Dalam artikel yang ditulis beberapa hari yang lalu, kita telah membahas tentang apa yang menyebabkan terjadinya transformasi digital (digital transformation) yang bisa juga disebut sebagai revolusi industri 4.0. Dalam artikel tersebut juga disebutkan bagaimana digital skill mutlak dibutuhkan bagi setiap perangkat organisasi/perusahaan jika organisasi/perusahaan tersebut ingin bertahan hidup di era digital ini.

Kali ini kita akan membahas tentang digital leadership sebagai komponen digital skill terpenting sebagai penunjang transformasi digital. Kenapa digital leadership menjadi komponen terpenting? Jawabannya tentu saja karena setiap keputusan dalam sebuah organisasi/perusahaan datang dari pemimpinnya. Bagaimana organisasi/perusahaan mau melakukan transformasi digital jika pemimpinnya saja masih belum melek digital. Jika diibaratkan proses transformasi digital adalah sebuah proses memasak, digital leadership dapat diibaratkan sebagai kompornya.

Meskipun begitu, di era disrupsi digital ini konsep pemimpin sebagai seorang jenderal yang duduk di belakang meja tidak lagi relevan. Perusahaan pioner transformasi digital seperti Google dan Lyft justru mencari pemimpin yang bisa dan mau turun tangan langsung, saling melengkapi dan berfungsi sebagai sebuah tim. Selain kemampuan untuk memimpin sebuah tim, para pemimpin ini dituntut untuk bisa membangun tim dari awal, menjadi perantara antar anggota tim, serta menuntun tim untuk memiliki budaya inovatif, mau belajar, dan terus melakukan peningkatan secara terus menerus. Memang terdengar agak klise dan hampir sama dengan pemimpin ideal di era sebelum transformasi digital terjadi tapi kita akan tahu apa saja perbedaannya di dalam artikel ini.

Pemimpin Digital Adalah Pemimpin Yang Memiliki Latar Belakang  IT?

Walaupun para pemimpin perusahaan pioner transformasi digital seperti Mark Zuckerberg, Larry Page, dan Travis Kalanick memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi informasi ataupun ilmu komputer tak sedikit pula dari para pioner transformasi digital yang sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan TI ataupun komputer. Salah satu contohnya adalah Jeff Bezos yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang bisnis.

Yang dimaksud dengan digital leader di sini bukanlah seseorang yang ahli dalam pemrograman komputer atau seorang engineer. Digital leader adalah seseorang yang mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau bisnis. Beberapa tahun yang lalu kita pernah mendengar nama posisi CIO (Chief Information Officer) yang selalu dipasrahi tanggung jawab segala sesuatu yang berhubungan dengan IT. CIO inilah merupakan satu-satunya digital leader saat sebelum transformasi digital terjadi walaupun saat itu CIO lebih sering berurusan dengan hal-hal teknis seperti server, desktop, dan kabel LAN. Bahkan tidak jarang para staff di perusahaan yang menyebut CIO sebagai “box and wire jockey” semacam DJ yang memainkan router dan kabel alih-alih turntable.

Di era transformasi digital ini semua pemimpin dan staff dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menjadi seorang digital leader yang mana mereka memiliki satu goal yang sama yaitu membawa organisasi atau bisnis yang dia pimpin untuk melakukan transformasi digital yang tidak hanya merupakan peralihan teknologi saja tapi juga aspek lain seperti transformasi kognitif, perilaku, dan emosi. Untuk itu, digital leader harus bisa berpikir, mengambil tindakan, dan bereaksi secara berbeda

Cognitive
Transformation
(Berpikir secara berbeda)
Behavioral
Transformation
(Bertindak secara berbeda)
Emotional
Transformation
(Bereaksi secara berbeda)
Membuat konsep tentang segala kemungkinan di dunia digital Beradaptasi dengan penguasa dan orang yang berpengaruh yang silih berganti Bertoleransi terhadap lingkungan yang penuh resiko dan ketidakjelasan
Menemukan cara untuk menangani kompleksnya pemikiran yang semakin meningkat Berkolaborasi dengan tim yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda pula Tenang dan siap dalam menghadapi perubahan yang selalu terjadi
Mengambil keputusan secara cepat walaupun jika kita tidak mempunyai informasi Memberikan banyak energi untuk sebuah keberhasilan (coba – gagal – coba lagi) Memiliki kepercayaan diri untuk memimpin dan mendorong adanya perubahan

Pemimpin Saja Atau Pemimpin Digital?

Sampai di sini, kita telah banyak membahas tentang apa itu pemimpin digital. Dari pembahasan tersebut mungkin banyak yang bertanya “Loh, itu kan memang kriteria ideal pemimpin pada umumnya? Kenapa harus disebut sebagai pemimpin digital?”

Yang membedakan sebutan antara pemimpin biasa dan pemimpin digital selain masalah visi tentang teknologi adalah ‘aturan main’ dari kepemimpinan itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

‘Just’ Leader Digital Leader
Pemimpin dipilih dan diidentifikasi berdasarkan pengalaman, senioritas, dan performa kerja. Pemimpin dipilih dan diidentifikasi berdasarkan agility, kreativitas, dan kemampuan untuk menjembatani beberapa tim yang ada dalam organisasi.
Pemimpin harus memulai dari bawah dan perlahan-lahan menuju ke atas seperti menaiki tangga. Bisa menjadi pemimpin sejak dini dan mengembangkan jiwa kepemimpinan mereka sambil jalan.
Pemimpin diharapkan tahu apa yang akan dia lakukan dan membawa penilaian serta pengalamannya dalam menghadapi tantangan bisnis. Pemimpin diharapkan berinovasi, kolaborasi, dan menggunakan metode ‘client teams’, crowdsourcing, ataupun hackathon untuk menemukan solusi yang benar-benar baru.
Pemimpin dinilai dan dibentuk dari perilaku dan gaya kepemimpinan. Pemimpin dinilai dan dibentuk oleh pola pikir, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Pemimpin memimpin organisasi dan fungsi. Pemimpin memimpin sebuah tim, proyek, dan hubungan antar tim


Kesimpulan yang dapat diambil dari perbedaan antara pemimpin biasa dan pemimpin digital adalah pemimpin digital merupakan pemimpin di masa depan yang diharapkan membawa keberhasilan bagi organisasinya di era yang dipenuhi ambiguitas.

Jika Anda tertarik dengan digital leadership Anda dapat mengambil kelas pelatihan digital leadership . Selain digital leadership Anda dapat mempelajari kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang digital leader