Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Sertifikasi ITIL 4, Satu dari 10 Bukti Keahlian di Bidang IT yang Datangkan Gaji Fantastis

Biasanya, sebuah bidang pekerjaan menuntut standar kompetensi tertentu, contohnya seperti sertifikasi ITIL 4.

Sertifikasi ITIL 4 ini sendiri merupakan bukti keahlian di bidang IT yang lebih spesifik, dibanding hanya ijazah yang meskipun merupakan salah satu jenis sertifikat, namun sifatnya cenderung umum.

Akan tetapi selain sertifikasi ITIL 4, sebenarnya masih ada banyak sertifikat-sertifikat lain yang ada baiknya Anda miliki dan sesuaikan kebutuhan.

Sebab, memiliki sertifikasi ITIL 4 maupun sertifikasi IT lainnya, bisa membantu Anda mendapatkan posisi yang lebih baik dibanding dengan seseorang yang hanya bermodal ijazah saja.

Belum lagi, di sektor Information Technology (IT) sendiri, merupakan salah satu bidang yang paling banyak menuntut para pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi.

Lucunya, saking pentingnya sertifikasi di bidang IT, sampai-sampai banyak yang mengatakan, “apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya?”.

Ini Bukti Pentingnya Sertifikasi

Memiliki sertifikasi IT nyatanya memang terbukti efektif mendongkrak gaji Anda yang memang memiliki karir di dunia IT.

Melansir situs Grid.id pada sebuah survei dari Global Knowledge menemukan, bahwa 83 persen dari profesional IT di Amerika Serikat dan Kanada memiliki setidaknya sebuah sertifikasi IT.

Bahkan, rata-rata gaji di AS untuk seorang pemegang sertifikasi IT lebih tinggi 11,7 persen, atau sekitar 8.400 USD dibanding yang belum memiliki sertifikasi IT salah satunya seperti sertifikasi ITIL 4.

Dengan memiliki karyawan profesional bersertifikasi, nyatanya memang bermanfaat bagi perusahaan.

Dari perusahaan yang disurvei, 44 persen dari pengambil keputusan IT mengatakan bahwa sertifikasi IT seperti sertifikasi ITIL 4 membuat karyawan bisa bekerja lebih cepat.

Kemudian, sebanyak 33 persen mengatakan lebih efisien ketika mengimplementasikan sistem.

Lalu 23 persen mengatakan, sertifikasi membantu mereka mengimplementasikan produk dan layanan mereka secara lebih cepat dengan kesalahan yang lebih sedikit.

Macam-macam Sertifikasi IT

Sertifikasi IT sendiri biasa dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT seperti Microsoft, AWS, Google, dan Cisco.

Apabila Anda memang salah satu orang yang terjun di bidang IT, dan memiliki niat untuk menapaki karir di bidang tersebut, simak sepuluh sertifikasi di bidang IT seperti yang dikutip dari PCMag berikut ini.

1. Google Certified Professional Cloud Architect

Sertifikasi IT ini hadir pada 2017, sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect ada di posisi teratas.

Untuk mendapatkan sertifikasi ini, Anda harus bisa mendesain, mengembangkan, dan mengatur arsitektur cloud Google dengan teknologi GCP.

Anda juga harus memiliki pengetahuan dan berbagai macam skenario untuk menemukan solusi.

Saat ini skil coud mendapat banyak permintaan, dan sangat penting untuk perusahaan di masa depan.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect adalah USD175,761 per tahun.

2. Sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate

Amazon Web Service (AWS) adalah platform pilihan utama di wilayah AS, Kanada, bahkan dunia.

Sedangkan sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate ini sendiri, dirancang untuk mereka yang memiliki latar belakang penggunaan platform AWS.

Fokus utama dari sertifikasi IT ini, yaitu untuk merancang dan menerapkan sistem yang skalabel pada platform AWS, termasuk juga bagaimana menjaga agar biaya pengembangannya tetap efektif, namun tanpa mengorbankan keamanan, keandalan, serta kualitasnya.

Namuna ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

– Diperlukan minimal satu tahun pengalaman merancang sistem pada platform AWS.

– Kemudian memiliki pengetahuan sedikitnya satu bahasa pemrograman tingkat tinggi.

–  Terakhir, paham tentang praktik-praktik terbaik seputar pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis AWS.

Kemudian, untuk rata-rata gaji pemegang sertifikasi IT AWS Certified Solution Architect – Associate adalah USD149,446 per tahun.

3. Sertifikasi CISM (Certified Information Security Manager)

Kemudian, sertifikasi IT selanjutnya dikeluarkan oleh ISACA. Lembaga ini menawarkan sertifikasi CISM yang memiliki fokus pada sekuriti IT pada tingkatan manajemen.

Sertifikasi IT ini dirancang agar dapat menjadi bukti, bahwa pemegangnya memiliki kompetensi cukup dalam membangun, merancang serta mengelola inisiatif-inisiatif sekuriti perusahaan.

Untuk mendapatkan sertifikasi CISM, diperlukan beberapa syarat, seperti:

– Lima tahun pengalaman di bidang keamanan informasi.

– Dibutuhkan juga bagi para pemegangnya untuk terus mengkinikan dan mengaplikasikan kemampuannya melalui laporan kredit CPE (continuing professional education) setiap tahunnya.

Sedangkan untuk rata-rata gaji pemegang sertifikasi CISM adalah USD148,622 per tahun.

4. Sertifikasi CRISC (Certified in Risk and Information Systems Control)

Masih dari sertifikasi yang dikeluarkan oleh ISACA, mereka mengklaim bahwa sertifikasi CRISC adalah satu-satunya sertifikasi IT yang menyiapkan dan memungkinkan profesional IT untuk tantangan spesifik dari manajemen risiko IT dan organisasi.

Serta memosisikannya sebagai mitra strategis bagi organisasi.

Sertifikasi ini adalah bukti kemampuan pemegangnya terkait manajemen, asesmen, mitigasi, respon, pemantauan dan pelaporan risiko.

Untuk mendapatkan sertifikasi CRSIC, ada beberapa syarat:

– Anda harus memiliki minimal tiga tahun pengalaman pada sedikitnya dua dari empat topik yang dicakup dalam sertifikasi ini.

– Pemegangnya juga harus untuk terus mengkinikan kompetensinya melalui laporan kredit CPE pada setiap tahunnya untuk mempertahankan sertifikasi yang dipegangnya.

Sedangkan dari sisi gaji, rata-rata gaji bagi para pemegang sertifikasi CRISC adalah USD146,480 per tahun.

5. Sertifikasi PMP (Project Management Professional)

Sertifikai PMP dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Apabila Anda memiliki sertifikat ini, maka Anda akan dianggap telah berhasil membuktikan bahwa Anda layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek.

Sertifikasi PMP sendiri sudah diakui secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja.

Bahkan, para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikasi yang harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim bukan individual.

Jadi tidak heran, apabila kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim pastilah sangat penting.

Akan tetapi, untuk mendapatkan sertifikasi PMP ini, Anda harus memenuhi beberapa syarat:

– Tingkat pendidikan setara S1 (masa kuliah empat tahun).

– Tiga tahun pengalaman di manajemen proyek, 4.500 jam dalam memimpin dan mengarahkan proyek.

– Anda juga harus melewati 35 jam pelatihan terkait manajemen proyek.

– Namun, untuk peserta dengan tingkat pendidikan di bawahnya, diperlukan lima tahun pengalaman, 7500 jam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan manajemen proyek.

Dari sisi gaji, pemegang sertifikasi IT PMP bisa mengantongi hingga USD143,493 per tahun.

6. Sertifikasi CISSP (Certified Information System Security Professional)

Sertifikasi CISSP berfokus pada bidang keamanan telekomunikasi, keamanan arsitektur, keamanan pengembangan aplikasi, kriptografi.

Sertifikasi IT ini, juga menjadi salah satu sertifikat yang paling diburu oleh kalangan pekerja yang berkecimpung di bidang IT.

Untuk mendapatkan sertifikat IT satu ini, Anda wajib memiliki pengalaman sedikitnya 5 tahun dalam bidang keamanan sistem informasi, sebab memang sertifikat ini bukan sembarangan dan memiliki nilai yang tinggi.

Sertifikasi IT ini ditawarkan oleh ISC dan diakreditasi oleh ANSI, secara formal diakui oleh Departemen pertahanan AS dan diadopsi sebagai standard untuk program lembaga keamanan nasional AS.

Sertifikasi ini diakui secara global sebagai sertifikasi yang dirancang untuk membantu para profesional IT security untuk memantapkan praktik-praktik terbaik seputar dunia sekuriti modern.

Pemegang sertifikasi CISSP juga diwajibakan untuk terus mengikuti perkembangan kompetensi profesionalnya melalui kredit CPE, dan diperlukan sedikitnya lima tahun pengalaman profesional pada dua atau lebih topik yang diujikan.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi CISSP adalah USD141,452 per tahun.

7. Sertifikasi CISA (Certified Information Systems Auditor)

Bisa dibilan, sertifikasi IT ini cukup baru dibandingkan dengan lainnya. Meski yang terbilang baru, namun CISA sangat diperhitungkan di seluruh dunia.

Sertifikasi CISA sendiri menjadi bukti kemampuan audit, cybersecurity, dan manajemen risiko.

Pakar IT yang memiliki sertifikat CISA memiliki tugas untuk memastikan jika sebuah aset penting dalam sebuah bisnis bisa aman dan terpelihara dengan baik.

Namun, untuk mencapai sertifikasi ini, Anda harus lulus ujian Certified Information Systems Auditor (CISA) terlebih dahulu.

Di dalamnya ada lima domain, yaitu:

– Sistem Informasi Audit.

– Tata Kelola dan Manajemen IT.

– Akuisisi, Pengembangan, dan Implementasi Sistem Informasi.

– Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Manajemen Layanan Sistem Informasi.

– Perlindungan Aset Informasi.

Gaji rata-rata yang diterima oleh para pemegang sertifikat CISA berkisar USD132.278 per tahun.

8. AWS Certified Cloud Practitioner

AWS Cloud Practitioner berdasarkan platform cloud Amazon Web Services (AWS) yang sangat populer.

Ini merupakan titik awal jika Anda ingin memiliki berbagai sertifikasi cloud Amazon seperti AWS Solutions Architect, Developer, DevOps Engineer, dan SysOps Administrator.

Sertifikasi IT ini sendiri, dirancang untuk para profesional yang memang mencari pemahaman menyeluruh tentang layanan cloud AWS.

Sebagai sertifikasi tingkat dasar, sertifikasi ini juga sering dipegang oleh seseorang di awal karir mereka, karena biasanya menjadi batu loncatan untuk sertifikasi AWS yang lebih spesifik di masa mendatang.

Dengan semakin tingginya permintaan manajemen cloud selama beberapa tahun terakhir, jumlah sertifikat AWS Certified Cloud Practitioner juga mungkin akan terus meningkat.

Tentunya ini juga akan sangat menarik bagi bisnis yang mempertimbangkan untuk pindah ke desktop-as-a-service (DaaS) sebagai pekerjaan hybrid, karena AWS merupakan salah satu pemain yang diperhitungkan pada bidang tersebut dengan platform Amazon WorkSpaces-nya.

AWS Cloud Practitioner menjadi bukti kemampuan Anda untuk menentukan infrastruktur cloud dasar dan prinsip arsitektur, serta layanan utama pada platform AWS.

Seorang profesional bersertifikat, juga harus mampu menjelaskan berbagai dasar keamanan dan aspek dasar platform yang harus terpenuhi.

Umumnya, seseorang dengan sertifikat ini bisa mengantongi hingga rata-rata USD131.465 per tahun.

9. VCP-DCV: VMware Certified Professional – Data Center Virtualization

The VCP-DCV: VMware Certified Professional – Data Center Virtualization, membuktikan keterampilan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur virtual yang bisa diukur menggunakan VMware vSphere.

Para peserta bisa memilih dari beberapa sumber belajar online, dan akan belajar bagaimana mengelola, mengkonsolidasikan, dan menerapkan teknologi virtualisasi VMware, seperti vSphere High Availability dan Distributed Resource Scheduler clusters.

Profesional di bidang IT yang sudah memiliki sertifikasi ini memperoleh gaji rata-rata USD130.226 per tahun.

10. Sertifikasi ITIL 4 (Information Technology Infrastructure Library 4)

Kemudian, sertifikasi IT internasional yang paling populer di bidang IT Service Management (ITSM) adalah ITIL, yang merupakan kependekan dari Information Technology Infrastructure Library.

ITIL sendiri saat ini memiliki versi terbaru, yaitu sertifikasi ITIL 4.

Sertifikasi ITIL 4 sangat dibutuhkan bagi perusahaan besar, terutama yang memang mengimplementasi layanan berbasis IT.

Di sisi lain, para akademisi pun perlu belajar untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswanya.

Sertifikasi ITIL 4 sendiri dimiliki dan dikelola oleh Kantor Pemerintah Commerce di UK, yaitu sertifikasi manajemen layanan yang diakui secara global.

Sertifikasi ITIL 4 juga dianggap sebagai kualifikasi entry level di bidang IT Service Management.

Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi ITIL 4 adalah USD129,402 per tahun.

Jadi, mana sertifikasi IT yang akan segera Anda ambil? Segera sertifikasi IT sekarang dan jangan sampai menyesal di masa depan.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

5 Perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1, Generasi Baru yang Lebih Sempurna

5 Perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1, Generasi Baru yang Lebih Sempurna

Sejak dirilis, mungkin Anda belum paham apa sebenarnya perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 yang merupakan generasi baru dari COBIT itu sendiri.

COBIT sebenarnya sudah sangat dikenal luas sebagai standard defacto, di mana COBIT ini menjadi framework tata kelola TI (IT Governance) dan yang terkait dengannya.

Framework ini, terus berevolusi sejak pertama kali diluncurkan tepatnya pada tahun 1996, hingga dirilisnya generasi terakhir yaitu COBIT 5 yang diluncurkan pada Juni 2012 silam.

Namun, yang menjadi dasar perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1, karena framework ini melakukan pergeseran-pergeseran beberapa paradigma.

Lantas di sinilah muncul pertanyaan, kenapa harus selalu berubah terus-menerus? Bukankah perubahan tersebut, justru membingungkan pihak yang akan mengadopsinya?

Ya, mungkin perubahan penyebab adanya perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 tersebut akan menyulitkan pihak yang mengadopsinya.

Namun perlu disadari, bahwa segala hal di dunia ini akan selalu terus menerus berubah.

Terutama jika kita berbicara mengenai teknologi Informasi, dan pemanfaatannya yang sangat berkembang dengan cepat.

Pastinya perubahan di bidang teknologi informasi, akhirnya menuntut adanya perubahan dalam tata cara pengelolaannya juga.

Dengan begitu, framework tata kelola seperti COBIT juga perlu penyesuaian dengan berbagai perubahan yang terjadi.

Tidak hanya itu, munculnya perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 ini, tidak lain karena konsep awal yang sudah sedemikian rupa dibangun, tapi masih terdapat kelemahan saat praktik dan adanya celah yang masih mungkin untuk diperbaiki serta disempurnakan.

Apa saja perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1?

Ada beberapa perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 yang ternyata cukup penting. Apa saja perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 tersebut?

Prinsip Baru dalam Tata Kelola TI

Perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 yang pertama, ada pada prinsip baru dalam tata kelola TI untuk organisasi, yaitu Governance of Enterprise IT (GEIT).

Dalam COBIT 5 lebih berorientasi pada prinsip, dibanding pada proses.

Alasan dari orientasi pada prinsip, karena penggunaan prinsip-prinsip itu sendiri lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam konteks enterprise dengan lebih efektif.

Penekanan pada Enabler

Selanjutnya, perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 yaitu diberinya penekanan lebih kepada Enabler.

Memang, sebenarnya dalam COBIT 4.1 juga telah menyebutkan adanya enablerenabler.

Akan tetapi, dalam COBIT 4.1 tidak menyebutnya secara gamblang dengan enabler.

Sementara perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1, yaitu disebutkannya secara gamblang dan spesifik mengenai keberadaan 7 enabler dalam implementasinya.

Di bawah ini terdapat tujuh enabler COBIT 5 dan perbandingannya dengan di dalam COBIT 4.1:

  1. Prinsip, kebijakan, dan kerangka kerja

Di dalam COBIT 4.1, poin-poin ini tersebar ke dalam beberapa proses-proses COBIT 4.1.

  1. Proses-proses

Proses sendiri, menjadi hal yang sentral di dalam COBIT 4.1.

  1. Struktur Organisasi

Beda dengan COBIT 5, di dalam COBIT 4.1 struktur organisasi tercermin dalam RACI chart yang mendefinisikan peran serta tanggung-jawab para pihak di dalam setiap proses.

  1. Kultur, etika dan perilaku

Perihal kultur, etika, serta perilaku, poin ini hanya terselip di beberapa proses COBIT 4.1.

  1. Informasi

Di dalam COBIT 4.1 sendiri, informasi adalah salah satu sumber daya TI (IT resources).

  1. Layanan, Infrastruktur, dan Aplikasi

Kemudian, di dalam COBIT 4.1, infrastruktur dan aplikasi, keduanya disatukan dengan layanan, kemudian dijadikan salah satu sumber daya TI juga.

  1. Orang, keterampilan (skills) dan kompetensi.

Dalam COBIT 4.1, hanya disebutkan “orang” sebagai salah satu sumber daya. Meskipun, pada dasarnya mencakup juga keterampilan serta kompetensinya.

Model Referensi Proses yang Baru

Kemudian perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 yang ke tiga, dalam COBIT 5 mendefinisikan model referensi proses yang baru, kemudian diberi tambahan domain governance serta beberapa proses, baik yang benar-benar baru atau yang dimodifikasi dari proses lama.

Selain itu, mencakup juga aktivitas organisasi secara end-to-end.

Selain menggabungkan dan menyempurnakan COBIT 4.1, Val IT, dan Risk IT ke dalam sebuah framework, COBIT 5 juga sengaja di jadikan lebih mutakhir.

Tujuannya untuk menyelaraskan dengan best practices yang ada, seperti misalnya ITIL v3 2011 maupun TOGAF.

Ada Proses-proses Baru di COBIT 5

Tidak sampai situ saja, perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 sebenarnya sudah disinggung sebelumnya, bahwa di dalam COBIT 5 terdapat proses-proses baru, yang sebelumnya belum pernah ada di COBIT 4.1.

Selain itu, terdapat juga beberapa modifikasi di dalam proses-proses yang sudah ada pada COBIT 4.1.

Proses COBIT 5 Lebih Holistik

Dari beberapa hal tadi, sebenarnya secara sederhana dapat dikatakan, bahwa model referensi proses di dalam COBIT 5 ini sebenarnya mengintegrasikan konten dati COBIT 4.1, Risk IT dan Val IT.

Maka tidak heran, apabila keseluruhan proses-proses pada CobiT 5 ini jadi lebih holistik, lengkap dan dapat mencakup aktivitas bisnis dan IT secara end-to-end.

Dengan berbagai perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 di atas, bisa disimpulkan bahwa COBIT 5 jelas menjadi sebuah inovasi dan penyempurnaan dari pendahulunya.

Maka tidak ada alasan untuk tidak segera migrasi dari COBIT 4.1 ke COBIT 5, agar Anda lebih siap menghadapi perubahan-perubahan di masa yang akan datang.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Manfaat ITIL 4 Berikut Ini yang Jadi Dambaan Perusahaan Kelas Dunia

Manfaat ITIL 4 Berikut Ini yang Jadi Dambaan Perusahaan Kelas Dunia

ITIL 4 adalah versi terbaru dari ITIL (Information Technology Infrastructure Library). ITIL 4 sendiri, tepatnya merupakan evolusi dari ITIL versi 3.

ITIL 4 memberikan transisi yang praktis dan fleksibel bagi organisasi, untuk mengadopsi cara kerja baru yang dibutuhkan oleh dunia digital modern.

Sebagai sebuah framework terkemuka untuk Manajemen Layanan TI, ITIL 4 tentunya perlu untuk Anda gunakan.

Dengan menggunakan ITIL 4, organisasi Anda bisa mengikuti perubahan dalam teknologi, bahkan bisa juga memberikan produk dan layanan inovatif, dengan lebih efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pasar.

ITIL 4 sendiri dibangun berdasarkan kemajuan ITIL selama beberapa dekade, perkembangan praktik-praktik IT service management, customer experience, value, dan transformasi digital, serta melalui keselarasan yang lebih besar dengan cara kerja baru, seperti Lean, Agile, dan DevOps.

Tapi, mengapa ITIL 4 diperlukan dalam sebuah perusahaan?

Ini tidak lepas, karena ITIL 4 memiliki pendekatan yang paling baik untuk layanan manajemen TI di dunia.

ITIL 4 sendiri menawarkan pendekatan, berdasarkan best practice yang diadopsi dari sektor publik dan swasta internasional.

Siapa saja yang telah menggunakan ITIL 4?

ITIL 4 telah banyak digunakan dan diadopsi banyak organisasi di dunia, baik dari pemerintahan, swasta, maupun pendidikan.

Di bawah ini ada beberapa organisasi yang sudah mengadopsi ITIL 4 dan versi pendahulunya:

  • Microsfoft
  • IBM
  • Hewlett-Packard
  • Honda
  • Wal-Mart
  • Visa
  • Disney
  • US Navy
  • US Army
  • Toyota
  • Shell Oil
  • Boeing
  • Australia Post
  • British Airways
  • British Telecom
  • Ohio State University
  • Oregon State University
  • University of Wisconsin
  • Yale University
  • PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

Daftar di atas hanya sebagian kecil perusahaan yang sudah menggunakan ITIL 4.

Tentunya, masih banyak lagi organisasi yang mengadopsi ITIL 4 maupun versi pendahulunya, sebagai kerangka kerja IT Service Management mereka.

Sebagai gambaran, di Telkomsel sendiri adopsi ITIL nyatanya berdampak baik pada kinerja perusahaan.

Hal tersebut terbukti pada setiap tahun, Telkomsel menjadi penyumbang terbesar dari profit Telkom selama satu dekade terakhir.

Manfaat Menggunakan ITIL 4

ITIL 4 sebenarnya menggunakan dasar pendekatan yang sistematis, terutama untuk manajemen layanan TI.

Di sisi lain, adanya ITIL 4 juga bisa memberi manfaat bagi sebuah perusahaan, seperti:

1. ITIL 4 bisa meningkatkan Return on Investment (ROI) pada TI.

2. Selanjutnya, ITIL 4 juga bisa meningkatan kapabilitas dan produktivitas.

3. Tidak sampai situ saja, ITIL 4 ternyata mampu meningkatkan kepuasan pelanggan maupun pengguna.

4. Kemudian, ITI 4 juga bisa meningkatkan hasil pemanfaatan aset.

5. ITIL 4 juga bisa meningkatkan hubungan dan interaksi, antara penyedia layanan TI dengan pengguna maupun pelanggan.

6. Lalu, ITIL 4 akan membantu organisasi Anda untuk mengimbangi perubahan zaman, yang menuntut organisasi untuk terus berkembang.

7. Terakhir, ITIL 4 bisa membantu integrasi layanan TI.

Tentunya, manfaat-manfaat penggunaan ITIL 4 sendiri, secara nyata sudah dibuktikan oleh banyak organisasi di dunia yang mengadopsi ITIL 4 sebagai kerangka kerja layanan TI mereka.

Outline Pelatihan ITIL 4

Mungkin Anda sedikit penasaran mengenai apa saja yang akan dipelajari di dalam pelatihan ITIL 4.

Nah, Inixindo Jogja sebagai lembaga resmi pelatihan ITIL 4, akan memberikan sedikit gambaran mengenai outline pelatihan ITIL 4 tersebut, antara lain:

1. Pengenalan Kerangka Kerja ITIL 4.

2. Perbedaan ITIL 3 dengan ITIL 4.

3. Pengelolaan Layanan TIK (IT Service Management / ITSM).

4. Empat Dimensi Pengelolaan Layanan TIK

  • Organizations & People.
  • Information & Technology.
  • Partners & Suppliers.
  • Value Streams & Processes.

5. Service Value System.

6. Prinsip-Prinsip Panduan (Guiding Principles)

  • Focus on Value.
  • Start Where You Are.
  • Progress Iteratively with Feedback.
  • Collaborate & Promote Visibility.
  • Think & Work Holistically.
  • Keep It Simple & Practical.
  • Optimize & Automate.

7. Service Value Chain

  • Plan.
  • Improve.
  • Engage.
  • Design & Transition.
  • Obtain / Build.
  • Deliver & Support.

8. Continual Improvement Model.

9. 14 Praktik Pengelolaan Umum (General Management Practices).

10. 17 Praktik Pengelolaan Layanan (Service Management Practices).

11. 3 Praktik Pengelolaan Teknis (Technical Management Practices).

12. Persiapan dan Latihan Soal Ujian Sertifikasi ITIL 4 Foundation.

Setelah Anda berhasil mendapatkan sertifikasi ITIL 4 tersebut, tentu bisa Anda gunakan dalam menunjang karir Anda.

Ini tidak lain, karena sertifikasi ITIL 4 sendiri telah diakui secara internasional. Tidak sampai situ saja, bukan tidak mungkin, dengan memiliki sertifikasi ITIL 4, banyak perusahaan semakin tertarik untuk merekrut Anda.

Sebab, dengan memegang lisensi ITIL 4, Anda akan diakui secara resmi bisa dan mampu membawa perusahaan ke tujuan yang diharapkan.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Migrasi ke COBIT 5, Strategi yang Membuat Organisasi Lebih Berkembang

Migrasi ke COBIT 5, Strategi yang Membuat Organisasi Lebih Berkembang

COBIT 5 telah hadir dan menjadi sebuah revolusi, terutama dalam bagaimana memandang manajemen serta tata kelola TI yang ada di dalam sebuah organisasi.

Di dalam COBIT 5, terdapat sejumlah perubahan yang cukup penting apabila dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Lantas, terdapat pertanyaan yang muncul, yaitu apakah organisasi yang sudah mengeluarkan sejumlah investasi untuk mengimplementasikan COBIT versi sebelumnya, harus segera bermigrasi ke COBIT 5?

Tentu jawabannya “iya”. Sebab, zaman akan terus berkembang, begitu juga ilmu pengetahuan. Tentu, dengan begitu ada baiknya segera migrasi ke COBIT 5.

Jika dilihat lebih jauh, memang, migrasi menuju COBIT 5 tidak seperti migasi software dan hardware.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sudarsan Jayaraman dalam sebuah artikel yang dia tulis dan telah dimuat di dalam bulletin Cobit Focus dari ISACA volume 3, pada Juli 2013 lalu.

Dirinya menyatakan, bahwa untuk berpindah ke COBIT 5 itu tidak seperti migrasi software, hardware atau platform tertentu.

Akan tetapi, proses migrasi tersebut perlu dilihat sebagai sebuah transisi dari bagaimana aktifitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari para para pemangku kepentingan.

Namun, akan muncul pertanyaan pastinya, apakah apa yang dilakukan dalam COBIT 5 ini tidak dilakukan pada COBIT versi sebelumnya?

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi faktor pembeda antara COBIT 5 dari COBIT 4.1, dan apa saja manfaat yang bisa diambil dari COBIT 5 ini?

Nah, untuk membahasnya satu persatu, simak penjelasannya di bawah ini.

Perlunya Migrasi ke COBIT 5

Meski COBIT 4.1 menjadi sebuah framework yang sangat populer, akan tetapi framework ini sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai framework TI, bukan framework bisnis organisasi.

Dalam COBIT 4.1 lebih menjelaskan kebutuhan TI sebagai sebuah model operasi dan pedoman praktik-praktik bagus dalam proses-proses TI.

Akan tetapi, di dalam COBIT 4.1 kurang memiliki perspektif tata kelola secara organisasi karena lebih berorientasi kepada proses TI.

Kendati COBIT 4.1 juga melakukan penyelarasan bisnis TI, yaitu dengan memetakan tujuan bisnis ke tujuan TI.

Sedangkan di sisi lain, pada COBIT 5 melakukan perubahan lebih jauh pada model proses tersebut, dengan memberi pembeda yang lebih jelas antara proses-proses dalam lingkup tata kelola dan proses-proses dalam lingkup manajemen.

Kemudian, sudah terdapat juga domain baru dalam model referensi proses yang diperkenalkan dalam COBIT 5, yaitu domain governance.

Hal ini tentunya menjadi sebuah perubahan besar yang bisa memberi kejelasan pada fungsi-fungsi manajemen, serta tata kelola di dalam sebuah organisasi.

Inovasi lain besar lainnya yang ada di COBIT 5 adalah diperkenalkannya lima prinsip utama, serta tujuh enabler yang menjadi pilar penyokong framework COBIT 5 ini.

Dengan adanya penambahan ini, maka COBIT 5 sendiri sudah mulai menyelaraskan dirinya lebih dekat dengan framework ISO 38500.

Meskipun, COBIT 5 masih mempertahankan model penurunan tujuan, seperti yang digunakan dalam COBIT 4.1.

Tapi, COBIT 5 sudah memasukkan identifikasi kebutuhan stakeholder sebagai titik awal dalam proses pemetaan tersebut.

Maka, berdasar kebutuhan stakeholder tersebut, kemudian diturunkan lebih jauh menjadi tujuan organisasi, tujuan TI, hingga akhirnya tujuan dari enabler.

Cukup berbeda dengan COBIT 4.1, di mana ujungnya adalah tujuan proses TI. Sementara dalam COBIT 5 penurunannya kepada tujuan dari enabler yang memiliki tujuh poin.

Selanjutnya, ada juga perbedaan signifikan lainnya yaitu dalam hal model asesmen proses yang dibawa oleh COBIT 5.

Model asesmen yang dibawa oleh COBIT 5 ini selaras dengan kebutuhan standard ISO 155004.

Ini mengartikan, bahwa asesmen yang dilakukan akan menjadi lebih ketat dan juga lebih akurat terhadap proses-proses yang relevan.

Manfaat COBIT 5 Bagi Organisasi

Pada dasarnya, dengan migrasi menggunakan COBIT 5, organisasi akan merasakan manfaat yang tentunya cukup siginifikan.

Beberapa manfaat dari COBIT 5 bagi organisasi antara lain adalah sebagai berikut:

  • COBIT 5 mampu menyelaraskan bisnis dan TI lebih dekat. Hal ini didukung dengan menggunakan kebutuhan stakeholder (internal dan eksternal) sebagai pijakan awal, sehingga membuat COBIT 5 lebih fokus pada bisnis.
  • Selanjutnya, dalam COBIT 5 Memperkenalkan tujuh enabler, di mana ini merupakan cara yang lebih efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis.
  • COBIT 5 juga membantu organisasi untuk memahami perspektif bisnis secara lebih jelas, dengan memetakan tujuan-tujuan serta obyektif-obyektifnya ke sebuah model scorecard bisnis.
  • Tidak sampai situ saja, COBIT 5 juga menunjukkan tanggung-jawab dari keseluruhan bagian organisasi secara lebih komprehensif dalam tata kelola TI organisasi, melalui RACI chart yang tentunya lebih lengkap dibandingkan versi sebelumnya.

Kapan Harus Migrasi ke COBIT 5?

Jika sebuah organisasi sudah implementasi COBIT 4.1 dan dirasa sudah mencapai tujuan organisasi itu sendiri, maka ada baiknya segera mempertimbangkan migrasi ke COBIT 5.

Sebab, dengan migrasi ke COBIT 5, artinya juga mengubah pengaturan tata kelola TI (IT Governance) menjadi tata kelola orgnisasi terhadap TI (Governance of Enterprise IT/GEIT).

Hal ini menyebabkan keterlibatan stakeholder organisasi memiliki peran yang amat sangat penting di dalam COBIT 5.

Namun, jika dijabarkan secara rinci, terdapat beberapa faktor yang mendukung keputusan organisasi untuk segera migrasi ke COBIT 5, antara lain:

– Langkap pengawasan yang diimplementasikan lebih berorientasi TI, dan cenderung tidak mencakup keseluruhan organisasi.

– Terjadinya kegagalan berulang dari proses-proses TI.  Di mana hal tersebut disebabkan oleh permasalahan pada sisi layanan yang seharusnya dilakukan oleh sisi bisnis.

– Selanjutnya, penting juga mempertimbangkan migrasi ke COBIT 5 jika risiko yang bisa menjadi hambatan bisnis, masih saja tidak berkurang secara signifikan dan risiko TI tidak selaras dengan risiko organisasi.

Tentu saja terdapat pemicu-pemicu lainnya yang dapat mengarah kepada keputusan untuk migrasi ke COBIT 5.

Itulah mengapa, bagi organisasi yang sudah mengimplementasikan COBIT 4.1, pilihan untuk migrasi ke COBIT 5 adalah langkah yang diambil jika organisasi ingin berkembang.

Selain itu, dengan COBIT 5, organisasi bisa memperluas lingkup yang hanya inisiatif tata kelola TI, menjadi inisatif tata kelola organisasi secara lebih luas.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Computer Hacking Forensic Investigator (CHFI) Bantu Ungkap Beragam Kasus Cybercrime

Computer Hacking Forensic Investigator (CHFI) Bantu Ungkap Beragam Kasus Cybercrime

Computer Hacking Forensic Investigator atau CHFI merupakan salah satu sertifikasi IT security, dan ada baiknya untuk Anda miliki. Mengingat, semakin maraknya kasus cybercrime saat ini.

Dalam menangani kasus cybercrime, dibutuhkan pengetahuan mengenai proses penanganan insiden hacking dan cybercrime, di mana mencakup teknik investigasi komputer (digital investigation), baik itu pengumpulan dan pengamanan bukti, forensik digital, serta standar pemulihan data komputer serta perangkat mobile.

Teknik investigasi komputer tersebut, dapat digunakan instansi kepolisian, pemerintah, dan entitas perusahaan global untuk mengumpulkan bukti-bukti serta melakukan analisis pada bukti-bukti tersebut.

Sehingga bisa menjadi bukti dalam pengadilan untuk menangkap dan mempidanakan pelaku cybercrime.

Semakin populernya Computer Hacking Forensic Investigator ini sendiri, tidak lepas dari kasus cybercrime yang semakin kerap terjadi, bahkan parahnya menimbulkan kerugian dalam bentuk materi yang tidak sedikit.

Menurut studi rutin yang dilakukan The World Economic Forum (WEF), cybercrime merupakan salah satu ancaman terbesar di dunia karena selain memiliki kemungkinan besar dan berpotensi untuk membuat dampak yang cukup besar.

Maka tidak heran, memiliki bukti keahlian dalam bidang cyber security seperti Computer Hacking Forensic Investigator ini, menjadi nilai tambah dan bisa dikatakan sebagai investasi bagi karir Anda di masa depan.

Kenapa Harus Computer Hacking Forensic Investigator?

Mungkin Anda masih bertanya-tanya, mengapa sebenarnya Anda perlu mengikuti Computer Hacking Forensic Investigator atau CHFI ini.

Terdapat sangat banyak alasan yang bisa menguatkan alasan, mengapa Anda sangat perlu mengikuti Computer Hacking Forensic Investigator.

Pertama, program Computer Hacking Forensic Investigator sangat disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini, job task analisis, serta fokus industri baru khususnya pada keterampilan forensik

Kemudian, Computer Hacking Forensic Investigator sendiri merupakan vendor kursus yang netral dan telah mencakup semua solusi serta teknologi investigasi forensik

Di dalam Computer Hacking Forensic Investigator sendiri, sudah mencakup seluruh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan memenuhi standar peraturan seperti ISO 27001, PCI DSS, SOX, HIPPA, dan lain sebagainya.

Dengan mengikuti Computer Hacking Forensic Investigator ini, tentu diharapkan Anda bisa memahami proses investigasi kejahatan komputer serta hukum yang terkait.

Anda juga bisa lebih paham mengenai berbagai jenis bukti digital, proses pemeriksaan bukti digital, serta kejahatan elektronik.

Tidak hanya itu saja, dengan mengikuti Computer Hacking Forensic Investigator, Anda juga bisa memahami proses penanganan pertama, alat penanganan pertama, mengamankan dan mengevaluasi TKP elektronik, serta bagaimana proses pengumpulan barang bukti.

Dalam Computer Hacking Forensic Investigator, Anda juga bisa memahami bagaimana cara memulihkan file dan partisi yang sudah dihapus dalam Windows, Linux, maupun perangkat mobile.

Siapa yang Membutuhkan Computer Hacking Forensic Investigator?

Ternyata, pelatihan Computer Hacking Forensic Investigator ini sendiri sangat direkomendasikan untuk diikuti beberapa pemilik kepentingan dari berbagai sektor industri, seperti:

  1. Polisi dan penegak hukum lainnya;
  2. Staf pertahanan dan militer;
  3. Staf keamanan IT organisasi;
  4. Administrator system;
  5. Forensic investigator;
  6. Manager IT;
  7. Profesional IT Bank.

Tapi adakah syarat yang perlu dimiliki sebelum mengikuti pelatihan Computer Hacking Forensic Investigator? Tentu saja, terdapat beberapa syarat yang diperlukan jika Anda ingin mengikuti pelatihan Computer Hacking Forensic Investigator atau CHFI ini.

Baca juga: Pentingnya Certified Ethical Hacker (CEH), Bisa Menjaga Kedaulatan Negara

Syarat pertama yang perlu Anda miliki, adalah memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai platform sistem operasi Windows, Linux, Android, iOs, dan lain sebagainya.

Kemudian, Anda juga diharuskan memiliki pengetahuan mengenai jaringan, paham juga mengenai dasar-dasar keahlian komputer, dan yang terakhir, Anda juga perlu memahami dasar dari keamnan IT.

Manfaat Punya Sertifikasi Computer Hacking Forensic Investigator

Tentu sebelum mengikuti pelatihan Computer Hacking Forensic Investigator, mungkin Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya manfaat yang bisa Anda dapatkan, dan tidak sekadar memiliki ilmu baru di bidang cyber security.

Tentunya, jika Anda berkecimpung di dunia cyber security, Anda perlu memiliki pengakuan dari keahlian Anda. Dengan memiliki kemampuan di bidang cyber security seperti Computer Hacking Forensic Investigator, maka bukan tidak mungkin, bisa menjadi nilai tambah bagi diri Anda.

Manfaat memiliki sertifikasi Computer Hacking Forensic Investigator yang paling terasa, salah satunya di dunia kerja atau karir Anda.

Dengan sertifikasi Computer Hacking Forensic Investigator yang Anda miliki, perusahaan akan tertarik untuk menjadikan Anda karyawan tetap di perusahaan, tentu dengan gaji menarik.

Atau, jika Anda sudah menjadi salah satu ahli IT di sebuah perusahaan, dengan memiliki Computer Hacking Forensic Investigator ini, bisa meningkatkan kepercayaan perusahaan pada Anda.

Tidak hanya itu, bahkan bukan tidak mungkin Computer Hacking Forensic Investigator akan menjadi syarat jika Anda akan naik ke level selanjutnya.

Jadi, sangat disayangkan jika Anda tidak segera mengikuti pelatihan Computer Hacking Forensic Investigator atau CHFI tersebut.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta

Pentingnya Certified Ethical Hacker (CEH), Bisa Menjaga Kedaulatan Negara

Pentingnya Certified Ethical Hacker (CEH), Bisa Menjaga Kedaulatan Negara

Certified Ethical Hacker (CEH) merupakan salah satu sertifikasi IT security yang patut diikuti. Semakin banyaknya peminat Certified Ethical Hacker, tidak lain karena makin maraknya kasus peretasan yang dilakukan hacker.

Para pelaku cybercrime, tentunya sangat meninginkan data suatu perusahaan atau pihak tertentu, agar kepentingan mereka terwujud.

Itulah mengapa, sertifikasi IT security Certified Ethical Hacker perlu dipertimbangkan oleh pihak penyedia layanan pusat data. Tidak hanya penyedia layanan pusat data, namun Certified Ethical Hacker ini juga diperlukan berbagai sektor industri, karena perusahaan harus mampu melindungi data klien mereka dari jangkauan para pelaku cybercrime yang tidak bertanggung jawab.

Certified Ethical Hacker sendiri adalah salah satu tingkatan sertifikasi yang ditawarkan oleh EC-Council, sebuah lembaga sertifikasi di bidang cyber security yang terpercaya di seluruh dunia.

Selain karena meningkatnya kasus cybercime, Certified Ethical Hacker juga makin populer, karena rangkaian pembelajaran yang diajarkan sangat unik. Di dalam Certified Ethical Hacker, Anda akan dibimbing untuk menjadi seorang hacker. Namun jangan kaget dulu, Anda akan dibimbing menjadi seorang hacker yang memiliki etika.

Sertifikasi Bertaraf Internasional

Certified Ethical Hacker atau CEH juga sudah diakui secara internasional. Jadi, ketika sebuah layanan pusat data telah mendapatkan sertifikasi Certified Ethical Hacker, sudah terjamin dari sisi keamanannya.

Selain itu, dengan memiliki Certified Ethical Hacker ini, kemampuan Anda akan diakui secara sah di dunia cyber security dunia. Bahkan, besar peluang dengan memiliki Certified Ethical Hacker ini, Anda bisa berkarir hingga luar negeri.

Dengan mengikuti training Certified Ethical Hacker, tentu besar harapan agar Anda mendapatkan cukup pengetahuan dan mendapatkan kemampuan yang sama seperti seorang hacker.

Selain itu, biasanya pemegang sertifikat Certified Ethical Hacker, kerap diberi wewenang untuk mengelola jaringan, serta keseluruhan sistem komputer menggunakan metode pengerjaan yang mirip layaknya seorang hacker.

Namun, satu hal yang perlu Anda ingat. Program Certified Ethical Hacker, bertujuan bukan untuk mendidik para peserta menjadi hacker profesional, dan bisa membobol data milik orang lain. Justru sebaliknya, Certified Ethical Hacker bisa melahirkan para ahli di bidang cyber security yang mampu mengalahkan hacker tidak bertanggung jawab.

Apa Tujuan Program Certified Ethical Hacker?

Seperti yang kita ketahui, bahwa keberadaan data sangatlah penting untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan. Itulah mengapa, menjaga supaya data tersebut tetap dapat diakses menjadi hal yang sangat perlu untuk dilakukan.

Jadi tidak perlu heran, apabila di dalam dunia pusat data akan terdapat banyak sekali sertifikasi yang disarankan, salah satunya Certified Ethical Hacker.

Jika dilihat dari penjelasan di atas tadi, sebenarnya tujuan dari pelatihan Certified Ethical Hacker adalah untuk meningkatkan sistem keamanan pada suat perusahaan.

Bagi sebuah pusat data, keamanan tentunya menjadi hal yang sangat penting. Mengingat ada banyak data dari berbagai perusahaan di sana, sehingga setiap data harus dilindungi dari risiko cybercrime yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab.

Masih belum yakin untuk mengikuti Certified Ethical Hacker? Jika Anda masih ragu untuk mengikuti Certified Ethical Hacker, mungkin Anda akan menyesal kemudian.

Sebab, seperti judul dari artikel ini, Certified Ethical Hacker nyatanya berperan dalam menjaga kemanan data sebuah negara.

Salah satu sosok yang mendapat sertifikat ini adalah Nicholas Charles Paul Humphrey dari Kementerian Pertahanan Inggris. Dirinya merupakan pemegang Certified Ethical Hacker sejak 2016 lalu.

“Dengan (memiliki) kualifikasi CEH, berarti saya telah mampu membuktikan pengetahuan saya dalam bidang pen-testing pada kolega dan orang luar. Menggabungkan kualifikasi EC-Council dengan sertifikasi ISC2 dan CISCO memungkinkan saya untuk menunjukkan pemahaman yang luas, tentang banyak bidang utama yang menjadi fokus peran pekerjaan saya saat ini. Saya merasa bahwa ini meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan “ketenangan pikiran” orang-orang yang menggunakan jasa saya”, ujarnya seperti yang dikutip dari situs EC-Council.

Kemudian, Daniel A. Ricci yang merupakan Chief Warrant Officer/Cyber ​​Analyst dari Angkatan Laut AS juga mengungkapkan, bahwa dirinya merasa terbantu setelah mengikuti sertfikasi Certified Ethical Hacker.

“(Saya) sangat menikmati kursus ini, karena membuat saya up-to-date dengan beberapa eksploitasi yang muncul dan belum saya temukan selama pekerjaan saya. Lab praktik sangat baik dan membantu dalam memahami fungsionalitas alat dan menantang ketika mempertahankannya untuk jaringan organisasi”, jelasnya.

Bayangkan saja, ternyata Certified Ethical Hacker sangat membantunya dalam menjaga data-data penting dan tentunya sangat rahasia dari sebuah negara.

Namun untuk bisa mengikuti Certified Ethical Hacker, Anda perlu memiliki minimal satu tahun dalam bidang teknologi jaringan.

Jadi, tidak semua orang dapat dengan mudahnya mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat Certified Ethical Hacker.

Apabila Anda memang sangat tertarik dengan pelatihan dan sertifikasi Certified Ethical Hacker, segera hubungi kontak tertera di bawah ini, sekarang juga.

Contact

Phone

0274 515448

Email

marketing@inixindojogja.co.id

Address

Jalan Kenari 69 Yogyakarta