1. Data Terstruktur
Jenis data ini bisa diproses, disimpan, dan diambil dalam format tetap. Selanjutnya, jenis data ini disimpan dalam bentuk tabel, baris, serta kolom yang normalnya disimpan ke format excel atau spreadsheet.
Tujuannya agar informasi pada data lebih terorganisir dan bisa dengan mudah diakses dari database menggunakan algoritma mesin pencari sederhana.
Ada beberapa contoh data terstruktur antara lain data sensor, data penjualan pada suatu perusahaan, data karyawan dalam database perusahaan dengan detail yang terstruktur seperti detail data diri karyawan, posisi pekejaan, gaji, dan lain sebagainya yang ditampilkan secara terorganisir.
2. Data Semi-Terstruktur
Kemudian, jenis data ini adalah jenis data yang dimasukan ke dalam sebuah tabel, tetapi skemanya tidak sama dengan tabel biasa yang hanya terdiri dari baris dan kolom.
Data semi-terstruktur punya format data terstruktur dan tidak terstruktur. Meski belum diklasifikasi oleh repository tertentu (database), tapi data ini mengandung informasi yang penting.
Beberapa contoh Data Semi-Terstruktur antara lain data dalam bentuk file csv, file xml, dan file json.
3. Data Tidak Terstruktur
Jenis data yang terakhir adalah Data Tidak Terstruktur. Jenis data ini bentuknya tidak dikenal, dan harus disimpan dengan format khusus karena tidak punya struktur yang spesifik seperti jenis Data Terstruktur.
Data mentah dari jenis Data Tidak Terstruktur, hanya bisa menghasilkan nilai setelah diproses dan dianalisa.
Tapi memang, menyimpan data jenis ini cukup rumit. Kenapa? Karena Anda memerlukan penggunaan sistem penyimpanan yang memadai, seperti database NoSQL (MongoDB dan CouchDB).
Ada beberapa contoh jenis data tidak terstruktur, antara lain seperti data teks, berformat foto atau gambar, video, dan suara. Kemudian, bisa juga dalam bentuk keluhan pelanggan, kontrak, ataupun email internal.
Beragam contoh dari data jenis ini bisa ditemukan dalam media sosial, seperti komentar, likes, followers, atau data klik di tiap aktivitas pada akun media sosial.