Belajar User Experience Design dari Spotify

Belajar User Experience Design dari Spotify

Belajar User Experience Design dari Spotify

Spotify mengubah konsumsi musik dari kumpulan lagu fisik menuju ke kumpulan lagu dalam playlist yang beragam.

Bagi saya, aplikasi yang harus ada dalam kondisi apapun adalah Spotify. Aplikasi ini menemani mulai dari mengawali pagi, memulai pekerjaan, menikmati sore, belajar sesuatu hal yang baru, berbagi daftar putar, hingga belajar hal baru dari sosok terkenal pun semua bisa dilakukan bersama Spotify. Dalam hal penggunaan pun saya sangat puas dengan pengalaman penggunaannya.
Ada beberapa hal yang bisa kita ambil dari bagaimana Spotify mengembangkan User Experience Design layanan mereka dan bisa kita implementasikan ke project atau produk kita.

Dark Mode secara Default

Penggunaan Dark Mode dari awal merupakan pilihan yang bagus. Tulisan putih dengan background gelap lebih ramah dengan mata dibandingkan tulisan hitam dengan background terang.

Minimalist dan Lega

Dibandingkan dengan Apple Music, aplikasi mobile Spotify lebih lega. Ini bisa dilihat dari volume control yang terdapat pada Apple Music yang membuat sesak tampilan aplikasi padahal kebanyakan pengguna mengatur volume melalui tombol yang ada di samping smartphone.

Mobile First

Spotify mengedepankan penggunaan pada aplikasi mobile mereka. Bisa dilihat dari tombol Browse yang digabungkan dengan fitur Search untuk menyediakan alat navigasi utama pada halaman itu

Desain yang Konsisten

Konsistensi desain mereka membuat pengguna lebih mudah beradaptasi ketika ada perubahan dan penambahan fitur. Lihat saja betapa mereka konsisten dengan menampilkan gambar artis dengan bingkai bulat, sedang lagu dan album ditampilkan dalam bingkai kotak.

Algoritma

Algoritma menjadi salah satu kunci eksplorasi pengguna karena mereka akan terus mendapatkan rekomendasi berbasi dari fiter kolaboratif, analisis audio dan riwayat pengguna.

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

Teknologi Blockchain dan Implementasinya di Dunia Karier

Teknologi Blockchain dan Implementasinya di Dunia Karier

Teknologi Blockchain dan Implementasinya di Dunia Karier

Di era yang serba digital ini, teknologi Blockchain semakin populer baik di kalangan IT maupun orang awam.

Kepopuleran Blockchain tidak lepas dari berbagai manfaat yang dimilikinya.

Lalu, apa itu Blockchain dan bagaimana implementasinya di dunia karier?

Apa itu Blockchain? 

Blockchain secara umum didefinisikan sebagai buku besar digital, dan dalam setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dan di amankan di banyak database yang tersedia dan tersebar luas di komputer.

Teknologi Blockchain tidak menggunakan pihak ketiga dalam proses pertukaran data ataupun transakasi, namun menggunakan banyak pihak (organisasi) atau jaringan.

Hal inilah yang Blockchain lebih aman karena bisa mencegah adanya pembobolan pada sistem.

Dalam teknologi ini, terdapat rantai blok urut yang dirangkai dan didistribusikan bersama, setiap blok terdiri dari ledger atau buku besar dan tiga elemen lainnya.

Ketiga elemen tersebut adalah data, hash, dan hash dari blok sebelumnya.

Data yang digunakan pada teknologi Blockchain sendiri bergantung pada tujuan penggunaanya.

Salah satu contoh yang paling banyak digunakan adalah dalam bitcoin.

Dalam bitcoin, data blok berisikan seluruh detail transaksi, dari jumlah koin, pengirim, hingga penerima. 

Dalam Hash terdapat data berupa sidik jari atau tanda tangan, dan digunakan untuk mengidentifikasi blok dan seluruh isinya dalam kode yang unik.

Sementara hash dari blok sebelumnya merupakan bagian yang membawa jejak informasi sebelumnya, sekaligus mengamankan rantau Blockchain.

Pemanfaatan Blockchain

Teknologi Blockchain bisa dimanfaatkan di berbagai aspek, namun yang paling banyak adalah di bidang keuangan.

Blockchain bisa berperan sebagai buku kas digital yang bisa diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun dengan mudah. 

Secara tidak langsung, teknologi Blockchain telah memudahkan seluruh proses transaksi.

Selain itu, proses transaksi juga lebih aman dan transparan, sehingga bisa meminimaliasi penyelewengan data seperti suap atau korupsi. 

Selain bidang finansial, Blockchain bisa dimanfaatkan di bidang telekomunikasi, properti, media, medis, dan pertanian.

Pada tahun 2018, McKinsey pernah merilis tabel peluang Blockchain yang bisa digunakan untuk berbagai bidang. 

Berdasarkan data Alibaba Damo Academy, setidaknya ada 10 teknologi digital yang banyak digunakan pada tahun 2020.

Salah satunya adalah Blockchain, dimana teknologi ini diprediksi akan diproduksi secra massal dalam Kegiatan bisnis Dunia. 

Beberapa industri mulai memanfaatkan Blockchain, dan 46% pengembangan Blockchain dikuasai oleh layanan finansial.

Produk industri dan manufaktur serta energi dan utilitas masing-masing juga menguasai 12% pengembangan tersebut. 

Teknologi Blockchain memiliki potensi untuk meraup pendapatan dari pasar global, yang proyeksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Diprediksi pada tahun 2023, nilainya bisa mencapai USD 23,2 miliar atau setara dengan Rp 317,8 triliun.

Blockchain Developer

Seiring perkembangan teknologi Blockchain untuk berbagai aspek bisnis, permintaan pekerja Blockchain developer juga meningkat. 

Seorang Blockchain developer wajib memiliki keahlian dalam bahasa pemograman JavaScript, dimana bahasa pemrograman ini juga digunakan oleh para web developer dan software developer. 

Dalam dunia karier, Blockchain Developer memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan pekerjaan, sebab permintaan pekerja Blockchain Developer sangat tinggi sedangkan ketersediaannya sangat rendah.

Tak heran jika pendapatan seorang Blockchain Developer juga sangat tinggi. 

Berdasarkan situs pencarian kerja Glassdoor, pendapatan seorang Blockchain Developer di Amerika Serikat mulai dari USD 107.000 per tahun atau setara dengan Rp 1,5 Milyar.

Sedangkan untuk wilayah Asia, rata-rata gaji seorang Blockchain Developer berkisar antara Rp 10-25 juta per bulan. 

Untuk menjadi seorang Blockchain Developer, memang membutuhkan keahlian khusus, namun semua keahlian itu bisa dipelajari dengan mengikuti pelatihan atau training. 

Inixindo menyediakan Blockchain Developer Training & Certification untuk semua kalangan yang ingin menjadi seorang Blockchain Developer.

Bekerjasama dengan perusahaan Software Developer Coding Collective, pelatihan ini dilakukan secara intensif selama dua minggu, dengan silabus dan materi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Blockchain Developer.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

VPN Yang Sering Disalah-artikan

VPN Yang Sering Disalah-artikan

VPN Yang Sering Disalah-artikan

VPN selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang negatif padahal tujuan adanya VPN jauh dari itu.

Saat anda mendengar kata VPN apa yang anda pikirkan? Ya. Persis. Hasil pencarian saya di mesin pencari Google pun sama. Semua membahas kegunaannya yang bisa membuka situs-situs yang diblokir. Padahal jika kita mengeja kembali akronim VPN yaitu Virtual Private Network, kita mungkin merasa janggal, bukankah seharusnya private?
Mari kita bahas poin-poin dimana VPN sering disalah-artikan.

VPN digunakan untuk tujuan illegal

Jika kamu percaya akan hal ini, kamu mungkin sudah salah paham. Kita memang dapat menggunakan VPN untuk mengakses situs torrent atau situs yang diblokir secara publik. Tapi tujuan utama adanya VPN adalah mengenkripsi data dan memberikan perlindungan selama terhubung ke Internet. Misalnya, saat menggunakan fasilitas internet dari WIFI yang ada di tempat umum, kita bisa menggunakan VPN untuk mengamankan data kita. Beberapa perusahaan yang saat ini menerapkan WFH pun menerapkan penggunaan VPN kepada karyawan mereka untuk mengamankan data perusahaan.

VPN membuat internet lambat

VPN tidak membuat lambat, tetapi pilihan server anda mungkin kurang tepat. Banyak hal yang mempengaruhi kecepatan internet menggunakan VPN, ada lokasi server, ukurannya, dan kecepatan jaringan servernya. Itulah mengapa kita sering merasa internet kita lebih cepat ketika menggunakan server singapura.

Semua VPN sama aja

Tidak. Ungkapan ada harga ada rupa tidak pernah salah. VPN yang gratis tentu tidak dapat menjamin keamanan data kita, dan tentu saja kecepatannya sangat lambat.

Dengan VPN kita bisa semaunya

Tidak juga. Ada ancaman lain seperti phising, malware dan keylogger yang disebabkan oleh kelalaian pengguna itu sendiri. Selain teknologi canggih tentu pengguna harus dibekali pengetahuan dan awareness yang cukup tentang keamanan data.

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

5 Jawaban dari Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Teknologi Cloud

5 Jawaban dari Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Teknologi Cloud

5 Jawaban dari Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Teknologi Cloud

Dalam 20 tahun terakhir tidak ada teknologi yang punya efek besar dalam bisnis modern melebihi cloud computing.

Jika kita bicara tentang bisnis kecil hingga menengah atau seorang entrepreneurs, teknologi cloud telah banyak membuka jalan dan kesempatan tidak hanya dalam bisnis tetapi juga dalam pendekatan produktifitas. Meski begitu masih banyak orang yang ragu-ragu.

Ya, itu sangat wajar karena saat ini beberapa bisnis berjalan seperti biasa tanpa cloud. Tapi benarkah akan berjalan mulus selamanya? Tentu tidak. Kita sudah melihat banyak bidang bisnis yang harus beradaptasi ke teknologi cloud karena dampak pandemi. Jika anda masih ragu-ragu untuk mengadaptasi teknologi cloud, ini adalah jawaban dari pertanyaan yang muncul berkaitan dengan teknologi cloud yang mungkin bisa membuat anda yakin.

Mengapa aku harus berpindah ke teknologi Cloud?

Ada dua alasan – Skalabilitas dan Mobilitas

Skalabilitas
Bisnis yang baik adalah bisnis berkembang, maka untuk itu IT anda harus berkembang bersama bisnis anda. Secara tradisional, mengembangkan bisnis anda berarti mingkatkan alat-alat IT anda atau membeli peralatan baru, itu juga berarti melakukan hal yang sama untuk perangkat lunak dan pembaruannya. Itu akan sangat mahal dan memakan waktu.

Dengan layanan cloud kita bisa membayar biaya bulanan atau tahunan dengan jumlah penyimpanan dan layanan yang kita perlukan. Jika kita perlu menambah layanan, hanya tinggal membutuhkan beberapa langkah klik saja. Artinya penggunaan cloud dan biayanya akan naik atau turun berdasarkan kebutuhan bisnis kita saat ini.

Mobilitas.
Dengan teknologi cloud, data dan aplikasi berbasis cloud kita dapat diakses dari berbagai jenis perangkat yang tersambung dengan internet. Kita bisa bekerja dengan desktop dari Jakarta dan dengan mudah mengaksesnya dari Jogja atau mungkin dari Madrid, Spanyol.
Akses anda lebih mudah karena realtime yang berarti tim kita dapat menangani dokumen dan data secara cepat dan berkolaborasi dengan mudah dari mana saja di seluruh dunia.

Apakah menggunakan cloud benar-benar membuat kita produktif?

Sebagian jawaban mengenai skalabilitas dan mobilitas yang sudah disebutkan diatas sebenarnya sudah cukup. Karena mulai dari konfigurasi, upgrade layanan hingga kolaborasi bisa dilakukan hanya dengan beberapa klik saja, tentu ini membuat waktu yang kita habiskan untuk kegiatan administratif menjadi berkurang dan bisa kita gunakan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih penting.

Bayangkan jika satu anggota tim mendapatkan waktu produktif 10 persen dari biasanya, berapa produktifitas tim yang bisa dibangun dengan kolaborasi yang mudah?

Seberapa amankah cloud?

Keamanan menjadi isu penting dalam beberapa tahun belakangan. Tidak ada yang tempat yang 100% aman jika sudah terhubung dengan internet baik untuk cloud maupun server fisik. Sekarang pembedanya adalah apakah server fisik yang kita maintenance sendiri punya kemampuan penanggulangan keamanan sebaik penyedia layanan cloud? Apakah firewall, kata sandi, kebijakan, pembaruan perangkat lunak dan opsi enkripsi pada server fisik kita lebih baik? Anda perlu mengeceknya sendiri.

Apakah Cloud lebih hemat biaya?

Ya. Seperti yang dijelaskan diawal tadi. Besar-kecilnya biaya cloud bergantung pada kebutuhan bisnis kita. Dan untuk alasan skalabilitas cloud lebih unggul karena membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan upgrade dengan server fisik. Jadi sesuaikan dengan kebutuhan anda. Bahkan untuk personal atau bisnis kecil, sudah banyak layanan cloud yang memberikan layanan starter mereka secara gratis.

Jadi saya harus mulai dari mana?

Banyak pilihan penyedia layanan cloud. Perusahaan besar seperti Amazon, IBM, DropBox, Microsoft dan Google punya fitur dasar yang hampir mirip dan punya ekosistem pendukung yang berbeda-beda. Jadi sesuaikan dengan kebutuhan bisnis anda dan tidak harus satu vendor saja. Luangkan waktu anda untuk membandingkan dan membedakan penyedia layanan yang anda percayai memenuhi kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda punya tim IT, pertimbangan mereka sangat berarti. Jika masih ragu anda bisa berkonsultasi dengan professional yang anda percayai.

Mengadopsi teknologi cloud adalah keputusan penting yang harus diambil, jadi jangan terburu-buru. Pada saat yang sama jangan biarkan diri anda terdiam dalam keragu-raguan. Semakin cepat anda mengadopsi teknologi cloud, semakin cepat anda mengubah bisnis anda menjadi bisnis yang lebih efisien dan kompetitif. Pertimbangkan poin-pon diatas. Tanyakan pada tim anda, dan lakukan tindakan yang memberikan manfaat untuk bisnis anda.

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

4 Strategi Mengelola Anggaran IT

4 Strategi Mengelola Anggaran IT

4 Strategi Mengelola Anggaran IT

Staying on top of the curve doesn’t mean having to go broke

Tidak diragukan lagi bahwa mendintegrasikan teknlogi adalah cara terbaik untuk menjaga bisnis tetap berada dalam kondisi puncak dan kompetitif. Tetapi membangun bisnis yang menguntungkan tentu membutuhkankan anggaran yang tidak murah, terutama pembiayaan IT.

Ada beberapa cara untuk menangani anggaran IT supaya tidak terlalu membengkak. Berikut ini adalah beberapa cara untuk membuat anggaran IT tetap optimal:

Gunakan Teknologi Cloud

Jika anda belum mengadopsi teknologi cloud, setidaknya untuk penyimpanan data, anda benar-benar ketinggalan. Layanan cloud saat ini sudah sangat murah, mulai dari gratis hingga berlangganan tiap bulan. Metode ini lebih dari cukup untuk bisnis kecil hingga menengah dibandingkan harus membeli dan memelihara server fisik dengan harga puluhan juta dan biaya pemeliharaan yang tidak murah.

Tentu saja teknologi cloud tidak berhubungan dengan penyimpanan saja tetapi dapat digunakan untuk berbagi dokumen, software modelling, dan kebutuhan lain. Jika anda masih ragu, coba bandingkan biaya menyewa layanan cloud dengan biaya mempunyai server fisik sendiri

Manfaatkan Aplikasi Gratis

Amati perangkat lunak apa yang memenuhi kebutuhan bisni anda dan lihat apakah ada versi atau alternatif gratis dari perangkat lunak tersebut. Contoh mudahnya adalah Google, Google memiliki rangkaian perangkat lunak yang lengkap dan memiliki versi gratisnya seperti Google Docs, Google Sheets, dan Google Sheets.

Anda juga bisa menerapkan program gratis ke perangkat lunak dengan kegunaan lain, tetapi tetap ingat satu prinsip bahwa kenyamanan adalah hal yang utama. Jika anda nyaman dengan aplikasi gratis seperti Google Docs maka anda berhemat puluhan juta untuk lisensi perangkat lunak.

Otomatisasi Task Rutin.

Sudah banyak perangkat lunak yang mendukung otomasi mulai dari email, social media, hingga penggajian. Tugas yang dulunya dikerjakan dalam waktu berjam-jam kini dapat dilakukan dengan lebih efisien. Tentu teknologi tinggi perlu dioperasikan dengan persiapan dan sumber daya manusia yang sudah terlatih melakukannya

Go Green

Mungkin ini terdengar seperti kampanye lingkungan, tetapi kampanye lingkungan sendiri mendorong teknologi untuk berkembang dengan sangat baik. Contoh mudahnya adalah teknologi LED, mulai dari lampu hingga monitor desktop jika kita menggunakan teknologi LED dapat menghemat biaya energy hingga 50% bahkan lebih. Selain ramah lingkungan, juga menghemat anggaran bukan?

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

Ini Alasan Microlearning Mampu Tekan Pengeluaran hingga 10 Juta US Dollar

Ini Alasan Microlearning Mampu Tekan Pengeluaran hingga 10 Juta US Dollar

Ini Alasan Microlearning Mampu Tekan Pengeluaran hingga 10 Juta US Dollar

Microlearning menjadi salah satu tren pelatihan yang saat ini sering digunakan di dalam perusahaan. Bahkan, penerapan microlearning ini berdampak nyata pada produktivitas perusahaan itu sendiri.

Sayangnya, meski microlearning sudah banyak digunakan di mana-mana, namun menemukan studi kasus penerapan microlearning sendiri bukan hal mudah.

Berikut ini, sudah kami rangkum dari situs elearninginside.com beberapa contoh perusahaan mana saja yang sudah menerapkan microlearning dan seperti apa hasil positif yang didapatkan.

Perusahaan yang Menerapkan Microlearning

Walmart

Walmart memiliki jaringan distribusi terbesar di dunia, dengan jutaan produk yang berpindah tiap harinya, hampir di seluruh dunia.

Namun, proses distribusi yang sangat besar tersebut akhirnya menimbulkan tantangan besar, khususnya pada bidang keselamatan kerja.

Hingga akhirnya Walmart bertujuan untuk menciptakan budaya keselamatan kerja yang baik, agar mengurangi risiko, insiden, juga cedera yang bisa berdampak pada keuangan perusahaan.

Mengapa berhubungan dengan keuangan perusahaan? Sebab, hanya dengan turun 5% saja hal yang berhubungan dengan keselamatan kerja, bisa menyelamatkan jutaan uang perusahaan.

Akhirnya, Walmart membuat program microlearning yang tidak hanya bisa meningkatkan pengetahuan dan pencegahan insinden pada karyawan, namun juga menciptakan mindset agar selalu mengedepankan keselamatan di pekerjaan mereka.

Implementasi microlearning tersebut diimplementasikan pada lebih dari 150 pusat distribusi di seluruh AS dan bisa diakses lebih dari 75.000+ karyawan.

Para karyawan Walmart ternyata sangat menyukai microlearning. Hal ini ditunjukkan lewat angkat partisipasi secara sukarela yang cukup tinggi rata-rata 91%.

Selain itu, microlearning juga berdampak pada penurunan 54% insiden keselamatan kerja yang tercatat di pusat distribusi.

Penurunan presentase inisiden ini, tidak lain karena pengetahuan karyawan tentang keselamatan kerja meningkat hingga 15%.

Bloomingdale’s

Pengalaman Walmart dalam menerapkan microlearning, ternyata menarik perhatian dari perusahaan ritel, Bloomingdale’s.

Tujuannya sama, yaitu microlearning diharapkan bisa meningkatkan pelatihan tentang keselamatan ke 10.000 karyawan di 12 negara bagian.

Topik yang dibahas dalam microlearning seperti bagaimana menggunakan tangga, cara membersihkan pecahan kaca, dan bagaimana cara yang benar untuk menggunakan cutter.

Para karyawan bisa mengakses microlearning tersebut kapan saja, cukup melalui tablet saja.

Hasil dari microlearning tersebut, didapatkan peningkatan partisipasi karyawan secara sukarela untuk pengembangan skill meningkat 90%, dan bisa mencegah kecelakaan kerja hingga 83%.

Dari sisi bisnis, terdapat pengurangan klaim kesehatan hingga 41% dan mampu menghemat 10 juta US Dollar uang Bloomingdale.

At Home

Retailer dekorasi rumah, At Home, menggunakan microlearning untuk berbagai kebutuhan pelatihan, termasuk kemanan kerja, customer service, bahkan microlearning digunakan untuk peningkatan kemampuan kepemimpinan.

Microlearning tersebut digunakan ke lebih dari 3.000 pegawai At Home yang ada di 100 toko dalam 28 negara bagian.

Hasilnya, diketahui ada penurunan insiden keselamatan kerja hingga 36%, dan pelatihan yang dilakukan untuk karyawan bisa diselesaikan hanya dalam waktu empat minggu dari yang biasanya sampai memakan waktu enam bulan.

Berkhsire Hathaway

Berkshire Hathaway Media Group (BH Media) memiliki lebih dari 30 koran harian, dan 70 koran mingguan.

BH Media berhadapan dengan beragam operasi, proses, dan budaya yang berbeda untuk tiap korannya.

Selain itu, mereka juga membutuhkan cara untuk memberikan pelatihan ke tim penjualan mereka di berbagai lokasi.

BH Media akhirnya membuat metodologi penjualan terpadu yang berbasis microlearning.

Hasilnya, 98% peserta sangat setuju bahwa penggunaan microlearning tersebut tidak hanya berguna, tetapi juga dapat langsung diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari mereka.

Apa Kelebihan Microlearning?

Microlearning memiliki berbagai kelebihan yang bisa membantu kemajuan perusahaan. Hal ini juga karena metode microlearning menggunakan video sebagai media pembelajarannya.

Video yang digunakan dalam microlearning ini sendiri bisa diakses tanpa batas waktu. Sehingga peserta tidak perlu takut ketinggalan materi dan masih mungkin mengulanginya jika tidak paham

Para peserta bisa menggunakan microlearning baik di pagi hari, sore, atau bahkan larut malam sebelum tidur.

Hal ini sangat berguna, terutama bagi seseorang yang memiliki aktivitas padat dan punya waktu terbatas.

Selain itu, bagi perusahaan sendiri, penggunaan microlearning bisa menghemat waktu pelatihan yang dibutuhkan seorang karyawan.

Biasanya, proses pelatihan bisa memakan waktu berhari-hari. Hal tersebut akan sangat berpotensi mengganggu pekerjaan mereka, dan pekerjaan utama akan tertunda cukup lama.

Dengan microlearning, perusahaan tidak perlu takut produktivitas karyawan terganggu. Sebab, tidak ada lagi alasan pelatihan mengganggu pekerjaann.

Karyawan bisa menggunakan microlearning di sela kesibukan kerja mereka. Sehingga microlearning juga bisa dikatakan mampu menjaga produktivitas karyawan.

Satu hal yang menarik, Inixindo sebagai salah satu lembaga pengembangan SDM yang berpengalaman puluhan tahun, sudah menyediakan microlearning tersebut dan bisa diakses melalui platform eduparx.inixindojogja.co.id.

Dengan memanfaatkan platform tersebut, perusahaan bisa menghemat uang pengembangan platform hingga ratusan juta rupiah.

Maka, bukan alasan lagi proses pelatihan dan pengembangan SDM perusahaan terhambat, terutama karena masalah waktu.

Microlearning dari Inixindo adalah solusinya. Segera daftar sekarang, dan dapatkan manfaat yang besar dari microlearning tersebut bagi kemajuan perusahaan Anda.