App Development Dengan Menggunakan Docker

App Development Dengan Menggunakan Docker

App Development Dengan Menggunakan Docker

Container merupakan sebuah unit software yang telah distandarisasi, sedangkan Docker merupakan sebuah layanan pengelolaan container. Prinsip dari Docker adalah “develop, ship and run anywhere.” Ide dari docker adalah supaya developer dapat dengan mudah membangun aplikasi, meletakkan di dalam container, dan men-deploy-nya dimanapun.

Peluncuran docker di tahun 2013 menyebabkan revolusi dalam bidang pengembangan aplikasi – dengan membentuk demokratisasi software container, Docker membangun teknologi container Linux – yang portable, fleksibel, dan mudah untuk dikembangkan.

Pada Comday minggu ini, akan diperkenalkan apa itu container, komponen dari docker, dan bagaimana membangun website berbasis wordpress dengan menggunakan server apache dan mysql container image dengan mudah.Acara ini gratis dan terbuka bagi siapa saja yang berkecimpung atau tertarik dalam pengembangan aplikasi.

 

This form does not exist

Biaya

Free (tempat terbatas)

DATE AND TIME

Kamis, 13 Desember 2018
14.00 WIB – Selesai

LOCATION

Eduparx – Inixindo Jogja
Jalan Kenari No 69 Yogyakarta
View Maps

Bertahan di Era Digital: Transformasi Digital Sebagai Penyebab Kepunahan

Bertahan di Era Digital: Transformasi Digital Sebagai Penyebab Kepunahan

Istilah digital transformation yang sering digembar-gemborkan oleh pelaku bisnis terutama dari tech start up kekinian beberapa tahun belakangan ini. Sejumlah tech start up tersebut pun sering disebut sebagai agen perubahan. Tidak hanya pelaku bisnis atau organisasi saja yang merasakan perubahan ini, tetapi juga masyarakat awam sebagai pengguna layanan.

Jika diterjemahkan secara harfiah digital transformation artinya adalah perubahan ke arah digital. Tentu saja dari terjemahan alakadarnya ini hanya bisa memberikan sedikit penjelasan. Karena penerapan digital transformation akan tampak berbeda dalam setiap bisnis, agak susah menentukan definisi yang pasti dari digital transformation. Secara umum digital transformation dapat diartikan sebagai integrasi teknologi digital ke semua area bisnis yang menyebabkan perubahan yang fundamental bagaimana suatu bisnis beroperasi dan bagaimana bisnis tersebut memberikan sebuah nilai bagi pengguna produk, konsumen, atau pun publik. Selain itu, digital transformation merupakan sebuah perubahan kultural yang menuntut suatu organisasi (baik itu swasta maupun pemerintah) untuk keluar dari status quo, sering bereksperimen , serta terbiasa dengan kegagalan. Proses perubahan ini terkadang memaksa organisasi untuk menyingkat proses bisnis yang panjang menjadi singkat dan secepat mungkin.

Perubahan yang datang ini tentu saja tak bisa dihindari. Alasan mengapa banyak organisasi maupun bisnis yang seakan-akan latah untuk ikut dalam arus transformasi digital ini adalah karena mereka harus bertahan hidup. Lihat saja bagaimana toko-toko fisik mulai sepi pengunjung karena pengaruh e-commerce. Tak hanya toko-toko kecil saja, perusahaan yang sudah tumbuh besar saja merasa terancam oleh kehadiran start up baru yang berjiwa digital. Tengok saja beberapa tahun lalu perusahaan taksi nasional sempat ‘berseteru’ dengan  jasa transportasi daring online.

Apa yang mendorong transformasi digital?

Ada dua hal saling terkait yang menyebabkan transformasi digital. Pertama, kemunculan internet yang menjadi populer pada akhir era ‘90-an sampai awal 2000-an. Hadirnya teknologi ini menyebabkan arus informasi bertambah deras. Arus informasi ini memiliki efek candu bagi manusia dimana jika kita sudah terbiasa terpapar oleh informasi, kita merasa ingin menambah ‘dosis’ informasi yang kita terima atau minimal tidak ingin ‘dosis’ informasi yang biasa kita terima berkurang. Walaupun begitu, faktor ini hanya sebagai awalan saja. Masih ada masalah-masalah yang menghambat transformasi digital yaitu infrastruktur dan perangkat. Seperti yang kita tahu saat itu koneksi internet hanya mengandalkan kabel tembaga saja dan tidak setiap rumah memiliki koneksi tersebut. Bukan hanya itu saja, internet juga hanya bisa dinikmati melalui perangkat PC maupun Laptop dan percayalah laptop saat itu masih terlalu berat untuk bisa dikatakan sebagai perangkat portabel sehingga kita masih menolak untuk membiarkan internet merenggut seluruh waktu yang kita punya dalam sehari. Mata siapa yang tak lelah memandangi layar monitor yang kebanyakan masih berjenis CRT selama 8 jam atau bahkan lebih.

Kedua, kemajuan teknologi komunikasi selular yang berhasil membawa koneksi internet tersebut ke dalam genggaman kita. Teknologi ini juga didukung oleh kemajuan teknologi chipset yang membuat telepon genggam yang sekarang disebut smartphone memiliki kemampuan komputasi yang lebih tinggi dalam memproses data dan menjalankan program layaknya sebuah komputer. Smartphone inilah yang berfungsi menjadi gerbang masuknya teknologi ke kehidupan dan aktivitas kita sehari-hari, di manapun dan kapanpun. Celah ini kemudian dimanfaatkan sejumlah inovator dan mengembangkan bisnis baru yang mereka ciptakan dengan cara yang juga baru. Jika kita amati, hadirnya start up kebanyakan dipelopori oleh anak-anak muda. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak muda ini adalah golongan early adopter di mana mereka sangat menerima perubahan (disrupsi) bila dibandingkan dengan golongan tua yang lebih konservatif.

Seleksi Alam Digital

Revolusi industri 4.0 begitulah para pakar dan pengamat ekonomi menjuluki fenomena transformasi digital. Setiap pergantian era pasti ada yang lahir dan ada yang mati tergantikan apalagi jika kita sudah membawa-bawa teknologi sebagai pemicunya yang perkembangannya semakin cepat. Sudah banyak contoh kasus brand atau bisnis yang kita anggap sudah mapan tiba-tiba mati karena tergerus arus transformasi digital ini. Lihat saja Blockbuster perusahaan rental video yang sempat sukses di Amerika Serikat akhirnya tutup karena hadirnya Netflix.

Kodak, perusahaan alat fotografi juga mengalami kebangkrutan pada tahun 2012. Sebenarnya Kodak sudah berusaha melakukan beberapa inovasi digital. Kodak membuat Ofoto, situs untuk berbagi foto pada tahun 2001 di mana pada saat itu Instagram bahkan belum terpikirkan oleh pendirinya. Kodak juga menginvestasikan jutaan dollar untuk dalam pengembangan teknologi fotografi yang memungkinkan ponsel dan perangkat lain dapat mengambil foto. Akan tetapi, hal itu menjadi sia-sia karena Kodak bersikeras untuk tidak memproduksi kamera digital. Kodak terlalu sibuk untuk memaksa orang-orang yang saat itu baru mengenal fotografi digital untuk mencetak foto mereka.

Adaptasi atau Mati

Sebenarnya masih banyak lagi beberapa bisnis yang menghilang yang tidak kita sadari secara langsung. Bisnis-bisnis tersebut enggan untuk beradaptasi dengan perubahan era karena sudah terlalu nyaman dengan kejayaan yang mereka capai di masa lalu. Selain terlalu nyaman, ada juga beberapa bisnis yang tidak tahu harus bagaimana menghadapi transformasi digital ini. Hanya terbengong-bengong melihat start up baru bermunculan dan merebut pelanggan mereka satu demi satu.

Ada beberapa bisnis yang sudah berhasil beradaptasi dan ada juga yang terus mencoba tapi masih gagal. Keberhasilan bisnis, organisasi, maupun perusahaan dalam bertransformasi tidaklah ditentukan dari satu orang saja. Transformasi digital memerlukan semua pihak dalam suatu organisasi untuk beradaptasi. Ada beberapa skill yang dapat membantu seseorang agar dapat beradaptasi di era digital seperti kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dalam mempermudah dan mempercepat pekerjaannya. Kemampuan ini disebut digital skill. Mudah ditebak bukan?

Digital skill terdiri banyak bagian, beberapa di antaranya adalah:

  • Digital Leadership
  • Communication and Collaboration
  • Find & Use
  • Teach & Learn

(Nantikan artikel selanjutnya dari Inixindo Jogja yang akan membahas skill tersebut satu per satu)

 

Skill-skill di atas sudah cukup untuk membuat kita ‘membaur’ dengan iklim digital sehingga kita mampu untuk beradaptasi. Menguasai bahasa pemrograman mungkin juga bisa dikategorikan sebagai digital skill tapi masih belum menjadi syarat utama untuk bertahan di revolusi industri 4.0. Meskipun begitu, tidak ada yang mampu memprediksi apa yang akan terjadi setelah era digital yang kemungkinan akan dibanjiri oleh AI (Artificial Intelligence). Bisa jadi kemampuan membuat model machine learning merupakan syarat wajib menjadi karyawan di setiap perusahaan.

Kunjungi halaman Pelatihan Digital Leadership, jika Anda tertarik untuk menguasai skill tersebut

Event Recap : SPBE Sebagai Katalis Menuju Smart City

Event Recap : SPBE Sebagai Katalis Menuju Smart City

Event Recap : SPBE Sebagai Katalis Menuju Smart City

Pada hari Kamis tanggal 18 Oktober 2018 yang lalu Inixindo Jogja bekerjasama dengan Lintasarta mengadakan seminar dengan judul “SPBE Sebagai Katalis Menuju Smart City. Bertempat di Ballroom Sahid Jaya Hotel & Convention Yogyakarta, acara ini dihadiri oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Kota/Kabupaten dari seluruh Indonesia. Acara yang didukung sepenuhnya oleh Kementerian Komunikasi & Informasi ini memberikan gambaran bagaimana hubungan antara SPBE dan smart city sehingga bisa menjadi suatu sinergi dalam perencanaan dan pengembangannya.

Beberapa pihak dari swasta dan pemerintahan yang memiliki kapasitas di bidang smart city dari segi sumber daya manusia, regulasi, dan infrastruktur menjadi pembicara di dalam seminar ini. Bapak Bambang Dwi Anggono sebagai Plt. Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang direncanakan menjadi salah satu pembicara seminar walaupun berhalangan hadir tapi tetap mengisi acara melalui video chat Skype secara langsung dari Korea Selatan. Dalam kesempatan kali ini Bapak Bambang Dwi Anggono yang akrab dipanggil Pak Ibenk memberikan beberapa penjelasan terkait Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Penjelasan dari Pak Ibenk ini kemudian diteruskan oleh Kasubdit. Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Daerah Dr. Hasyim Gautama dengan bahasan yang sama.

Acara kemudian dilanjutkan dengan menghadirkan Bapak Andi Yuniantoro, Direktur Inixindo Jogja sebagai pembicara dengan bahasan “Arsitektur Smart City.” Di segmen ini Pak Andi menyampaikan tentang kaitan antar elemen-elemen penunjang smart city seperti aplikasi, infrastruktur, kebijakan, lembaga dan sumber daya manusia. Elemen-elemen tadi disebutkan dalam Perpres No. 94 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik di mana tidak hanya melibatkan Kemeterian Kominfo tapi juga badan dan kementerian yang lain. Setelah menyampaikan materi tersebut, acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel. Banyak dari para peserta yang bertanya bahkan menyampaikan curahan hatinya mengenai kondisi di instansi tempat mereka bekerja.

Tidak hanya sampai di situ, Lintasarta pun turut menyampaikan dua materi yang disampaikan oleh dua pembicara yang kompeten di bidangnya masing-masing. Yang pertama adalah tentang infrastruktur smart city. Di sini peserta seminar langsung menunjukkan antusiasmenya dengan mengajukan banyak pertanyaan tentang hal teknis infrastruktur yang menyangkut implementasi smart city. Di sesi kedua, Lintasarta juga membahas tentang analisis media sosial yang dapat dimanfaatkan oleh melalui social media listening. Dengan teknik ini, perangkat pemerintahan dapat mendengarkan aspirasi rakyat serta pendapatnya dengan memilah antara sentimen negatif dan sentimen positif tentang suatu topik tertentu.

Acara ini diakhiri pada pukul 17.00 WIB. Beberapa peserta di acara ini mengikuti sertifikasi LSP Layanan Teknologi dan Informasi

Tentang Acara

“SPBE Sebagai Katalis Menuju Smart City” merupakan sebuah acara seminar dan diskusi tentang kaitan antara Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan konsep Smart City sebagai bentuk pendampingan kepada pemerintah daerah dalam perencanaan Smart City

Waktu Pelaksanaan Acara

18 Oktober 2018
08.00 – 17.00 WIB

Tempat Pelaksanaan Acara

Ballroom Sahid Jaya Hotel & Convention Yogyakarta
Jalan Babarsari, Sleman, DIY

Cara Mudah Membuat Progressive Web Application

Cara Mudah Membuat Progressive Web Application

Cara Mudah Membuat Progressive Web Application

Beberapa tahun yang lalu kita mengenal istilah responsive website yang menjadi sebuah standar yang harus dicapai oleh para web developer di kala itu. Waktu berlalu dan istilah responsive website sudah tidak menjadi hal kekinian lagi. Website kini telah pelan-pelan bertransformasi menjadi sebuah web app dengan fitur segudang. Di dunia web app sendiri telah dikenal standar baru yang disebut Progressive Web Application (PWA) yang diperkenalkan oleh Google. Progressive Web Application merupakan sebuah web application yang memberikan pengalaman seperti membuka native application kepada para penggunanya di smartphone masing-masing.

PWA menggunakan service worker yang dapat menyimpan cache suatu web app di dalam perangkat sehingga walaupun koneksi internet perangkat tersebut terputus, web application yang telah disimpan dapat dibuka. PWA juga dapat mengakses push notification yang ada di dalam perangkat. Hal ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh para developer untuk menyampaikan informasi jika ada update terbaru kepada para penggunanya secara real time.

Jika kalian para web developer berpikir bahwa mengembangkan PWA akan sesulit mengembangkan aplikasi native di Android atau IOS, kalian wajib ikut workshop “Cara Mudah Membuat Progressive Web Application” yang akan diadakan di EduparX Inixindo Jogja. Dan jangan khawatir workshop ini gratis untuk siapapun.

This form does not exist

Biaya

Free (tempat terbatas)

DATE AND TIME

Kamis, 29 November 2018
14.00 WIB – Selesai

LOCATION

Eduparx – Inixindo Jogja
Jalan Kenari No 69 Yogyakarta
View Maps

November Special

November Special

[masterslider id="9"]

Pelatihan & Sertifikasi

Government Chief Information Officer (GCIO)

LSP LPK INIXINDO dibawah lisensi resmi dari Badan Nasional Sertfikasi Profesi (BNSP) memberikan solusi pemenuhan kompetensi melalui Pelatihan dan Sertifikasi Government Chief Information Officer.
Materi pelatihan mencakup seluruh topik tata kelola TIK yang berbasis best practice sehingga
penerapan e-Government di pemerintah daerah bisa berhasil secara efektif dan terukur.

  • Pengenalan dan Konsep Tata Kelola TIK
  • Implementasi Tata Kelola TIK untuk E-Government
  • Pengembangan Rencana Strategis TIK (IT Master Plan)
  • Pengembangan Enterprise Architecture
  • Pengelolaan Proyek TIK (IT Project Management)
  • Pengelolaan Layanan TIK (IT Service Management)
  • Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Information Security Management System)
  • Pengelolaan Data Center
  • Business Continuity dan Disaster Recovery
  • Pengelolaan IT Audit dan IT Compliance
  • Study Kasus Tata Kelola TIK untuk E-Government
November Special 6
November Special 7

Pelatihan

Management IT Risk Smart City

Pelatihan ini memberikan kompetensi yang dibutuhkan bagi Kepala Dinas/Kepala Bidang/Kepala Seksi di institusi Pemerintah Daerah untuk mampu mengelola resiko mulai dari menemukan identifikasi, analisis sampai bagaimana menentukan respon terhadap resiko yang ada. TUjuannya adalah perserta :

  • Mampu mengidentifikasi resiko TI pada penerapan Smart City
  • Mampu menganalisa resiko hingga level
  • Mampu menentukan “deal” resiko
  • Mampu membuat respon (rencana tindakan) terhadap resiko TI

Sertifikasi

Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi

Pelatihan dan Ujian Sertifikasi ini memberikan kepada para peserta berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan sehingga menjadi kompeten dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pengelola layanan Teknologi Informasi atau CIO (Chief Information Officer) di organisasinya. Berbagai hal yang akan mampu dilakukan oleh peserta antara lain adalah mengelola layanan TI, menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan organisasi, menyusun strategi layanan TI, mengelola insiden, masalah, serta resolusi masalah TI, dan memantau tingkat layanan TI. Dalam pelatihan ini, peserta akan mempelajari cara :

  • Memberikan Pelayanan TI Sesuai Dengan Bisnis Yang Dijalankan
  • Menyediakan Layanan Berdasarkan Tingkat-Tingkat Tertentu
  • Memberikan Pelayanan Produk-Produk Teknologi Informasi Sesuai Kebutuhan Bisnis
  • Menetapkan Resolusi Dan Masalah Terhadap Seluruh Aktivitas Seluruh Siklus Hidup TI
  • Mengelola Insiden Yang Terjadi
  • Memantau Pelayanan Prosedur Tingkat Layanan
November Special 8

Dapatkan Silabus & Penawaran