https://www.rapa-puru.com/ https://ingemantspa.cl/ https://103.63.25.105/
– Inixindo Jogja
8 Situs Freelancing yang Direkomendasikan Untuk Programmer

8 Situs Freelancing yang Direkomendasikan Untuk Programmer

Beberapa bulan yang lalu, kami sempat menulis artikel tentang tips menjadi programmer freelance. Setelah sekian lama, sebuah pertanyaan lalu muncul yang kemudian menjadi beban pikiran kami “bagaimana jika ada dari pembaca yang benar-benar resign dari pekerjaannya dan memutuskan menjadi programmer freelance?”

Seketika tim penulis Inixindo Jogja memiliki perasaan yang campur aduk, ada yang merasa bertanggung jawab, ada yang merasa bersalah, bahkan ada yang khawatir setengah mati bagaimana jika pembaca yang nekat tersebut diceraikan pasangannya, dihukum orang tuanya, atau jadi bahan obrolan tetangga gara-gara status ‘kerja serabutan’. Walaupun sebenarnya ada juga di antara kami yang cuek dan masih asik makan bubur kacang ijo di pantry, tapi kami sepakat untuk membantu pembaca yang nekat dalam mencari pekerjaan serabutan sebagai programmer atau developer lepas.

Biasanya karena sibuk coding, para programmer freelance kurang bersosialisasi dengan orang yang berpotensi menjadi klien mereka. Memang ada yang suka berkumpul atau ‘nongkrong bareng’ tapi itu pun biasanya dengan rekan seprofesi yang notabene adalah kompetitor mereka. Solusi untuk masalah ‘kurang main’ programmer freelance sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu dengan hadirnya situs-situs cari kerja lepas.

Mirip dengan marketplace produk, situs-situs freelance dibuat untuk mempertemukan orang yang mencari pekerja dengan orang yang membutuhkan kerja tentu saja dalam konteks freelance yang berarti kontrak pekerjaannya per project. Dalam situs ini, kita sebagai freelancer harus bersaing dengan freelancer lain yang menawarkan jasa dengan skill tertentu. Si pemberi kerja biasanya memilih berdasarkan preferensinya sendiri-sendiri, ada yang menilai berdasarkan kualitas portfolio, pengalaman, popularitas, dan yang paling sering adalah harga.

Ya! Kami mengetahui betapa sakitnya freelancer yang handal dan memiliki jam terbang yang tinggi harus mengalah kepada fresh graduate atau juga mahasiswa yang memasang rate jauh lebih murah dibanding harga pasaran. Tapi bagaimanapun juga mereka tidak bisa disalahkan karena kita pernah mengalami betapa sulitnya membangun portfolio pada saat awal kita terjun di dunia freelancing.

Meskipun begitu, kita tak boleh menyerah begitu saja. Saatnya melebarkan sayap demi meningkatkan reach dari personal brand kita dengan memasang lapak di setiap situs freelancing yang ada di muka bumi! Yup, itu usulan dari digital marketing kami. Agak berlebihan memang, tapi paling tidak inilah delapan situs baik dari luar maupun dalam negeri yang bisa kalian coba agar kesempatan mendapatkan klien semakin besar.

 

  1. Sribulancer
    Jika kalian belum seberapa percaya diri untuk memiliki klien dari luar negeri, kalian bisa mencoba situs dalam negeri ini. ‘Act locally’ kata pepatah. Selain berkomunikasi dengan klien lokal lebih mudah, saingan kalian juga tak sebanyak situs internasional yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk memperebutkan satu gelar yaitu deal dengan klien. Kekurangan dari situs ini adalah rate yang sudah ditetapkan oleh situs tersebut.  
  2. Freelancer
    Walaupun bukan berasal dari Indonesia, situs dari Australia ini memiliki basis pengguna yang kuat di Indonesia dan juga di seluruh dunia. Situs ini juga merupakan salah satu pionir situs freelancing.  
  3. Upwork
    Situs ini adalah paling populer di antara para developer walaupun sebenarnya situs ini menyediakan berbagai pilihan jenis pekerjaan. Sempat beken 2 tahun lalu, Upwork banyak menuai kritikan karena customer support yang buruk padahal Upwork mengambil komisi yang cukup besar yaitu sebesar 20%.  
  4. Fivver
    Situs ini sebenarnya lebih cocok untuk para freelancer di bidang kreatif seperti desain, animasi, dan musik. Meski begitu, situs ini juga menyediakan tempat bagi para freelancer di bidang teknologi seperti web & app development sampai ke database. Aura kreatif memang sengaja diciptakan oleh situsini dengan menyebut suatu pekerjaan dengan kata ‘gig’.  
  5. Gigster
    Kelebihan Gigster yang mungkin bisa menjadi panutan bagi situs freelancing lainnya adalah milestone pekerjaan yang telah ditentukan oleh Gigster. Milestone ini sangat realistis jika dibandingkan freelancer di situs lain yang menawarkan web development dalam satu hari saja (walaupun kita tahu itu hanya memasukkan data ke dalam template saja).  
  6. Toptal
    Salah satu unique selling proposition yang ditawarkan Toptal adalah kualitas dari freelancer. Website ini mengklaim bahwa mereka menawarkan developer pilihan top 3% yang artinya jika ada 100 developer dengan rate dan keahlian yang sama maka yang ditawarkan 3 developer peringkat teratas. Sampai artikel ini terpublikasi, kami masih belum mengetahui bagaimana proses screening yang dilakukan oleh Toptal.  
  7. Stack Overflow
    Kiblat untuk copy paste kode pemrograman ini juga menyediakan fitur marketplace pekerjaan. Sebagian besar project yang ditawarkan di sini bersifat long term jadi bagi yang gemar akan stabilitas ketahanan dompet tentu situs ini dapat dijadikan pilihan.  
  8. Hired
    Sistem yang digunakan Hired ini mirip seperti Tinder. Maksudnya, klien yang akan menghubungi programmer freelance hanyalah yang berstatus ‘match’ saja di mana kecocokan antara kebutuhan klien dan skill freelancer. Walaupun terlihat praktis, baik klien maupun freelancer harus melewati proses yang cukup panjang (sekitar 90 menit termasuk tes untuk freelancer). Karena proses yang agak rumit ini, kebanyakan project yang ditawarkan bersifat jangka panjang.

***

Itu tadi 8 situs yang dapat kalian jadikan referensi untuk mendapatkan gigs/project. Serta jangan lupa bahwa kebanyakan situs di atas mengambil komisi antara 10-30% dari rate yang kita tawarkan. Jadi perlu hitung-hitung lagi tentang neraca pengeluaran dan pendapatan kita untuk kebutuhan sehari-hari. Selamat mencoba dan terus belajar!

Kiat-Kiat Menjadi Programmer Freelance

Kiat-Kiat Menjadi Programmer Freelance

Beberapa bulan lalu kita telah sempat membahas tentang tips belajar coding secara otodidak. Siapa tahu setelah beberapa bulan membaca artikel itu kalian sudah menjadi seorang programmer yang siap tempur di dunia nyata. Inilah saatnya kalian memutuskan apakah ingin bekerja di perusahaan atau menjadi programmer freelance. Tentu keduanya ada plus minusnya. Bagi programmer ‘kantoran’ yang sudah ngebet ingin jadi programmer freelance gara-gara iri melihat teman seperjuangan yang berstatus pekerja lepas bisa kerja sambil jalan-jalan, tahan dulu hasrat kalian yang sudah memucuk itu karena kita akan membahas kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model kerja antara freelance dan employee terlebih dahulu.

 

Programmer Kantoran

Programmer kantoran biasanya dibagi lagi menurut perusahaan yang merekrutnya, jika berada di perusahaan yang sudah bertransformasi ke arah digital apalagi tech start up, kalian akan lebih diarahkan untuk menjadi seorang spesialis. Akan tetapi, jika kalian bekerja di perusahaan kecil apalagi yang belum melek digital siap-siap saja disuruh untuk menjadi programmer setengah dewa, single fighter, atau apapun istilahnya karena semua yang berhubungan dengan software diserahkan oleh programmer. Bahkan tak jarang programmer yang memiliki sambilan sebagai IT support.

Secara umum programmer kantoran tidak jauh berbeda dengan pekerja kantoran yang lainnya, jam kerja yang rutin, fasilitas-fasilitas yang sudah disediakan seperti tempat kerja, perlengkapan dan alat-alat kerja, bahkan mungkin asuransi yang ditanggung oleh perusahaan. Tak perlu mengeluarkan modal kecuali badan dan otak.

 

Programmer Freelance

Programmer freelance memiliki keuntungan di jam kerja yang suka-suka, tempat kerja yang suka-suka, dan workflow yang tentunya juga suka-suka. Maka tak heran jika banyak freelancer yang bisa berpelesir ke luar negeri dan masih bisa meneruskan project yang sedang ditanganinya. Selain itu, freelancer juga bisa memilih project seperti apa yang akan dia terima. Hal ini jarang bisa dilakukan oleh programmer kantoran karena mau tak mau dia harus mengikuti alur kerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

Akan tetapi, menjadi seorang programmer freelance memiliki sebuah resiko yang besar yaitu tidak mendapatkan klien sama sekali. Bahkan ada beberapa programmer kantoran yang memutuskan untuk jadi freelance tapi akhirnya memutuskan untuk kembali bekerja sebagai programmer kantoran. Sama seperti seorang pengusaha, jika kalian ingin menjadi programmer freelance kalian tidak hanya harus memikirkan tentang kode yang kalian tulis, tapi kalian juga diwajibkan untuk memikirkan bagaimana memasarkan dan mengelola diri kalian sendiri.

Jika sudah memikirkan masak-masak dan yakin bahwa menjadi programmer freelance adalah jalan hidup kalian, kita akan bahas bagaimana kiat-kiat agar menjadi programmer freelance yang sukses.

 

Menjadi Seorang Spesialis

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa jika bekerja di perusahan besar yang melek digital atau tech startup kita diharapkan untuk menjadi seorang spesialis. Seorang spesialis ini adalah seorang yang benar-benar menguasai suatu bahasa pemrograman atau framework tertentu. Kebanyakan dari para perekrut freelancer membutuhkan programmer freelance untuk membantunya menyelesaikan project. Oleh karena itu, para perekrut tersebut sengaja mencari freelancer dengan keahlian yang tidak dimiliki oleh tim yang sudah ada.

Permasalahan yang timbul adalah seperti di bidang fashion, teknologi pun mempunyai tren yang bisa berubah sewaktu-waktu. PHP contohnya, dua tahun lalu bahasa pemrograman PHP dan framework-framework-nya masih merajai pemrograman back-end. Pada tahun ini Javascript pelan-pelan mulai mengambil alih pemrograman backend dengan Node.Js. Itulah mengapa jika kita ingin menjadi programmer freelance kita harus memiliki spesialisasi yang bisa menyesuaikan perkembangan teknologi. Intinya adalah jangan pernah lelah untuk belajar.

 

Perbanyak Portfolio

Sangat jarang atau bahkan mungkin tidak ada perekrut yang melakukan proses seleksi dengan melakukan tes terhadap programmer freelance yang hendak dia rekrut. Selain karena menghabiskan waktu, para freelancer juga biasanya enggan untuk melakukan tes mungkin karena posisi geografis yang berjauhan. Para perekrut tersebut melakukan seleksi dengan cara melihat portfolio para freelancer terlebih dahulu.

Di awal karir, kalian bisa membangun portfolio dengan mengerjakan project pribadi atau bergabung dengan project “kerja bakti” yang biasanya juga diinisiasi oleh sesama programmer freelance. Ingat, portfolio bagi programmer freelance adalah senjata utama. Kekuatannya lebih ampuh daripada ijazah S2 Teknik Informatika sekalipun.

 

Tentukan Tarif Kerja

Project pribadi dan project “kerja bakti” telah selesai. Kini saatnya menilai dan menghargai (makna sebenarnya yaitu menetapkan harga, Red) diri kita sendiri. Kita bisa membandingkan dengan harga pasaran yang ada di situs-situs crowdsourcing seperti Upwork atau Freelancer. Kunjungi profil dari freelancer yang lain. Buka portfolionya. Cari tahu keahliannya lalu bandingkan semuanya dengan apa yang kita punya. Di sinilah objektivitas dan kepercayaan diri kalian akan diuji melalui pertanyaan ‘apakah pantas saya memiliki rate sama dengan orang itu atau bahkan lebih tinggi’ dan jangan lupa sesuaikan juga dengan standar di tempat domisili kalian.

Dalam dunia freelance para programmer memiliki rate per jam kerja tapi juga ada yang menerapkan tarif per project. Sebaiknya kalian menentukan tarif di keduanya supaya bisa memberikan klien opsi lebih.

 

Jual Keahlianmu

Kata ‘menjual diri’ mungkin dianggap negatif bagi sebagian orang. Tapi jika kalian memutuskan untuk menjadi seorang programmer freelance, kalian mau tak mau melakukan proses pemasaran keahlian kalian sendiri. Programmer freelance haruslah paham mengenai konsep personal branding. Bayangkanlah nama kalian menjadi sebuah brand mirip seperti praktisi advokat hukum atau praktisi periklanan di mana nama merekalah yang menjadi merk dagang.

Selain mem-branding diri, kalian juga harus memperbanyak network dengan bergabung di berbagai macam komunitas. Seperti yang disebut di atas, banyak klien datang dari kalangan programmer sendiri karena mereka memang kekurangan tenaga. Bukan tidak mungkin antara sesama programmer freelance kemudian membentuk kongsi software house sendiri.

 

***

Bagaimana? Setelah tahu bahwa menjadi programmer freelance tidak semudah copy paste fungsi di Stack Overflow masihkah niat kalian menggebu-gebu? Tapi jangan khawatir, tantangan yang lebih besar akan membuat diri kita terus berkembang.