Webinar Continuous Everything in DevOps

Webinar Continuous Everything in DevOps

Inixindo Live Webinar

Continuous Everything in DevOps

DevOps membawa kata “berkelanjutan” ke tengah-tengah panggung dunia agile development dalam bentuk integrasi berkelanjutan, pengujian berkelanjutan, pengiriman berkelanjutan, penerapan berkelanjutan, dan operasi berkelanjutan dengan fokus pada memberikan nilai berkelanjutan kepada pelanggan, dengan lebih cepat!

Dalam market saat ini, jika kita memiliki ide bagus untuk meluncurkan produk yang sukses, bisa dipastikan bahwa apa dan siapa yang pertama muncul akan mengusai hampir dari 80% dari pasar. Tapi saat ini, tanpa penerapan praktik DevOps, perusahaan tidak dapat bertahan dalam persaingan sengit saat ini dan pertempuran sengit di masa depan.

Perusahaan yang berfokus pada DevOps sebagai bagian dari tujuan strategis mereka telah mempercepat waktu secara signifikan dari ide hingga implementasi. Perusahaan seperti Netflix, Google, Amazon, dan Facebook adalah pionir dan terdepan. Menyadari manfaat DevOps, perusahaan-perusahaan besar kini telah memulai DevOps.

Dalam webinar ini akan memberikan insight bagaimana memberikan nilai berkelanjutan kepada pelanggan, dengan lebih cepat dengan menggunakan DevOps! Gabung sekarang dan dapatkan aksesnya!

Waktu

25 November 2021

Mulai

14.00

Waktu Indonesia Barat

Daftar gratis sekarang untuk mendapatkan aksesnya!

Dapatkan Info Promo dan Event Langsung ke Email Anda.

Diskominfo Kabupaten Blitar Gelar Pertemuan Benchmarking Terkait Implementasi SPBE

Diskominfo Kabupaten Blitar Gelar Pertemuan Benchmarking Terkait Implementasi SPBE

Diskominfo Kabupaten Blitar Gelar Pertemuan Benchmarking Terkait Implementasi SPBE

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Blitar menggelar pertemuan benchmarking di Hotel Gallery Prawirotaman, Yogyakarta pada Kamis (28/10/2021) malam.

Dalam pertemuan benchmarking tersebut,  Diskominfo Kabupaten Blitar menghadirkan perwakilan dari Diskominfo Kabupaten Magelang dan Diskominfo Kabupaten Sleman sebagai narasumber. 

Pertemuan benchmarking tersebut membahas terkait Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Smart City, dan Satu Data.

Benchmarking sendiri merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu.

Dengan kata lain, Diskominfo Kabupaten Blitar mengadakan benchmarking untuk membandingkan dan mengukur kegiatan yang ada dalam instansinya, terutama dalam hal implementasi SPBE.

Diskominfo Kabupaten Blitar Gelar Pertemuan Benchmarking Terkait Implementasi SPBE 1

Hadirkan Perwakilan dari Inixindo Sebagai Narasumber

Selain dihadiri oleh perwakilan dari Diskominfo Kabupaten Magelang dan Sleman, turut hadir perwakilan dari Inixindo, Andi Yuniantoro sebagai narasumber.

Dalam pemaparannya, Andi menjelaskan terkait implementasi SPBE dan berbagai hal yang terkait didalamnya.

Salah satunya adalah SPBE dan SDM, dimana kedua hal ini tidak bisa terpisahkan, dimana dalam implementasi SPBE dibutuhkan kesiapan SDM.

Dalam pemaparannya, Andi menjelaskan terkait faktor kesiapan SPBE di daerah yang terdiri dari 4 hal, yakni komitmen pimpinan daerah, komitmen OPD, SDM yang terlatih, dan pendanaan yang baik dari pusat dan daerah.

Oleh karenanya, SDM perlu disiapkan dengan mengikuti pelatihan maupun sertifikasi.

Sejauh ini, Inixindo sebagai penyedia pelatihan dan sertifikasi untuk pengembangan SDM, periode 2019-2021 sudah melatih SPBE untuk ASN sebanyak 2879 orang di 29 provinsi.

Tentunya pelatihan dan sertifikasi ini mendukung keberlangsungan implementasi SPBE di masing-masing daerah, dengan memastikan ASN bisa melakukan berbagai hal, sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

Untuk informasi lebih lanjut terkait pelatihan dan sertifikasi, silahkan klik laman berikut ini.

 

 

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Webinar Mobile Frontend using Progressive Web Application

Webinar Mobile Frontend using Progressive Web Application

Inixindo Live Webinar

Mobile Frontend using Progressive Web Application

Progressive Web App (PWA), sebuah aplikasi hybrid yang dibangun dengan melakukan optimasi pada sebuah web dengan kenyamanan yang sama dengan penggunaan aplikasi yang ada pada ponsel atau tablet di berbagai platform.

Google menyebut kelebihan PWA dengan istilah FIRE (Fast, Integrated, Reliable, and Engaging) alias Cepat, Terintegrasi, Bisa Diandalkan dan Menarik. Membangun PWA memungkinkan kita untuk merancang tampilan aplikasi yang seragam di berbagai perangkat dengan berbagai ukuran layar baik ponsel maupun tablet.

Selain itu, kita bisa mengatur fungsi yang konsisten meskipun digunakan pada sistem operasi yang berbeda, seperti iOS, Android, ataupun Windows. Sudah banyak brand yang menggunakan PWA ini, ada OLX, Twitter, Trivago, Forbes, Starbucks, dan masih banyak lagi. Salah satu perusahaan diatas memberikan sebuah testimoni bahwa sejak membangun PWA, mereka mampu meraih beberapa pencapaian. Seperti tingkat engagement yang meningkat hingga 100% dan jumlah artikel yang dibaca per pengguna meningkat enam kali lipat.

Dalam webinar ini akan memberikan insight bagaimana PWA menjadi salah satu hal wajib ketika kita mengembangkan aplikasi terutama bagian frontend. Gabung sekarang dan dapatkan aksesnya!

Waktu

4 November 2021

Mulai

14.00

Waktu Indonesia Barat

Daftar gratis sekarang untuk mendapatkan aksesnya!

Dapatkan Info Promo dan Event Langsung ke Email Anda.

Banyak Dibutuhkan Perusahaan, Berapa Kisaran Gaji Data Scientist?

Banyak Dibutuhkan Perusahaan, Berapa Kisaran Gaji Data Scientist?

Banyak Dibutuhkan Perusahaan, Berapa Kisaran Gaji Data Scientist?

Di era yang serba digital seperti sekarang, karier Data Scientist diprediksi akan memiliki masa depan yang cerah.

Sebab, banyak perusahaan yang membutuhkan seorang Data Scientist, baik perusahaan multinasional maupun start up.

Tentunya semakin banyak perusahaan konvensional bertransformasi ke perusahaan yang berbasis IT, profesi Data Scientist juga semakin dibutuhkan.

Lalu, berapa gaji seorang Data Scientist?

Kisaran Gaji Seorang Data Scientist

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Indeed, Data Scientist memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan pekerjaan dan karier yang cemerlang.

Seorang Data Scientist juga bisa mendapatkan pendapatan yang sangat besar, yaitu sekitar 10 ribu dollar AS perbulan.

Bahkan, Data Scientist masuk kedalam daftar 100 pekerjaan berpengasilan tertinggi di Amerika Serikat

Riset PHI-Integration menunjukkan, gaji profesi Data Scientist untuk freshgraduate sudah mencapai sekitar Rp 12-15 juta, kemudian untuk profesional sendiri mendapat lebih dari Rp 20 juta.

Tentunya, sebanding dengan gajinya yang tinggi, Data Scientist juga punya tanggung jawab yang tinggi pula.

Tugas Data Scientist

Seorang Data Scientist tentunya harus siap dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan kemajuan perusahaan.

Perusahaan sangat membutuhkan Data Scientist untuk menghasilkan analisa dan keputusan yang berpengaruh pada perusahaan.

Data Scientist bertugas mengolah data dalam jumlah besar atau dikenal dengan Big Data, sehingga menghasilkan informasi yang bergunabagi pengambilan keputusan.

Dalam proses pengolahan data, membutuhkan berbagai macam algoritma, tools, serta pemahaman akan proses kerja dari mesin.

Untuk meningkatkan skill, Data Scientist perlu menerapkan konsep akan ilmu data dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satunya adalah dengan melihat tren yang sedang berkembang di masyarakat, sehingga mampu menghasilkan pengambilan keputusan yang tepat.

Berdasarkan data yang dimuat oleh Towards Data Science, seorang Data Scientist bertugas dalam menuliskan data yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya:

  1.  Memberikan penilaian pada kinerja perusahaan
  2. Memecahkan berbagai permasalahan yang sedang terjadi
  3. Meningkatkan customer experience
  4. Memahami tren, kondisi pasar, dan kompetisi yang ada
  5.  Dan lain-lain

Oleh karena itu, seorang Data Scientist sangat dibutuhkan oleh perusahaan manapun, dan hal ini membuat lapangan kerja yang begitu besar untuk profesi Data Scientist.

Semua orang dari latar belakang pendidikan apapun bisa menjadi seorang Data Scientist, namun perlu memiliki kemampuan dasarnya terlebih dahulu.

Kemampuan dasar untuk menjadi seorang Data Scientist bisa didapatkan dengan mengikuti pelatihan atau training.

Inixindo Jogja menyediakan pelatihan untuk menjadi seorang Data Scientist, mulai dari Python Programming for Data Science, Data Analytic with Machine Learning, hingga Data Visualization with Power BI.

Segera daftarkan diri melalui platform Eduparx untuk mendapatkan pelatihan Data Scientist.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

3 Perusahaan yang “Mencuri” Ide dan Jadi Sukses

3 Perusahaan yang “Mencuri” Ide dan Jadi Sukses

3 Perusahaan yang “Mencuri” Ide dan Jadi Sukses

Picasso had a saying — ‘good artists copy; great artists steal’ — and we have always been shameless about stealing great ideas.

Ketika kita belajar di bangku sekolah, kita terus-terusan diberitahu bahwa orang yang pertama kali melakukan akan sukses. Jadi kita selalu mempelajari bagaimana menjadi yang pertama, terus mencari keuntungan dari persaingan waktu dibandingkan kompetitor, dan terus menerus dikejar kebutuhan untuk memunculkan ide baru dan inovatif.
Kita mungkin membutuhkan beberapa jam untuk menemukan ide baru, kemudian membuatnya. Tapi kenyataannya yang pertama tidak selalu yang terbaik.
Terkadang kita perlu bersabar menunggu dan melihat apa yang terjadi di pasar kemudian mereplikasi ide ke tempat yang lebih sesuai, meningkatkan produk dan layanannya, atau dalam beberapa kasus kita cukup menyalinnya saja.
Bahkan Steve Jobs yang ironisnya sering menggugat beberapa perusahaan yang mencoba mencuri dan menyalin kekayaan intelektualnya, pernah berkata:
“Picasso had a saying — ‘good artists copy; great artists steal’ — and we have always been shameless about stealing great ideas.”
 
Mungkin dalam kasus steve jobs tidak apa-apa ketika dia mencuri ide seseorang tetapi akan marah ketika idenya dicuri. Tapi mari kita lihat perusahaan lain yang menikmati kesuksesan melalui proses “pencurian ide”:

Alando

Samwer Bersaudara (Alexander, Oliver dan Marc) merupakan peniru handal. Pada tahun 1998, Marc Samwer tinggal di San Fransisco melihat banyak teman-temannya menggunakan Ebay. Merasa punya peluang di negara asalnya Jerman, dia mengirim email ke eBay apakah dia bisa meluncurkan eBay di Jerman.

Seiring waktu tidak ada jawaban, Marc dan saudara-saudaranya memutuskan untuk membangun tiruan eBay. Pada Februari 1999 mereka meluncurkan Alando yang pada dasarnya adalah eBay dengan Bahasa jerman. Dalam tiga bulan kemudian, eBay membeli Alando seharga 43 juta dollar. Sebuah return on investment yang sangat cepat dan menunjukkan bahwa eBay harus membayar kesalahan mereka tidak membalas email yang Marc Samwer kirim.

Instagram

Pada tahun 2015 ada kekhawatiran Instagram bahwa mereka akan kehilangan pengguna karena hadirnya Snapchat. Pengguna media social saat itu pindah ke Snapchat karena Snapchat Stories yang sangat populer. Fitur itu mempermudah pengguna untuk menangkap momen yang lebih realistis dan dapat diedit dengan mudah menggunakan filter dan effect. Dan bagian terbaiknya adalah cerita itu akan hilang setelah periode waktu tertentu.

Mark Zuckerberg pemilik Facebook yang juga Instagram mengajukan penawaran senilai 3 milliar dollar untuk membeli Snapchat dan ditolak. Mungkin penolakan inilah yang menyebabkan tim Instagram merilis salinan dari Snapchat Stories dan bahkan menggunakan nama Stories.

Hanya dalam delapan ulan sejak perilisannya, Instagram Sotries melampaui jumlah pengguna aktif harian Snapchat. Instagram Stories mendapatkan tambahan 250 juta pengguna dalam tahun pertama, sementara harga saham Snapchat anjok. Sangat brutal dan tentu saja brilian.

Apple

Kita semua mengakui bahwa Steve Jobs adalah orang yang sangat jenius. Jika anda berpikir kejeniusannya hanya didapatkan dari pemikirannya, anda salah. Salah satu sifat jeniusnya adalah dia berani mengakui bahwa orang lain di industrinya memiliki produk yang lebih baik dan dia tertarik belajar dari mereka dan mencuri ide-ide mereka.

Kembali pada tahun 1979, Apple sedang naik daun dan bersiap untuk IPO. Pada saat itu Xerox menjalankan Palo Alto Research Company (PARC), tempat dimana para pemikir terbaik dapat berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru yang akhirnya bisa digunakan untuk Xerox.

Dengan imbalan 1 juta saham pre-IPO Apple, Xerox mengundang Steve Jobs dan timnya untuk mengunjungi PARC, dan tentu saja anda bisa memprediksi apa yang terjadi. Jobs dan timnya melihat antarmuka GUI yang lebih maju dari yang pernah diproduksi Apple. Dan tentu saja tim Apple mereplikasinya kedalam produk baru mereka, Apple Macintosh.

Xerox memang menuntut Apple atas kejadian ini. Kasusnya menguap menjadi sejarah “pencurian” yang sukses. Apple menjual jutaan computer, sementara Xerox menghilang dari pasar computer.

Sejarah dipenuhi dengan peusahaan seperti Google dan acebook yang tidak menjadi pertama tetapi berinovasi dengan produk yang sudah ada dan menjadi pemimpin pasar.
Namun ada lebih dari sekadar meningkatkan produk tetapi mereka “mencuri” produk dan berhasil. Baik dengan meluncurkannya di wilayah baru (Alando), menggunakan market share yang sudah ada (Instagram) atau menjadi lebih cepat dalam mengeksploitasi produk (Apple).

Dapatkan Artikel Eksklusif tiap Rabu Pukul 07:09 langsung ke email kamu.