No Results Found
The page you requested could not be found. Try refining your search, or use the navigation above to locate the post.
Salah satu manfaat Sistem informasi adalah menghadirkan informasi dengan cepat dan akurat. Contohnya pengelolaan data kependudukan, jika dikerjakan secara manual, untuk mencari satu data saja bisa memakan waktu yang sangat lama dan kompleks. Adanya manfaat ini menjadi dorongan antusiasme bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk membuat berbagai sistem informasi dalam rangka melayani masyarakat dengan lebih baik, cepat, dan akurat.
Namun maraknya pembuatan aplikasi ini, seringkali tidak didukung dengan konsep yang terintegrasi, baik dari sisi pemanfaatan data maupun pengelolaan keamanan seperti akses menuju data. Sehingga bagi pengguna sistem, semakin banyak sistem, semakin banyak juga username dan password yang harus mereka hafalkan untuk masuk ke dalam sistem-sistem tersebut.
Solusi untuk masalah ini adalah dengan memanfaatkan konsep Single Sign On (SSO). Dengan konsep ini pengguna sistem dapat mengurangi jumlah username dan password yang harus mereka hafalkan, bahkan ketika mereka mempergunakan perangkat pribadi, pengguna sistem tidak perlu mengisikan apapun untuk masuk ke dalam sistem-sistem tersebut.
OAuth merupakan salah satu protokol standar industri untuk proses otorisasi sehingga kita dapat menerapkan konsep Single Sign On. OAuth memiliki fokus pada penyederhanaan pengembangan aplikasi klien, juga memberikan aliran otorisasi khusus untuk aplikasi web, aplikasi desktop, ponsel, dan perangkat cerdas.
Lalu bagaimana jika aplikasi-aplikasi tersebut sudah terlanjur dibuat tanpa menggunakan SSO sebelumnya? Untuk tahu jawabannya ikuti Comday pada tanggal 16 Mei 2019 di Inixindo Jogja dengan tema “Menerapkan Single Sign On dengan OAuth untuk Integrasi Aplikasi.”
Dalam Comday ini akan dibahas tentang integrasi aplikasi dan analisis pemanfaatan OAuth sebagai teknologi untuk menerapkan Single Sign On di aplikasi-aplikasi yang sudah ada.
Free (tempat terbatas)
Kamis, 16 Mei 2019
14.00 WIB – Selesai
Eduparx – Inixindo Jogja
Jalan Kenari No 69 Yogyakarta
View Maps
Dengan banyaknya kasus kejahatan komputer di dunia maya (Cyber Crime), dibutuhkan pengetahuan mengenai proses penanganan insiden Hacking dan Cyber Crime yang mencakup teknik investigasi komputer (Digital Investigation), baik itu pengumpulan dan pengamanan bukti, forensik digital, dan perangkat mobile.
Dengan banyaknya kasus kejahatan komputer di dunia maya (Cyber Crime), dibutuhkan pengetahuan mengenai proses penanganan insiden Hacking dan Cyber Crime yang mencakup teknik investigasi komputer (Digital Investigation), baik itu pengumpulan dan pengamanan bukti, forensik digital, dan perangkat mobile. Teknik investigasi komputer tersebut bisa digunakan oleh instansi kepolisian, pemerintah, dan entitas perusahaan lokal/global untuk mengumpulkan bukti-bukti serta melakukan analisis forensik terhadap bukti-bukti tersebut sehingga dapat ditunjukkan dalam pengadilan untuk menangkap dan mempidanakan pelaku kejahatan komputer.
Peserta akan diajarkan untuk melakukan investigasi komputer dengan menggunakan teknologi Groundbreaking Digital Forensics. Selain menemukan bukti-bukti kejahatan, para peserta akan memahami penggunaan mobile forensic sebagai salah satu cara untuk mendapatkan barang bukti mobile.
Daftar Segera!
Beberapa bulan yang lalu, kami sempat menulis artikel tentang tips menjadi programmer freelance. Setelah sekian lama, sebuah pertanyaan lalu muncul yang kemudian menjadi beban pikiran kami “bagaimana jika ada dari pembaca yang benar-benar resign dari pekerjaannya dan memutuskan menjadi programmer freelance?”
Seketika tim penulis Inixindo Jogja memiliki perasaan yang campur aduk, ada yang merasa bertanggung jawab, ada yang merasa bersalah, bahkan ada yang khawatir setengah mati bagaimana jika pembaca yang nekat tersebut diceraikan pasangannya, dihukum orang tuanya, atau jadi bahan obrolan tetangga gara-gara status ‘kerja serabutan’. Walaupun sebenarnya ada juga di antara kami yang cuek dan masih asik makan bubur kacang ijo di pantry, tapi kami sepakat untuk membantu pembaca yang nekat dalam mencari pekerjaan serabutan sebagai programmer atau developer lepas.
Biasanya karena sibuk coding, para programmer freelance kurang bersosialisasi dengan orang yang berpotensi menjadi klien mereka. Memang ada yang suka berkumpul atau ‘nongkrong bareng’ tapi itu pun biasanya dengan rekan seprofesi yang notabene adalah kompetitor mereka. Solusi untuk masalah ‘kurang main’ programmer freelance sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu dengan hadirnya situs-situs cari kerja lepas.
Mirip dengan marketplace produk, situs-situs freelance dibuat untuk mempertemukan orang yang mencari pekerja dengan orang yang membutuhkan kerja tentu saja dalam konteks freelance yang berarti kontrak pekerjaannya per project. Dalam situs ini, kita sebagai freelancer harus bersaing dengan freelancer lain yang menawarkan jasa dengan skill tertentu. Si pemberi kerja biasanya memilih berdasarkan preferensinya sendiri-sendiri, ada yang menilai berdasarkan kualitas portfolio, pengalaman, popularitas, dan yang paling sering adalah harga.
Ya! Kami mengetahui betapa sakitnya freelancer yang handal dan memiliki jam terbang yang tinggi harus mengalah kepada fresh graduate atau juga mahasiswa yang memasang rate jauh lebih murah dibanding harga pasaran. Tapi bagaimanapun juga mereka tidak bisa disalahkan karena kita pernah mengalami betapa sulitnya membangun portfolio pada saat awal kita terjun di dunia freelancing.
Meskipun begitu, kita tak boleh menyerah begitu saja. Saatnya melebarkan sayap demi meningkatkan reach dari personal brand kita dengan memasang lapak di setiap situs freelancing yang ada di muka bumi! Yup, itu usulan dari digital marketing kami. Agak berlebihan memang, tapi paling tidak inilah delapan situs baik dari luar maupun dalam negeri yang bisa kalian coba agar kesempatan mendapatkan klien semakin besar.
***
Itu tadi 8 situs yang dapat kalian jadikan referensi untuk mendapatkan gigs/project. Serta jangan lupa bahwa kebanyakan situs di atas mengambil komisi antara 10-30% dari rate yang kita tawarkan. Jadi perlu hitung-hitung lagi tentang neraca pengeluaran dan pendapatan kita untuk kebutuhan sehari-hari. Selamat mencoba dan terus belajar!
Salah satu kendala yang paling awal saat dihadapi oleh tim developer pada saat melakukan pengembangan app adalah kekhawatiran jika aplikasi yang mereka kembangkan tidak berjalan secara sempurna ketika ketika dideploy. Perbedaan konfigurasi di environment milik seorang developer dengan server atau dengan developer yang lain merupakan penyebab utamanya. Hal ini juga sering dirasakan oleh sysadmin ketika mereka hendak mengupdate kernel. Ada beberapa app dalam server mereka jadi bermasalah karena belum mendukung kernel terbaru.
Sebenarnya solusi untuk permasalahan ini sudah ada sejak lama dengan hadirnya teknologi virtualisasi. Ada dua macam teknologi virtualisasi yaitu virtual machine dan container. Apa saja perbedaan dua teknologi virtualisasi ini? Mari kita kupas satu per satu dari teknologi virtualisasi tersebut.
Virtual machine (VM) adalah sebuah emulasi dari sebuah sistem komputer. Secara sederhana, virtual machine membuat kita bisa membagi resource hardware dari satu hardware fisik menjadi beberapa sistem komputer.
Sebagai contoh, kita memiliki satu PC yang memiliki prosesor dengan 4 core, RAM sebesar 8 GB serta harddisk 500GB misalnya. Tanpa VM tentu kita hanya bisa menginstall 1 OS atau beberapa OS tapi tak bisa berjalan bersamaan. Dengan VM, kita bisa membagi sistem komputer menjadi dua masing-masing memiliki prosesor 2 core, RAM 4GB, serta harddisk 250GB dan tentu saja pembagian resource hardware tidak harus sama rata. Dengan ini, maka kita dapat menginstall OS di setiap sistem komputer dan dapat menjalankannya secara bersamaan sehingga kita seolah memiliki 2 PC yang berbeda.
Teknologi ini sering digunakan untuk server dan memunculkan istilah Virtual Private Server (VPS) tapi sedikit pula digunakan oleh app developer karena project yang sedang dikerjakannya memiliki platform yang berbeda dengan platform yang dimiliki.
Berbeda dari VM, container adalah sebuah virtualisasi OS yang dapat membungkus suatu aplikasi beserta dependency dan environment-nya. Setiap container ini memiliki process yang terisolir sehingga tidak mengganggu host OS ataupun container yang lain. Prinsip container ini mirip dengan kontainer yang ada di kapal kargo di mana kapal kargo tersebut diibaratkan sebagai sistem komputer.
Jika dibandingkan dengan VM, secara pengaturan kontainer lebih mudah. Hal ini disebabkan karena konsep berbagi resource hardware dari container lebih fleksibel bila dibandingkan VM. Sebagai contoh, tadi disebutkan bahwa kita mempunyai 1 PC dengan 4 Core, RAM 8 GB, dan storage sebesar 500GB. Katakanlah kita mempunyai 2 container dengan kebutuhan RAM berbeda. Beberapa apps dalam container A membutuhkan RAM 5GB sedangkan apps dalam container B membutuhkan RAM 2GB. Dengan container, kita tak perlu menset kebutuhan hardware resource setiap container karena berada dalam satu sistem komputer. Sementara jika kita memakai VM dengan hardware resource yang sudah kita bagi sama rata seperti disebutkan di contoh sebelumnya, kita tidak mungkin memasang apps di container A di salah satu sistem komputer karena RAM maksimal yang bisa kita pakai hanyalah 4GB.
Faktor portabilitas juga menjadi kelebihan yang dimiliki oleh container. Para developer bisa membagikan container dengan format ISO image ke setiap perangkat yang dia pakai ataupun ke developer lain.
Platform ini merupakan cikal bakal lahirnya container. Linux Containers (LXC) ini adalah virtualisasi OS yang memungkinkan kita menjalankan beberapa sistem Linux di dalam satu sistem komputer secara bersamaan. Tentu saja platform ini hanya berlaku untuk Linux saja.
Pada awalnya, project pertama Docker adalah membangun single app LXC container, mengenalkan beberapa perubahan pada LXC sehingga lebih portabel dan fleksibel. Lama-kelamaan Docker berkembang hingga memiliki container runtime sendiri.
Secara singkat, perbedaan antara VM dan Docker dapat dijabarkan dalam tabel berikut :
Virtual Machine |
Container |
Berat |
Ringan |
Performa terbatas pada konfigurasi VM |
Performa maksimum tergantung pada hardware fisik |
Virtualisasi pada level hardware |
Virtualisasi pada level OS |
Waktu start up dalam hitungan menit |
Waktu start up dalam hitungan detik |
Terisolasi penuh pada level hardware sehingga lebih aman |
Terisolasi pada level proses |
Tentu jika melihat rangkuman perbedaan antara VM dan Docker pada tabel di atas kita tahu bahwa VM dan container memiliki fungsi masing-masing. Untuk project yang bersifat monolitik di mana setiap apps yang kita kembangkan membutuhkan environment dan dependencies yang tidak terlalu berbeda maka menggunakan VM lebih bijak. Akan tetapi jika kita menggunakan arsitektur microservices dalam pengembangan software, penggunaan container lebih dianjurkan.
***
Jika Anda tertarik dalam pengembangan software dengan arsitektur microservice menggunakan Docker dan Kubernetes, Anda dapat mengikuti workshop cloud native di Inixindo Jogja.
Ikuti workshop 2 hari dengan topik-topik yang trend di dunia IT.
Ikuti workshop 2 hari dengan topik-topik yang trend di dunia IT.
Anda bisa mengadakan in-house training dengan 5 peserta dan dapatkan cashback senilai 1 peserta.
Dapatkan voucher sampai dengan Rp500.000 (OVO/Go-Pay/Indomaret)
Anda bisa memulai training lebih pagi dengan tubuh yang masih segar dari pukul 07.00 – 12.00
Rangkai dan pilih sendiri topik training dalam tema Cloud Native (Microservices, Docker, Kubernetes)
The page you requested could not be found. Try refining your search, or use the navigation above to locate the post.
Bulan Ramadhan adalah Bulan penuh berkah dan ajang meningkatkan kualitas ibadah menjadi lebih baik. Aktivitas pada saat Ramadhan tentu saja tak berubah seperti sedia kala. Yang membedakan adalah adanya kegiatan berpuasa selama satu bulan penuh yang merupakan kewajiban umat muslim dimanapun berada, adanya aktivitas shalat sunnah Tarawih sehabis Isya dan meningkatkan tadarus pada waktu-waktu tertentu.
Sudah banyak di bahas dalam berbagai sumber dan media bahwa berpuasa selama satu bulan penuh di Bulan Ramadhan selain untuk tujuan ibadah wajib umat muslim juga berdampak pada kesehatan manusia, dengan berpuasa bisa sebagai detoks dan manajemen jiwa agar bisa lebih sabar dan menahan segala hawa nafsu.
Pada Bulan Ramadhan akan banyak interaksi sosial yang membuat satu sama lain bisa terhubung dan saling membutuhkan, bahkan jarak yang sebelumnya renggang menjadi hangat kembali saat jalinan silaturahim yang dilakukan saat Ramadhan.
Momen ini banyak dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai waktu yang tepat untuk mengumpulkan satu tim dalam sebuah pelatihan agar teamwork semakin baik.
Dengan program Cashback Ramadhan ini anda bisa mendapatkan pelatihan dengan biaya yang lebih hemat karena ketika anda ingin menyelenggarakan pelatihan untuk 5 orang, anda cukup mengeluarkan biaya untuk 4 orang saja.
Info lebih lanjut?
Dapatkan voucher belanja sampai dengan Rp 500.000 dengan mengikuti kelas pelatihan reguler ataupun workshop di Bulan Ramadan. Anda juga akan diberikan pilihan bentuk voucher yaitu Go Pay credits, OVO cash, atau voucher Indomaret.
Majukan jadwal pelatihan sehingga Anda dapat menyiapkan hidangan berbuka untuk keluarga Anda!
Anda dapat memilih jadwal pelatihan lebih pagi yang dimulai dari pukul 07.00 dan diakhir pada pukul 12.00 untuk kelas pelatihan reguler
Program khusus Bulan Ramadan ini memberikan Anda pilihan untuk menentukan sendiri jalur pembelajaran yang akan Anda ambil sesuai dengan minat Anda dalam Development Operations (DevOps). Praktik pengembangan software DevOps bertujuan untuk mempersingkat siklus build-test-release dan mempermudah kolaborasi antara developer dan tim IT operations. Dengan hadirnya teknologi kontainer seperti Docker, praktik pengembangan DevOps menjadi tak serumit yang kita bayangkan.
Anda akan memahami bagaimana menggunakan arsitektur microservices dalam pengembangan software. Seperti yang kita ketahui saat ini tren pengembangan software beralih dari yang semula memiliki arsitektur monolitik menjadi microservices. Konsep modular merupakan salah satu kelebihan utama dari arsitektur microservices.
Docker mengusung teknologi kontainer yang dapat mengemas suatu app dengan environment dan dependencies. Sistem di dalam kontainer ini terisolir sehingga environment dan dependencies suatu app tidak mengganggu app lain. Materi workshop ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam memanfaatkan teknologi ini mulai dari instalasi sampai pengelolaan kontainer.
Anda akan memahami bagaimana melakukan orchestration kontainer Docker dengan menggunakan Kubernetes. Container orchestration adalah proses untuk mengotomatisasi deployment dari sebuah app yang berada dalam kontainer. Selain itu orchestration juga berguna dalam pengelolaan beberapa kontainer yang berada dalam sebuah mesin (fisik maupun virtual) host sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas sebuah app.