Artificial Intelligence atau AI telah berkembang pesat di seluruh dunia dan semakin berperan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari bisnis, kesehatan, hingga pemerintahan. Negara-negara maju telah mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi, sementara perusahaan teknologi global terus mengembangkan model AI yang semakin canggih. Namun, perkembangan ini juga menimbulkan tantangan, seperti penyalahgunaan AI, dampak terhadap tenaga kerja, serta isu etika dan privasi.
Menurut laporan dari European Parliamentary Research Service (2023), di Amerika Serikat dan Eropa, lebih dari 70% video deepfake yang beredar digunakan untuk tujuan disinformasi dan manipulasi politik. Di Tiongkok, laporan dari Stanford University (2022) menunjukkan bahwa teknologi pengenalan wajah AI telah digunakan dalam pengawasan massal yang menciptakan kekhawatiran tentang privasi individu. Data ini menyoroti pentingnya regulasi AI yang ketat untuk memastikan penggunaannya tetap etis dan bertanggung jawab.
Bagi ASEAN, perkembangan AI global membawa implikasi yang signifikan. Di satu sisi, AI memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan layanan publik di negara-negara ASEAN. Di sisi lain, tanpa tata kelola yang jelas, penggunaan AI yang tidak bertanggung jawab dapat menimbulkan risiko, seperti penyebaran informasi palsu, ancaman terhadap keamanan siber, dan bias dalam pengambilan keputusan berbasis AI. Oleh karena itu, ASEAN perlu menerapkan kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa AI dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan tetap menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Apa Itu AI Governance?
AI semakin berkembang di ASEAN dan membawa banyak manfaat, seperti meningkatkan efisiensi pekerjaan dan menciptakan inovasi baru. Namun, teknologi ini juga memiliki risiko yang perlu dikelola agar aman dan tidak disalahgunakan.
Untuk itu, ASEAN telah menyusun Expanded ASEAN Guide on AI Governance and Ethics – Generative AI, yang mencakup rekomendasi tentang akuntabilitas dalam pengembangan AI serta strategi untuk mengurangi risiko seperti disinformasi dan pelanggaran privasi. Panduan ini memberikan pedoman tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab, termasuk strategi mitigasi risiko, prinsip transparansi, keamanan data, serta upaya menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan hak-hak peng
Tantangan AI di ASEAN
Generative AI adalah jenis AI yang dapat menciptakan teks, gambar, suara, dan video. Meski bermanfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti:
-
Kesalahan Informasi – AI bisa memberikan jawaban yang salah atau menyesatkan.
-
Penyebaran Hoaks – AI dapat digunakan untuk membuat berita palsu atau manipulasi informasi.
-
Deepfake dan Penipuan – AI bisa menciptakan video atau suara palsu yang menyerupai orang asli.
-
Pelanggaran Hak Cipta – AI mungkin menggunakan data tanpa izin pemiliknya.
-
Keamanan Data Pribadi – AI berpotensi menyalahgunakan data pribadi pengguna.
-
Bias dalam AI – AI bisa mencerminkan bias dari data yang digunakan saat dilatih.
Selain itu, ada juga risiko jangka panjang seperti AI yang sulit dikendalikan dan dampaknya terhadap lapangan kerja, misalnya dengan menggantikan pekerjaan yang bersifat rutin di sektor manufaktur, layanan pelanggan, dan administrasi. Namun, di sisi lain, AI juga dapat menciptakan peluang baru dalam bidang teknologi, analisis data, dan pengembangan sistem AI yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan khusus.
Strategi ASEAN untuk Tata Kelola AI
Untuk mengatasi tantangan ini, ASEAN telah menetapkan berbagai kebijakan untuk memastikan AI digunakan secara aman dan bertanggung jawab. Salah satunya adalah menentukan tanggung jawab yang jelas dalam pengembangan dan penggunaan AI, sehingga setiap pihak yang terlibat memiliki peran yang terdefinisi dengan baik. Selain itu, pengelolaan data yang baik menjadi fokus utama, dengan memastikan bahwa data yang digunakan dalam AI aman dan mewakili budaya ASEAN.
ASEAN juga mengembangkan standar keamanan AI, yang telah diterapkan di beberapa negara anggota. Misalnya, Singapura telah meluncurkan AI Verify, sebuah inisiatif untuk menguji dan memverifikasi keandalan sistem AI. Sementara itu, Malaysia telah mengembangkan pedoman AI etis yang menekankan transparansi dan keamanan dalam pengembangannya. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen ASEAN dalam menciptakan ekosistem AI yang aman dan terpercaya.
Untuk mengantisipasi penyalahgunaan, sistem pelaporan insiden AI diterapkan agar kesalahan atau tindakan tidak sah dapat segera diatasi. Selain itu, pengujian AI dilakukan sebelum teknologi ini diterapkan guna memastikan akurasi dan keamanannya.
Dalam hal keamanan, ASEAN juga menaruh perhatian pada keamanan siber, yang bertujuan untuk melindungi sistem AI dari ancaman digital. Salah satu langkah konkret lainnya adalah menerapkan penandaan konten AI, sehingga pengguna dapat mengenali konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Upaya ini didukung dengan riset tentang keamanan AI, guna memastikan teknologi ini terus berkembang dengan cara yang aman. Terakhir, ASEAN mendorong pemanfaatan AI untuk manfaat publik, khususnya dalam meningkatkan layanan di sektor pendidikan dan kesehatan.
Langkah Nyata di Negara-Negara ASEAN
Beberapa negara ASEAN telah mengambil langkah konkret dalam AI governance, termasuk pengembangan model AI lokal dan implementasi kebijakan AI yang bertanggung jawab untuk meningkatkan inovasi dan keamanan teknologi.
-
Vietnam – Mengembangkan PhoGPT, model bahasa AI untuk memperkuat ekosistem AI lokal.
-
Thailand – Mengembangkan ThaiLLM, AI berbasis bahasa Thai untuk meningkatkan layanan berbasis AI.
-
Singapura – Meluncurkan Project Moonshot untuk menguji dan mengevaluasi AI dengan standar internasional.
AI generatif memiliki potensi besar bagi ASEAN, tetapi juga membawa tantangan yang perlu dikelola dengan baik. Dengan Panduan AI Governance ASEAN, negara-negara di kawasan ini berupaya menyeimbangkan inovasi dan regulasi agar AI digunakan dengan aman dan bertanggung jawab.
Melalui kebijakan yang jelas, keamanan data, dan transparansi, ASEAN dapat menciptakan ekosistem AI yang bermanfaat bagi semua orang. Dengan kerja sama yang erat, ASEAN dapat menjadi pemimpin dalam tata kelola AI yang etis dan berkelanjutan.
Exclusive Class Data Analytic with Machine Learning + AI
-
3
days
-
13
hours
-
55
minutes
-
18
seconds