Beberapa bulan yang lalu, kami sempat menulis artikel tentang tips menjadi programmer freelance. Setelah sekian lama, sebuah pertanyaan lalu muncul yang kemudian menjadi beban pikiran kami “bagaimana jika ada dari pembaca yang benar-benar resign dari pekerjaannya dan memutuskan menjadi programmer freelance?”

Seketika tim penulis Inixindo Jogja memiliki perasaan yang campur aduk, ada yang merasa bertanggung jawab, ada yang merasa bersalah, bahkan ada yang khawatir setengah mati bagaimana jika pembaca yang nekat tersebut diceraikan pasangannya, dihukum orang tuanya, atau jadi bahan obrolan tetangga gara-gara status ‘kerja serabutan’. Walaupun sebenarnya ada juga di antara kami yang cuek dan masih asik makan bubur kacang ijo di pantry, tapi kami sepakat untuk membantu pembaca yang nekat dalam mencari pekerjaan serabutan sebagai programmer atau developer lepas.

Biasanya karena sibuk coding, para programmer freelance kurang bersosialisasi dengan orang yang berpotensi menjadi klien mereka. Memang ada yang suka berkumpul atau ‘nongkrong bareng’ tapi itu pun biasanya dengan rekan seprofesi yang notabene adalah kompetitor mereka. Solusi untuk masalah ‘kurang main’ programmer freelance sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu dengan hadirnya situs-situs cari kerja lepas.

Mirip dengan marketplace produk, situs-situs freelance dibuat untuk mempertemukan orang yang mencari pekerja dengan orang yang membutuhkan kerja tentu saja dalam konteks freelance yang berarti kontrak pekerjaannya per project. Dalam situs ini, kita sebagai freelancer harus bersaing dengan freelancer lain yang menawarkan jasa dengan skill tertentu. Si pemberi kerja biasanya memilih berdasarkan preferensinya sendiri-sendiri, ada yang menilai berdasarkan kualitas portfolio, pengalaman, popularitas, dan yang paling sering adalah harga.

Ya! Kami mengetahui betapa sakitnya freelancer yang handal dan memiliki jam terbang yang tinggi harus mengalah kepada fresh graduate atau juga mahasiswa yang memasang rate jauh lebih murah dibanding harga pasaran. Tapi bagaimanapun juga mereka tidak bisa disalahkan karena kita pernah mengalami betapa sulitnya membangun portfolio pada saat awal kita terjun di dunia freelancing.

Meskipun begitu, kita tak boleh menyerah begitu saja. Saatnya melebarkan sayap demi meningkatkan reach dari personal brand kita dengan memasang lapak di setiap situs freelancing yang ada di muka bumi! Yup, itu usulan dari digital marketing kami. Agak berlebihan memang, tapi paling tidak inilah delapan situs baik dari luar maupun dalam negeri yang bisa kalian coba agar kesempatan mendapatkan klien semakin besar.

 

  1. Sribulancer
    Jika kalian belum seberapa percaya diri untuk memiliki klien dari luar negeri, kalian bisa mencoba situs dalam negeri ini. ‘Act locally’ kata pepatah. Selain berkomunikasi dengan klien lokal lebih mudah, saingan kalian juga tak sebanyak situs internasional yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk memperebutkan satu gelar yaitu deal dengan klien. Kekurangan dari situs ini adalah rate yang sudah ditetapkan oleh situs tersebut.  
  2. Freelancer
    Walaupun bukan berasal dari Indonesia, situs dari Australia ini memiliki basis pengguna yang kuat di Indonesia dan juga di seluruh dunia. Situs ini juga merupakan salah satu pionir situs freelancing.  
  3. Upwork
    Situs ini adalah paling populer di antara para developer walaupun sebenarnya situs ini menyediakan berbagai pilihan jenis pekerjaan. Sempat beken 2 tahun lalu, Upwork banyak menuai kritikan karena customer support yang buruk padahal Upwork mengambil komisi yang cukup besar yaitu sebesar 20%.  
  4. Fivver
    Situs ini sebenarnya lebih cocok untuk para freelancer di bidang kreatif seperti desain, animasi, dan musik. Meski begitu, situs ini juga menyediakan tempat bagi para freelancer di bidang teknologi seperti web & app development sampai ke database. Aura kreatif memang sengaja diciptakan oleh situsini dengan menyebut suatu pekerjaan dengan kata ‘gig’.  
  5. Gigster
    Kelebihan Gigster yang mungkin bisa menjadi panutan bagi situs freelancing lainnya adalah milestone pekerjaan yang telah ditentukan oleh Gigster. Milestone ini sangat realistis jika dibandingkan freelancer di situs lain yang menawarkan web development dalam satu hari saja (walaupun kita tahu itu hanya memasukkan data ke dalam template saja).  
  6. Toptal
    Salah satu unique selling proposition yang ditawarkan Toptal adalah kualitas dari freelancer. Website ini mengklaim bahwa mereka menawarkan developer pilihan top 3% yang artinya jika ada 100 developer dengan rate dan keahlian yang sama maka yang ditawarkan 3 developer peringkat teratas. Sampai artikel ini terpublikasi, kami masih belum mengetahui bagaimana proses screening yang dilakukan oleh Toptal.  
  7. Stack Overflow
    Kiblat untuk copy paste kode pemrograman ini juga menyediakan fitur marketplace pekerjaan. Sebagian besar project yang ditawarkan di sini bersifat long term jadi bagi yang gemar akan stabilitas ketahanan dompet tentu situs ini dapat dijadikan pilihan.  
  8. Hired
    Sistem yang digunakan Hired ini mirip seperti Tinder. Maksudnya, klien yang akan menghubungi programmer freelance hanyalah yang berstatus ‘match’ saja di mana kecocokan antara kebutuhan klien dan skill freelancer. Walaupun terlihat praktis, baik klien maupun freelancer harus melewati proses yang cukup panjang (sekitar 90 menit termasuk tes untuk freelancer). Karena proses yang agak rumit ini, kebanyakan project yang ditawarkan bersifat jangka panjang.

***

Itu tadi 8 situs yang dapat kalian jadikan referensi untuk mendapatkan gigs/project. Serta jangan lupa bahwa kebanyakan situs di atas mengambil komisi antara 10-30% dari rate yang kita tawarkan. Jadi perlu hitung-hitung lagi tentang neraca pengeluaran dan pendapatan kita untuk kebutuhan sehari-hari. Selamat mencoba dan terus belajar!