/
– Inixindo Jogja
4 Fakta Teknologi Blockchain yang Perlu Diketahui, Tidak Hanya Digunakan pada Cryptocurrency

4 Fakta Teknologi Blockchain yang Perlu Diketahui, Tidak Hanya Digunakan pada Cryptocurrency

4 Fakta Teknologi Blockchain yang Perlu Diketahui, Tidak Hanya Digunakan pada Cryptocurrency

Teknologi blockchain mungkin masih belum banyak dikenal oleh kalangan umum, namun siapa sangka, teknologi ini disebut-sebut sebagai teknologi masa depan. 

Blockchain awalnya banyak digunakan dalam transaksi uang crypto atau cryptocurrency, seperti Bitcoin. 

Ternyata, teknologi blockchain tidak terbatas hanya digunakan pada cryptocurrency saja, namun bisa digunakan pada berbagai aspek lainnya. 

Kini teknologi blockhain mulai dikembangkan untuk beragam industri seperti finansial, logistik, dan lainnya. 

Hal inilah yang membuat teknologi blockchain disebut-sebut sebagai teknologi masa depan, sebab bisa digunakan di berbagai aspek industri. 

Lalu, seperti apa teknologi blockchain yang disebut-sebut sebagai teknologi masa depan itu? Berikut 4 faktanya:

1. Berbeda dengan Bitcoin

 

Banyak orang yang mengenal cryptocurrency seperti Bitcoin, namun sangat sedikit yang mengenal teknologi blockchain. 

Meski seringkali bersinggungan dan sangat dekat, blockchain berbeda dengan Bitcoin. 

Blockchain ada di balik Bitcoin, dengan kata lain, adanya Bitcoin dan cryptocurrency lainnya adalah implementasi dari teknologi blockchain.

Dalam cryptocurrency, blockchain berperan sebagai buku besar digital publik yang mencatat setiap transaksi yang terjadi. 

2. Blockchain sangat aman

Sebagai buku besar digital yang mencatat berbagai transaksi, blockchain tentunya memiliki keamanan yang sangat tinggi.

Segala sesuatu yang dicatat tidak akan bisa dirusak atau diubah secara retrospektif, hal inilah yang membuat blockchain sangat aman. 

Co-founder Global Blockchain di Shanghai, Sam Lee mengatakan, blockchain adalah distribusi data dengan sistem yang memiliki keamanan tingkat tinggi, sehingga mustahil untuk diretas. 

3. Dapat digunakan untuk berbagai industri

Berdasarkan data dari Alibaba Damo Academy, ada 10 teknologi digital yang paling banyak digunakan pada 2020. 

Salahsatunya adalah tenologi blockchain yang diprediksi akan digunakan dalam kegiatan bisnis dunia. 

Setidaknya 46% layanan finansial telah menggunakan teknologi blockchain, disusul dengan produk industri dan manufaktur serta energi dan utiltas masing-masing menguasai 12% pengembangan teknologi blockchain. 

4. Membuka peluang kerja dengan gaji fantastis

Berdasarkan survey yang diterbitkan oleh Deloitte Insights, sebanyak 86% responden setuju bahwa teknologi blockchain bisa dikembangkan. 

Dengan meningkatnya pemanfaatan blockchain untuk berbagai industri, maka permintaan akan pekerja blockchain juga meningkat. 

Banyak perusahaan yang mencari pekerja blockchain untuk memenuhi kebutuhan teknologi perusahaan. 

Bahkan, gaji rata-rata tahunan pekerja blockchain berkisar antara USD 60.500 – USD  81.000 atau sekitar Rp 847 juta hingga Rp 1,13 miliar per tahun. 

Tentunya untuk menjadi pekerja blockchain atau Blockchain Developer harus memiiki kemampuan khusus. 

Hal ini bisa didapatkan dengan mengikuti pelatihan atau training dan sertifikasi spesifik terkait blockchain. 

Inixindo menyediakan Blockchain Developer Training & Certification untuk semua kalangan yang ingin menjadi seorang Blockchain Developer.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Memahami Apa Itu Teknologi Blockchain

Memahami Apa Itu Teknologi Blockchain

Tahukah Anda tren teknologi di tahun 2016-2017 kemarin yang sempat dibenci oleh para gamer hardcore? Ya! Tren cryptocurrencies dan para miner-nya yang membuat harga GPU (graphics processing unit bukan Gosok-Pijat-Urut)  melambung tinggi dengan memborong semua stok GPU di toko komputer sebagai komponen utama untuk dijadikan “mesin penambang” cryptocurrencies. Cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, atau Litecoin digadang-gadang akan menjadi alat tukar masa depan dengan sistem desentralisasi yang menggunakan teknologi blockchain.

Jika Anda bingung dengan kalimat terakhir di paragraf sebelum ini, jangan sedih!. Anda bukan satu-satunya orang yang tidak mengerti istilah “sistem desentralisasi” apalagi “blockchain”. Bahkan para miner sendiri pun banyak yang tidak mengerti apa yang dilakukan ‘mesin penambangnya’ hingga bisa menghasilkan sebuah ‘koin digital’. Daripada membuat gamer lebih emosional lagi karena lama menunggu artikel yang tidak kunjung memberikan penjelasan tentang apa itu blockchain, yuk kita bahas blockchain sebuah teknologi yang melatarbelakangi cryptocurrency.

 

Apa Itu Blockchain?

Secara teknis, blockchain adalah rangkaian block yang tersusun di dalam jaringan non-trusted peers. Setiap block adalah mereferensi block sebelumnya yang berisi data, kode hash di block itu sendiri, dan kode hash di block sebelumnya. Bagaimana? Sudah jelas? Santai saja! Kami akan menjelaskan setiap bagian dari blockchain yang memang bikin pusing.

Block

Setiap unit data yang tersimpan di dalam blok bisa merepresentasikan nilai apapun tergantung tipe dari blockchain tersebut. Setiap blok bisa menyimpan data tentang jumlah uang yang beredar, kepemilikan saham, sertifikat digital kepemilikan suatu barang, atau jumlah suara pada pemilihan umum.

Data di dalam block berisi informasi mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan data tersebut. Misal Si Joni mengirimkan uang dua puluh dollar ke Jono. Kedua informasi tentang Agus dan Budi ini disimpan dalam block. Informasi itu tentunya sudah terenkripsi terlebih dahulu dengan hash SHA256. Sebenarnya untuk cryptocurrency yang tersimpan bukanlah informasi mengenai nama seperti contoh di bawah tapi berupa seri public key dari wallet (media penyimpanan uang digital) masing-masing.

Di dalam block ini, juga terdapat kode hash. Hash merupakan baris karakter acak yang tercipta dari sebuah fungsi matematika. Satu karakter yang berubah di data dalam block akan mengubah hash sehingga tampak sama sekali berbeda. Hash di dalam block ini ada dua, yaitu hash dari block sebelumnya untuk proses verifikasi dan hash dari block tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari gambar di bawah ini.

 

Memahami Apa Itu Teknologi Blockchain 1

 

Blockchain

Block yang tercipta ini kemudian akan diteruskan ke block selanjutnya ada ataupun tidak ada perubahan data di dalamnya dan tentu saja dengan kode hash yang baru. Proses ini akan berjalan terus menerus. Untuk menambah 1 blok dibutuhkan daya komputasi yang sangat tinggi karena cara yang paling memungkinkan untuk bisa memecahkan kode hash adalah dengan melakukan brute force. Sebagai informasi, brute force merupakan usaha untuk memecahkan enkripsi dengan cara mencoba memasukkan kombinasi karakter satu per satu untuk melihat apakah verifikasi berhasil atau tidak. Jenis prosesor yang paling tepat untuk melakukan brute force ini adalah prosesor dengan tingkat flops (floating operation) tinggi seperti GPU. Inilah mengapa tren cryptocurrency membuat kantong para gamer yang ingin mengupgrade hardware menjadi tipis, setipis lapisan silikon pada microchip.

 

Memahami Apa Itu Teknologi Blockchain 2

Seperti yang dapat kita lihat bahwa setiap blok memuat kode hash dari blok sebelumnya kecuali pada block pertama. Inilah mengapa sistem ini disebut blockchain

 

Blockchain Network

Blockchain yang terdapat dalam suatu sistem biasanya tidak hanya terdiri dari satu rangkaian saja. Begitu ada transaksi, perubahan data langsung didistribusikan ke seluruh peer yang ada di suatu sistem.  Jika ada perbedaan informasi antara blockchain peer dalam suatu sistem yang akan dipakai adalah blockchain yang terpanjang. Seandainya memang ada yang nekat ingin memanipulasi data transaksi di suatu blok maka dia harus mengubah seluruh blok yang ada setelahnya dengan kecepatan melebihi nodes yang lain. Tentu saja ini membutuhkan daya yang sangat besar untuk bisa mengalahkan seluruh peer yang ada di jaringan blockchain.

 

****

 

Itulah gambaran singkat mengenai blockchain beserta elemen-elemen yang ada di dalamnya. Jika ada kesempatan, kami akan menjelaskan bagaimana konsep proof of works dan proof of stakes melatarbelakangi munculnya para ‘miner’ dalam cryptocurrency.

Bitcoin di Tahun 2018: Akankah Terbang Tinggi atau Meletus?

Bitcoin di Tahun 2018: Akankah Terbang Tinggi atau Meletus?

Bitcoin di Tahun 2018: Akankah Terbang Tinggi atau Meletus?

Cryptocurrency (mata uang kripto) sedang naik daun belakangan ini. Sepanjang tahun 2017, Bitcoin adalah cryptocurrency paling bersinar karena nilainya yang terus naik. Lalu bagaimanakah di tahun 2018? Apakah nilai Bitcoin bisa semakin melambung di tahun ini?

Bitcoin adalah mata uang kripto dengan teknologi Blockchain yang mustahil nilainya ditentukan oleh institusi, pemerintah, atau bahkan oleh penciptanya sendiri. Jadi pertumbuhan nilai Bitcoin murni hanya dipegaruhi oleh kekuatan supply (penawaran) dan demand (permintaan saja).

Tahun 2017 adalah masa-masa pembuktian bagi Bitcoin sebagai cryptocurrency paling bernilai. Rekor tertinggi yang didapatkan Bitcoin selama tahun 2017 mencapai nilai USD 19.796 (Rp 268 juta) pada 17 Desember 2017 lalu. Para ahli banyak yang memprediksi tren Bitcoin yang terus naik akan berlanjut pada 2018.

“Bitcoin dapat mencapai USD 60 ribu (Rp 814 juta) pada Desember 2018,” ujar Mike Dumont, Senior Editor Bitcoin.com seperti dikutip dari Futurism.

Bitcoin di Tahun 2018: Akankah Terbang Tinggi atau Meletus? 3

Hal senada disampaikan juga oleh Jeremy Epstein, CEO Never Stop Marketing, startup firma pemasaran berbasis Blockchain.

“Dengan catatan sepanjang 2017, saya tidak akan terkejut jika Bitcoin akan menyentuh angka USD 250 ribu (Rp 3,39 Miliar) atau lebih dalam waktu lima tahun. Meskipun begitu, masih ada kemungkinan 50:50 antara sukses besar atau gagal total,” tutur Epstein menjelaskan seperti dilansir dari detik.com.

Meskipun banyak yang memprediksi nilai Bitcoin akan terus naik selama 2018, namun ada juga yang mengkhawatirkan cryptocurrency ini suatu saat akan mengalami gelembung yang terus terbang tinggi, namun dapat meletus kapan saja.

Armindo Araujo, Kepala Divisi Finansial dari NATIXIS, Bank asal Perancis mengatakan, “Ya, Bitcoin merupakan ‘gelembung’. Permintaan terhadapnya akan terus membuatnya naik dan naik, dan saya cukup penasaran kapan ini akan terus terjadi. Menurut saya, posisi Bitcoin dalam setahun ke depan akan ditentukan oleh regulasi serta penerapannya di pasar global.”

Namun pernyataan Araujo ini dibantah oleh Dumont. Dumont mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang membuat Bitcoin bukanlah ‘gelembung’, yaitu terbatasnya pasokan Bitcoin hingga 21juta. Pemberitaan media serta minat investor membuat orang-orang akan tetap membelinya, dan kapasitasnya masih sangat kecil dibandingkan investasi konvensional.

Epstein juga menyampaikan hal serupa. “Kata ‘gelembung’ hanya digunakan oleh orang-orang yang tidak memahami Bitcoin itu sendiri,” katanya.

Bitcoin memang menciptakan pro dan kontra untuk industri keuangan dan bisnis di dunia. Tahun lalu, CEO JP Morgan Jamie Dimon sempat menyebut Bitcoin sebagai alat penipuan. Beberapa negara pun melarang penggunaan Bitcoin di wilayahnya.

Bitcoin di Tahun 2018: Akankah Terbang Tinggi atau Meletus? 4

Bahkan Mufti Besar Mesir Shawki Allam mengeluarkan fatwa yang mengharamkan Bitcoin. Menurutnya Bitcoin mirip dengan judi yang diharamkan dalam ajaran Islam. Fatwa itu dikeluarkan setelah melakukan perundingan dengan beberapa ahli ekonomi.

Mufti Besar Mesir menganggap pertukaran perdagangan cryptocurrency seperti berjudi dengan alasan karena dampak langsungnya dalam kehancuran finansial untuk individu. Ulama ini juga mengungkap dampak lain yang disebabkan oleh Bitcoin, yaitu memberikan kemudahan dalam pencucian uang dan penyelundupan.

Pernyataan bernada kontra akan Bitcoin juga diungkapkan oleh Joseph Stiglitz, Peraih Nobel di bidang ekonomi. Menurut Stiglitz, Bitcoin adalah uang yang tidak bermanfaat secara sosial. “Bitcoin bisa melambung tinggi karena supply dan demand, namun tidak bermanfaat secara sosial,” ujarnya seperti dikutip dari detik.com.

Pro dan kontra selalu membayangi cryptocurrency yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto ini karena pergerakan harganya yang sangat liar. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda termasuk yang berminat untuk berinvestasi Bitcoin? Atau malah Anda termasuk yang berhati-hati karena bisa saja suatu saat nilai Bitcoin yang sedang terbang tinggi, lalu tiba-tiba meletus begitu saja.