Dalam lanskap digital yang terus berkembang, organisasi menghadapi tantangan strategis yang kian kompleks, mulai dari perubahan ekspektasi pelanggan hingga tekanan kompetitif yang dipicu oleh pemain digital baru. Sebuah studi oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa perusahaan yang berhasil mengintegrasikan digitalisasi ke dalam model bisnis mereka cenderung tumbuh 2,5 kali lebih cepat dibandingkan pesaingnya. 

Hal ini menunjukkan urgensi organisasi untuk beradaptasi secara cepat terhadap perubahan pasar dan kemajuan teknologi. Di tengah dinamika ini, peran System Analysis & Design menjadi kunci, khususnya dalam memahami dua pendorong utama perubahan sistem: business driver dan technology driver. Memahami perbedaan dan hubungan keduanya membantu organisasi membangun sistem informasi yang adaptif, efisien, dan sejalan dengan visi jangka panjang.

Business Driver: Ketika Strategi Menjadi Mesin Perubahan

Business driver mencerminkan kekuatan internal dan eksternal yang mempengaruhi arah dan tujuan bisnis. Ini bukan hanya soal efisiensi atau ekspansi, tetapi juga tentang bagaimana sebuah organisasi merespons tekanan pasar dan regulasi. Menurut laporan Deloitte dalam laporan mereka berjudul 2023 Global Technology Leadership Study’, 67% organisasi menyebut efisiensi operasional sebagai alasan utama dibalik transformasi digital mereka.

Empat pendorong utama yang biasa ditemukan adalah:

  • Pertumbuhan pasar: Upaya untuk menjangkau segmen pelanggan baru atau memperluas pangsa pasar.
  • Efisiensi operasional: Inisiatif untuk menekan biaya dan meningkatkan produktivitas.
  • Kepatuhan regulasi: Kebutuhan untuk mematuhi hukum dan peraturan industri.
  • Kepuasan pelanggan: Dorongan untuk menyediakan pengalaman pelanggan yang unggul.

Di sektor pendidikan, misalnya, proses absensi manual digantikan dengan sistem NFC untuk mempercepat pencatatan dan mengurangi kesalahan. Langkah ini bukan didorong oleh teknologi semata, melainkan kebutuhan mendasar untuk efisiensi operasional yang lebih baik.

Technology Driver: Ketika Inovasi Menjadi Urgensi

Berbeda dengan business driver, technology driver berasal dari inovasi yang muncul dari luar atau dari dalam organisasi sendiri. Kemajuan seperti cloud computing, AI, atau Internet of Things (IoT) tidak hanya menciptakan peluang baru, tetapi juga menetapkan ekspektasi baru terhadap kecepatan, keamanan, dan fleksibilitas sistem.

Menurut Gartner, 82% eksekutif TI mengakui bahwa tekanan untuk mengadopsi teknologi baru terutama berasal dari kebutuhan untuk meningkatkan daya saing dan ketahanan sistem.

Empat contoh utama dari technology driver meliputi:

  • Inovasi teknologi: Munculnya solusi dan platform baru.
  • Modernisasi infrastruktur TI: Peralihan dari sistem legacy ke arsitektur yang lebih fleksibel.
  • Tekanan kompetitif: Desakan untuk tidak tertinggal secara digital.
  • Keamanan dan privasi data: Tuntutan terhadap perlindungan informasi yang makin kompleks.

Contoh aplikatifnya adalah DHL, perusahaan logistik global yang mengadopsi sistem pelacakan berbasis cloud untuk memantau pengiriman secara real-time. Dengan solusi ini, DHL mampu meningkatkan transparansi pengiriman dan merespons dinamika permintaan pelanggan dengan lebih gesit.

Menyatukan Business dan Technology Driver

Keduanya sering terlihat sebagai dua sisi yang berbeda, padahal sebenarnya saling melengkapi. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan ritel ingin memperluas jangkauan pasarnya (business driver), ia mungkin memanfaatkan teknologi e-commerce berbasis cloud dan analitik pelanggan real-time (technology driver) untuk menjangkau segmen baru dan meningkatkan personalisasi layanan. 

Kolaborasi antara tim bisnis dan teknologi dalam merancang sistem yang responsif terhadap kebutuhan pasar sekaligus memanfaatkan kapabilitas teknologi terbaru merupakan praktek nyata integrasi keduanya. Tanpa sinergi ini, inisiatif digital cenderung gagal memenuhi ekspektasi baik dari sisi bisnis maupun pengguna akhir.

Membangun Sistem yang Tangguh dan Relevan

Membedakan business driver dan technology driver bukan sekadar klasifikasi. Ini adalah langkah awal untuk membangun sistem yang tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan menyatukan strategi bisnis dan inovasi teknologi, organisasi memiliki peluang untuk melahirkan sistem yang tidak hanya efisien, tetapi juga transformatif.

Maka pertanyaannya: apakah organisasi Anda sudah cukup tangkas dalam memadukan keduanya demi keunggulan kompetitif jangka panjang?

Next Upcoming Event

Executive Class – Modern Information System Analysis & Design

26 August 2025
- Inixindo Jogja
  • 63

    days

  • 10

    hours

  • 18

    minutes

  • 3

    seconds