by Anggie Irfansyah | May 16, 2025
Seiring meningkatnya kebutuhan akan layanan digital yang andal dan aman, Pemerintah Indonesia menargetkan Pusat Data Nasional (PDN) 1 untuk mulai beroperasi pada Juni 2025. Proyek strategis ini telah dirintis sejak beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari program percepatan transformasi digital nasional. Kehadiran PDN 1 diharapkan menjadi fondasi utama dalam memperkuat ekosistem digital pemerintahan dan mendorong efisiensi pelayanan publik.
Terletak di Cikarang, Bekasi wilayah dengan infrastruktur teknologi serta akses energi yang memadai PDN 1 telah melewati tahap serah terima pada Maret 2025. Saat ini, pusat data tersebut sedang dalam proses asesmen keamanan dan operasional oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa uji coba operasional ditargetkan dimulai pada Juni 2025.
Dibangun dengan standar Tier 4, tingkatan tertinggi dalam industri pusat data, fasilitas ini menjanjikan keandalan dan keamanan tingkat tinggi. Tier 4 menjamin redundansi penuh dan waktu operasional (uptime) hingga 99,995%. PDN 1 memiliki kapasitas pemrosesan sebesar 40 petabyte, memori 200 terabyte, dan didukung oleh catu daya sebesar 20 megawatt yang dapat ditingkatkan hingga 80 megawatt. Infrastruktur ini didesain untuk menopang kebutuhan layanan digital pemerintah dalam jangka panjang dan skala besar.
Andi Yuniantoro, Direktur Inixindo Jogja menilai pembangunan PDN sebagai langkah strategis yang sangat penting dalam era digital. “Dengan sistem elektronik yang selama ini tersebar di berbagai instansi, kita menghadapi banyak risiko—mulai dari kesalahan operasional manusia hingga ancaman serangan siber. PDN menjawab tantangan ini dengan pendekatan terpusat yang lebih aman dan terkontrol,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa PDN merupakan fondasi dari bangunan digital pemerintah. “Kalau fondasinya rapuh, wajar jika layanan publik sering terganggu. Tapi jika fondasinya kuat seperti PDN, kita bisa membangun sistem yang stabil, andal, dan berkelanjutan,” jelas Andi.
PDN dan Inisiatif Satu Data Indonesia
Pembangunan PDN 1 merupakan bagian dari inisiatif “Satu Data Indonesia” yang bertujuan mengonsolidasikan data pemerintah dan meningkatkan interoperabilitas antar sistem. Dengan pengelolaan data yang terpusat, pemerintah dapat mengambil keputusan yang lebih akurat, cepat, dan berbasis data.
Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi anggaran negara melalui pengurangan duplikasi sistem dan infrastruktur, tetapi juga mempercepat integrasi layanan publik serta memperkuat kedaulatan data nasional. Keamanan informasi, termasuk perlindungan data pribadi warga negara, menjadi bagian penting dari tujuan strategis ini.
Menuju Era Baru Layanan Digital Pemerintah
Dengan target operasional pada pertengahan 2025, PDN 1 diposisikan sebagai tonggak penting dalam transformasi digital Indonesia. Keberadaannya akan memperkuat layanan publik yang berbasis data, meningkatkan efisiensi birokrasi, dan menghadirkan sistem yang transparan serta terpercaya.
Ke depan, tantangan utama terletak pada pengelolaan pusat data secara berkelanjutan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang akan menjalankannya. Namun dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, PDN 1 diyakini mampu menjadi simbol kemajuan digital bangsa yang berdampak langsung pada kualitas pelayanan publik nasional.
Next Upcoming Event
Exclusive Class – Government Chief Information Officer (GCIO)
18 June 2025
- Inixindo Jogja
-
0
days
-
11
hours
-
2
minutes
-
25
seconds
by Anggie Irfansyah | May 13, 2025
Jadilah ahli andalan dalam otomasi dan deployment aplikasi modern dengan DevOps!
Anda mungkin menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan dan pengelolaan aplikasi modern, seperti proses deployment yang lambat, inkonsistensi lingkungan antara pengembangan dan produksi, kesulitan dalam menskalakan aplikasi secara efisien, atau bahkan kerentanan keamanan yang mengancam operasional sistem. Tantangan ini sering kali menghambat tim IT dalam mencapai efisiensi, keandalan, dan kecepatan yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis yang kompetitif.
Exclusive Class Mastering DevOps with Docker & Kubernetes dirancang khusus untuk membekali Anda dengan keahlian komprehensif dalam memanfaatkan teknologi container Docker dan orkestrasi Kubernetes guna mengatasi tantangan tersebut. Anda akan diajak untuk mendalami konsep dasar hingga tingkat lanjut, mulai dari membangun dan mengelola image serta jaringan Docker, mengatur cluster Kubernetes yang scalable, hingga menerapkan praktik keamanan terbaik untuk lingkungan produksi.
Melalui kombinasi penjelasan teoritis yang mendal, pelatihan ini akan memberikan Anda pemahaman untuk mengoptimalkan alur kerja DevOps, meningkatkan kolaborasi tim, serta memastikan sistem yang andal dan efisien. Dengan pendekatan berbasis kasus nyata, Anda akan siap untuk menghadapi dinamika teknologi modern dan mendorong transformasi digital di organisasi Anda.
Outline Pelatihan
- Pengenalan Teknologi Container dan Docker
- Pengelolaan Image dan Container Docker
- Konfigurasi Jaringan Antar-Container
- Manajemen Data Persistensi pada Docker
- Dasar-dasar Kubernetes dan Konsep Orkestrasi
- Pengelolaan Klaster Kubernetes
- Skalabilitas dan Load Balancing
- Kebijakan Jaringan dan Keamanan
- Otentikasi, Otorisasi, dan Kontrol Akses
- Strategi High Availability
- Monitoring dan Troubleshooting Klaster
by Anggie Irfansyah | May 13, 2025
Kuasai Kemampuan yang Terstandarisasi dalam Mengelola Infrastruktur Data Center
Dalam era digital yang semakin terintegrasi, pusat data menjadi tulang punggung utama bagi kelangsungan layanan bisnis, pemerintahan, dan teknologi.
Namun, laporan dari Uptime Institute mengungkapkan bahwa lebih dari 60% insiden downtime pusat data disebabkan oleh kesalahan manusia dan kurangnya pengelolaan operasional yang sistematis.
Di sisi lain, DataCenter Knowledge menyebutkan bahwa kerugian akibat downtime dapat mencapai rata-rata USD 300.000 per jam, tergantung pada sektor industri.
Lebih lanjut, survei oleh Gartner menyatakan bahwa organisasi yang menginvestasikan pelatihan untuk tim pengelola pusat datanya mengalami:
- Peningkatan efisiensi operasional hingga 30%
- Penurunan insiden gangguan layanan sebesar 40%
- Peningkatan kepatuhan terhadap standar keamanan dan keberlangsungan layanan TI
Fakta-fakta tersebut menegaskan bahwa kompetensi teknis dan operasional dalam pengelolaan pusat data bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan kebutuhan mendesak.
Pelatihan Data Center Specialist Foundation hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan keterampilan menyeluruh terkait pengelolaan pusat data.
Pelatihan ini mengombinasikan pendekatan teknis dan manajerial agar peserta mampu mengelola pusat data secara efisien, aman, dan andal, sekaligus siap menghadapi audit, bencana, maupun tantangan operasional sehari-hari.
Detail Modul dan Pelatihan
Dasar-Dasar Pusat Data
- Manfaat dan risiko pusat data.
- Standar dan acuan pusat data.
- Pertimbangan lokasi, konstruksi, dan bangunan.
- Komponen utama: lantai raised floor, plafon gantung, infrastruktur pasokan listrik, sistem pendingin, dan penangkal kebakaran.
- Gambaran desain infrastruktur pusat data.
Pengelolaan Operasional Pusat Data
- Tata Kelola dan Prosedur Operasional Standar:
- Menetapkan kerangka tata kelola.
- Mengembangkan dan menerapkan prosedur operasional standar (SOP).
- Pengelolaan Keamanan Fisik:
- Menentukan batas dan mekanisme keamanan fisik.
- Menerapkan protokol kontrol akses dan pemisahan fisik.
- Operasi Harian:
- Pengelolaan jadwal dan inventaris.
- Manajemen lantai dan prosedur pemantauan.
- Proses instalasi dan penghentian peralatan.
- Pembersihan dan Pemeliharaan:
- Teknik pembersihan praktis untuk pusat data.
- Menyusun protokol pembersihan untuk menjaga integritas operasional.
- Menjadwalkan dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan.
- Mengelola suku cadang dan siklus hidup peralatan.
- Operasi Darurat:
- Prosedur penanganan keadaan darurat operasional.
- Protokol penangkal kebakaran dan keselamatan.
Alat Bantu dan Metrik Operasional
- Alat bantu untuk pengelolaan dan pemantauan pusat data.
- Metrik kinerja utama dan teknik pengukuran.
- Struktur organisasi dan peran dalam operasi pusat data.
Persiapan Sertifikasi (Opsional)
- Tinjauan kompetensi SKKNI untuk Pengelolaan Pusat Data.
- Skenario praktik dan studi kasus yang selaras dengan persyaratan sertifikasi.
- Panduan persiapan untuk ujian sertifikasi BNSP.
by Anggie Irfansyah | Aug 6, 2024
Di era digital yang terus berkembang pesat, pusat data telah menjadi tulang punggung bagi kelangsungan operasional berbagai sektor, mulai dari bisnis dan organisasi hingga institusi pemerintahan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin masif, diiringi dengan arus data yang mengalir deras, mendorong kebutuhan akan pusat data yang besar, canggih, dan bertenaga.
Namun, di balik kecanggihannya, pusat data konvensional seringkali meninggalkan jejak ekologis yang mengkhawatirkan. Konsumsi energi yang besar, emisi karbon yang tinggi, dan penggunaan sumber daya yang boros menjadi isu krusial yang perlu segera diatasi.
Di sinilah konsep Green Data Center (GDC) hadir sebagai solusi inovatif yang menggabungkan kebutuhan akan teknologi dengan tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
GDC dirancang dengan fokus utama pada efisiensi energi, minimalisasi dampak lingkungan, dan penerapan prinsip-prinsip sustainability di setiap aspek operasionalnya.
Berbeda dengan pusat data konvensional yang seringkali mengabaikan aspek lingkungan, GDC hadir sebagai perwujudan nyata komitmen dalam menjaga kelestarian bumi demi generasi mendatang.
Konsep Green Data Center atau GDC
Green Data Center (GDC) adalah pusat data yang dirancang dan dioperasikan dengan mengutamakan efisiensi energi, minimalisasi dampak lingkungan, dan penerapan prinsip-prinsip sustainability.
GDC bukan sekadar tentang penggunaan teknologi canggih, tetapi juga tentang perubahan paradigma dalam mengelola dan mengoperasikan pusat data. Berikut adalah beberapa karakteristik kunci dari GDC:
Efisiensi Energi
Green Data Center dirancang untuk meminimalkan konsumsi energi melalui penggunaan hardware dan software yang hemat energi, sistem pendingin yang optimal, dan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Ramah Lingkungan
Green Data Center berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan meminimalisir emisi karbon, mengurangi limbah elektronik, dan menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan.
Berkelanjutan
Green Data Center dibangun dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam jangka panjang, termasuk dalam hal daur ulang limbah, pengolahan air yang efisien, dan penerapan sistem manajemen lingkungan.
Kaitan Green Data Center dengan Pilar-pilar Sustainability
Penerapan Green Data Center sejalan dengan tiga pilar utama sustainability, yaitu:
Lingkungan
Green Data Center secara signifikan mengurangi jejak karbon dengan memanfaatkan energi terbarukan (seperti tenaga surya dan angin), menerapkan sistem pendingin yang efisien (contohnya, pendinginan udara alami dan pendinginan cairan), serta memilih hardware yang hemat energi.
Ekonomi
Desain Green Data Center yang efisien tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga menguntungkan secara ekonomi. Penghematan energi dan sumber daya secara signifikan mengoptimalkan biaya operasional pusat data dalam jangka panjang.
Sosial
Green Data Center yang ramah lingkungan juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dengan mengurangi polusi udara dan suara, serta meminimalisir risiko lingkungan lainnya, GDC berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Urgensi Green Data Center di Indonesia
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia, menghadapi tantangan besar dalam mengelola lonjakan kebutuhan akan pusat data. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki komitmen kuat dalam mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, penerapan Green Data Center menjadi sebuah keharusan, bukan lagi sekadar pilihan. GDC tidak hanya mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi, tetapi juga membawa sejumlah manfaat lain, antara lain:
Meningkatkan daya saing
GDC dapat meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya operasional, sehingga meningkatkan daya saing bisnis di kancah global.
Menciptakan lapangan kerja hijau
Pengembangan GDC membuka peluang baru dalam sektor energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi ramah lingkungan, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja hijau.
Meningkatkan citra positif
Adopsi GDC mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan, yang dapat meningkatkan citra positif di mata investor dan konsumen.
SNI 8799: Payung Hukum untuk Mewujudkan Green Data Center
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam mendorong penerapan Green Data Center melalui penerbitan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8799 tentang Teknologi Informasi – Pusat Data.
SNI ini menjadi pedoman penting bagi para pelaku industri dalam membangun dan mengelola pusat data yang efisien, andal, dan ramah lingkungan.
SNI 8799 mencakup berbagai aspek penting dalam pengelolaan pusat data, termasuk:
Persyaratan lokasi
Memastikan pusat data dibangun di lokasi yang strategis dan aman dari bencana alam.
Desain dan konstruksi
Mendorong penggunaan material ramah lingkungan, sistem hemat energi, dan teknologi yang mendukung keberlanjutan.
Sistem pendingin
Mempromosikan penggunaan sistem pendingin yang efisien dan ramah lingkungan, seperti pendinginan udara alami dan free cooling.
Manajemen energi
Menetapkan standar efisiensi energi dan mendorong pemantauan konsumsi energi secara berkala.
Penerapan SNI 8799 diharapkan dapat mempercepat transisi menuju Green Data Center di Indonesia.
Kesimpulan
Green Data Center bukanlah sekadar tren, tetapi sebuah keniscayaan di era digital yang semakin sadar lingkungan.
Di Indonesia, GDC memegang peranan krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat luas, sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi adopsi GDC di Indonesia. Dengan kolaborasi yang solid, Indonesia dapat menjadi pelopor Green Data Center di Asia Tenggara, bahkan dunia.
by Anggie Irfansyah | Aug 6, 2024
Di era digital yang serba cepat ini, pusat data telah menjadi tulang punggung bagi berbagai industri. Mereka menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data yang sangat besar, yang mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, pusat data juga merupakan konsumen energi yang signifikan, dan kebutuhan akan efisiensi energi semakin mendesak.
Salah satu metrik kunci untuk mengevaluasi efisiensi energi pusat data adalah Power Usage Effectiveness (PUE).
Power Usage Effectiveness (PUE)
PUE adalah rasio antara total energi yang dikonsumsi oleh pusat data dengan energi yang digunakan secara khusus oleh peralatan TI (server, jaringan, penyimpanan). Semakin rendah nilai PUE, semakin efisien pusat data dalam menggunakan energi.
PUE dihitung dengan rumus berikut:
PUE = Total Energi Pusat Data / Energi Peralatan TI
ilai PUE ideal adalah 1,0, yang berarti semua energi yang dikonsumsi digunakan oleh peralatan TI. Namun, dalam praktiknya, hal ini hampir tidak mungkin dicapai karena ada energi yang hilang dalam infrastruktur pendukung seperti sistem pendingin, pencahayaan, dan distribusi daya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PUE
Efisiensi energi pusat data dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
Beban TI (IT Load)
Jumlah dan jenis peralatan TI yang beroperasi secara signifikan mempengaruhi konsumsi energi. Semakin tinggi beban TI, semakin banyak energi yang dibutuhkan.
Sistem Pendingin
Sistem pendingin adalah salah satu konsumen energi terbesar di pusat data. Efisiensi sistem pendingin dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti desain pusat data, suhu udara sekitar, dan teknologi pendingin yang digunakan.
Distribusi Daya
Energi hilang selama distribusi dari sumber listrik ke peralatan TI. Efisiensi distribusi daya dapat ditingkatkan dengan menggunakan transformator dan sistem UPS yang efisien, serta meminimalkan jarak antara sumber daya dan peralatan.
Desain dan Konstruksi Pusat Data
Desain pusat data yang tepat, seperti tata letak yang optimal dan penggunaan material bangunan yang efisien energi, dapat meminimalkan kebutuhan pendinginan dan konsumsi energi secara keseluruhan.
Faktor Eksternal
Iklim dan suhu udara sekitar juga dapat mempengaruhi efisiensi energi pusat data. Pusat data yang berlokasi di daerah dengan iklim panas dan lembab akan membutuhkan lebih banyak energi untuk pendinginan.
Strategi Meningkatkan Power Usage Effectiveness (PUE)
Ada berbagai strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan PUE dan mencapai operasional pusat data yang lebih hemat energi:
Mengoptimalkan Beban TI
- Virtualisasi Server: Menggabungkan beberapa server virtual pada satu server fisik dapat mengurangi jumlah perangkat keras dan konsumsi energi.
- Konsolidasi Server: Memindahkan beban kerja dari server yang kurang dimanfaatkan ke server yang lebih efisien dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
- Manajemen Daya: Memanfaatkan fitur manajemen daya pada perangkat keras TI untuk mematikan atau menidurkan perangkat yang tidak digunakan secara aktif.
Meningkatkan Efisiensi Sistem Pendingin
- Pendinginan Udara Bebas (Free Cooling): Memanfaatkan udara luar yang dingin untuk mendinginkan pusat data secara alami dapat mengurangi ketergantungan pada sistem pendingin mekanis.
- Pendinginan Air Efisien: Menggunakan sistem pendingin air yang lebih efisien, seperti pendinginan air dingin (chilled water) atau pendinginan evaporatif, dapat mengurangi konsumsi energi.
- Optimasi Aliran Udara: Memastikan aliran udara yang optimal di dalam pusat data, dengan memisahkan udara panas dan dingin, dapat meningkatkan efisiensi pendinginan.
Meningkatkan Efisiensi Distribusi Daya:
- Menggunakan Peralatan Efisien: Memilih transformator, sistem UPS, dan perangkat distribusi daya lainnya yang memiliki peringkat efisiensi tinggi.
- Meningkatkan Faktor Daya: Memperbaiki faktor daya dengan menggunakan kapasitor koreksi faktor daya dapat mengurangi kehilangan energi pada sistem distribusi.
Mengadopsi Desain Pusat Data yang Efisien:
- Desain Modular: Membangun pusat data dengan desain modular memungkinkan skalabilitas dan fleksibilitas yang lebih baik, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan ruang dan energi.
- Isolasi Termal: Menggunakan material bangunan yang memiliki isolasi termal yang baik dapat mengurangi perpindahan panas dan kebutuhan pendinginan.
Memantau dan Menganalisis Kinerja:
- Sistem Manajemen Infrastruktur Pusat Data (DCIM): Menerapkan sistem DCIM untuk memantau konsumsi energi, suhu, dan parameter penting lainnya secara real-time.
- Analisis Data: Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan peningkatan dan mengukur efektivitas strategi efisiensi energi.
Kesimpulan
Meningkatkan Power Usage Effectiveness (PUE) adalah langkah penting dalam mencapai operasional pusat data yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi PUE dan menerapkan strategi yang tepat, organisasi dapat mengurangi jejak karbon mereka, menghemat biaya energi, dan memastikan keberlanjutan pusat data mereka di masa depan.