Perbedaan Keamanan Digital dan Keamanan Siber Serta Cara Menjaganya

Perbedaan Keamanan Digital dan Keamanan Siber Serta Cara Menjaganya

Perbedaan Keamanan Digital dan Keamanan Siber Serta Cara Menjaganya

Di era teknologi, keamanan digital menjadi salah satu hal yang perlu dijaga dengan baik. Kemungkinan-kemungkinan kebocoran data bisa saja menimbulkan kerugian.

Hampir semua aktivitas yang dilakukan secara online akan menyimpan identitas penggunaannya. Data-data tersebut sangat rawan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Keamanan digital memiliki perbedaan yang fundamental dibandingkan keamanan siber. Keamanan siber cenderung melindungi secara teknis, seperti jaringan, sistem, komputer, hingga penyimpanan dari akses yang tidak memiliki izin. Sedangkan keamanan digital spesifik pada jaminan keamanan informasi data pengguna.

Hampir semua layanan berbasis online memiliki sistem keamanan digitalnya sendiri. Namun dari pihak pengguna juga perlu melakukan langkah-langkah untuk mencegah ancaman terhadap keamanan digital. Bagaimana caranya?

Cara menjaga keamanan digital

1. Simpan data digital secara offline

Cara pertama adalah menyimpan data digital secara online. Jangan pernah menyimpan informasi pribadi seperti scan KTP, SIM, atau kartu keluarga secara online atau di cloud.

Menyimpan data secara online memang praktis, namun banyak hacker yang berusaha mencari celah dalam penyimpanan berbasis cloud. Untuk itu, simpan informasi-informasi pribadi tersebut ke dalam harddisk atau flashdisk  atau penyimpanan offline lainnya. 

2. Pilih situs website yang aman

Saat ingin melakukan registrasi pada suatu situs website, pastikan website tersebut aman. Sebelum mengirimkan data-data pribadi untuk registrasi, periksalah keamanan data dan pastikan website tersebut memiliki sertifikat SSL didalamnya. 

Untuk mengetahui apakah website tersebut sudah memiliki sertifikat ssl, cukup lihat pada ujung paling kiri kolom url, jika terdapat logo gembok maka website tersebut sudah memiliki sertifikat SSL. 

3. Buat kata sandi yang kuat

Kata sandi menjadi syarat wajib ketika ingin membuat akun atau registrasi di website tertentu. Gunakanlah kata sandi yang kuat agar tidak mudah dibobol. 

Kombinasi antara huruf, angka dan simbol menjadi pilihan agar kata sandi lebih kuat. Hindari penggunaan tanggal lahir atau nama untuk kata sandi, sebab itu akan sangat mudah ditebak. 

4. Hidupkan two factor authentication

Autentikasi dua faktor atau two factor authentication adalah salah satu sistem keamanan yang biasanya diterapkan pada aplikasi atau website. 

Tidak ada salahnya untuk menghidupkan autentikasi dua faktor, sebab keamanan akan semakin terjaga. 

Fitur tersebut mencegah akun diakses oleh orang lain. Autentikasi dua faktor ini bisa dalam bentuk sidik jari, wajah, dan kode OTP. 

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

5 Cara Mudah Menjaga Keamanan Jaringan

5 Cara Mudah Menjaga Keamanan Jaringan

5 Cara Mudah Menjaga Keamanan Jaringan

Ancaman cybercrime ini juga berdampak pada keamanan jaringan komputer, sehingga perlu untuk menjaga keamanan jaringan. 

Di era digital seperti sekarang, kejahatan siber atau cyber crime masih banyak terjadi dan mengancam setiap penggunaannya.

Ancaman cybercrime ini juga berdampak pada keamanan jaringan komputer, sehingga perlu untuk menjaga keamanan jaringan. 

Kini setiap perangkat terhubung satu sama lain dalam jaringan, baik melalui kabel maupun nirkabel. Hal inilah yang membuat keamanan jaringan menjadi sangat penting.

Keamanan jaringan jika tidak dijaga dengan baik bisa menimbulkan ancaman-ancaman yang bisa saja merugikan dalam hal material maupun non material.

Lalu, bagaimana cara menjaga keamanan jaringan? Langkah-Langkah apa saja yang perlu dilakukan? Berikut tips-tipsnya:

1. Mengunci jalur akses ke jaringan

Cara paling mudah untuk mengunci jalur akses ke jaringan adalah dengan menerapkan firewall dengan benar. Firewall bertujuan untuk membatasi informasi yang masuk ke jaringan. Selain itu, mencegah orang menggunakan perangkat eksternal yang tidak sah di jaringan. Hal ini dapat menghindarkan dari ancaman virus maupun pencurian data. 

2. Melakukan penilaian keamanan jaringan

Langkah kedua adalah melakukan assesment atau penilaian keamanan jaringan. Namun sebelum melakukannya, identifikasi terlebih dahulu hal-hal yang membentuk jaringan seperti server, router, komputer, firewall, switches, dan lain-lainnya.

3. Dokumentasikan kebijakan keamanan jaringan

Selain melakukan penilaian keamanan jaringan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan persyaratan keamanan jaringan, baik teknis maupun non teknis.

4. Mengkonfigurasikan perangkat jaringan

Atur dan konfigurasikan perangkat jaringan dengan benar. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keamanan jaringan. Jika tidak dilakukan dengan baik, maka risiko keamanan akan bermunculan.

5. Tetap memonitor jaringan

Langkah yang seringkali terlupakan adalah memonitoring jaringan secara berkala. Perlu dilakukan monitoring jaringan untuk menjaga keamanannya. jika dilakukan monitoring dengan baik maka masalah-masalah yang muncul bisa langsung terdeteksi.

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

Apa Itu GIT? Tools yang Banyak Digunakan Pengembang Aplikasi

Apa Itu GIT? Tools yang Banyak Digunakan Pengembang Aplikasi

Apa Itu GIT? Tools yang Banyak Digunakan Pengembang Aplikasi

GIT menjadi salah satu tools paling populer dan banyak digunakan oleh para developer aplikasi. Lalu apa itu GIT dan apa saja kelebihannya? 

Dalam pengembangan aplikasi, seorang programmer tentu tidak asing dengan GIT. GIT merupakan salah satu tools yang penting dalam membangun sebuah aplikasi. 

Programmer maupun developer wajib memahami GIT, sebab GIT banyak digunakan di mana-mana. 

Lalu, apa sebenarnya GIT itu? Mari kita bahas bersama-sama.

Apa itu GIT?

GIT merupakan tools yang biasa digunakan para programmer dan developer sebagai control system dalam menjalankan proyek pengembangan software.

GIT sendiri merupakan singkatan dari Group Inclusive Tour, sebuah version control system yang dikembangkan oleh Linus Torvalds pada 2005.

Linus Torvalds juga merupakan pengembang sistem kernel dari sistem operasi Linux.

Tujuan utama penggunaan GIT ini adalah untuk mengelola versi source code program dengan menentukan baris serta kode yang akan diganti atau ditambahkan. 

Hingga saat ini, GIT merupakan version control system yang paling populer dan banyak digunakan. 

Banyak proyek software yang menggunakan GIT sebagai version control systemnya, baik proyek komersial maupun open source.

GIT dikategorikan sebagai DVCS atau Distributed Version Control System. Artinya, kode tidak hanya memiliki satu tempat penyimpanan history lengkah sebuah software. 

Dengan GIT, setiap salinan kode kerja developer juga berperan sebagai repositori yang bisa berisi riwayat lengkap dari semua perubahan yang sudah dilakukan. 

Selain itu, GIT juga dirancang untuk kinerja, fleksibilitas, dan keamanan yang maksimal.

Apa itu version control system?

GIT merupakan sebuah Version Control System atau software yang membantu tim software mengelola perubahan pada source code.

Version control system mencatat semua modifikasi yang dilakukan pada kode di sebuah database khusus. 

Hal ini bermanfaat bagi developer, sebab jika terjadi kesalahan, developer bisa melihat kode versi awal untuk memperbaiki kesalahan.

Untuk para developer, source code merupakan aset yang sangat penting, sebab source code menyimpan banyak pengetahuan dan pemahaman yang penting.

Version control system ini melindungi source code dari berbagai masalah, termasuk human error dan hal yang yang mengganggu.

Kelebihan GIT

1. GIT banyak digunakan 

GIT banyak digunakan oleh developer di seluruh dunia. Jika kamu ingin mengembangkan aplikasi atau website dengan GIT, banyak developer yang sudah mengerti GIT dan bisa mengaplikasikannya.

2. GIT adalah proyek open source

GIT punya komunitas pengguna yang sangat besar, hingga saat ini, pengguna GIT banyak berbagi tips dan trik penggunaan GIT, sehingga banyak tutorial yang bisa kamu dapatkan.

3. GIT multifungsi

GIT memiliki fungsionalitas, kinerja, keamanan, dan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh banyak developer, baik dalam tim maupun personal. Dibandingkan version control system lainnya, kebanyakan developer menggunakan GIT.

4. GIT open source dan gratis

GIT bersifat open source dan gratis, semua orang bisa memanfaatkan GIT secara gratis dan bisa mendapatkan dukungan dari pengguna lain. User base GIT sangat luas dan punya dokumentasi yang tersedia dalam berbagai format, seperti buku, tutorial, hingga website khusus.

Mengenal Ancaman Keamanan Jaringan dan Cara Mengatasinya

Mengenal Ancaman Keamanan Jaringan dan Cara Mengatasinya

Mengenal Ancaman Keamanan Jaringan dan Cara Mengatasinya

Ancaman keamanan jaringan seringkali diabaikan, padahal hal ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait ancaman keamanan jaringan dan cara mengatasinya.

Ancaman keamanan jaringan menjadi hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh setiap pengguna komputer. Sebab, ancaman keamanan jaringan ini bisa saja menimbulkan kerugian yang tidak terhitung jumlahnya.

Saat ini, setiap perangkat saling terhubung dalam sebuah jaringan. Semua jaringan komputer dan perangkat tidak akan luput dari ancaman jaringan. Serangan siber bisa saja masuk melalui jaringan yang tidak aman. Maka dari itu, perlu untuk memperhatikan keamanan jaringan secara menyeluruh.

Ada banyak hal yang bisa menjadi ancaman keamanan jaringan, maka penting untuk mengetahui berbagai serangan siber dan keamanan jaringan komputer.

Ancaman keamanan jaringan sangat bermacam-macam dan berbagai bentuk. Secara umum terdiri dari dua bentuk yakni ancaman fisik dan ancaman logic.

Jenis ancaman keamanan jaringan

  1. Ancaman fisik (physical)

Jenis ancaman fisik ini masih banyak diabaikan, sebab pengguna berpikir bahwa serangan hanya terjadi lewat software saja. Padahal ancaman keamanan jaringan bisa juga muncul dari perangkat fisik atau hardware.

Contoh dari ancaman fisik sebuah jaringan adalah kerusakan pada software berupa data, file, aplikasi, atau lainnya yang terjadi akibat ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. 

  1. Ancaman logic (logical)

Jika ancaman fisik terjadi pada perangkat fisik, ancaman logic jaringan terjadi pada perangkat lunak jaringan.

Ancaman logic meliputi kerusakan pada data, dokumen, database, aplikasi, dan lain-lain. Hal ini sangat sering terjadi dan bisa berulang-ulang, maka dari itu perlu untuk memperhatikan keamanan logic secara menyeluruh.

Contoh dari ancaman logic yang paling sering terjadi antara lain Denial of Service, Distributed Denial of Service, SQL Injection, Traffic Flooding, dan lain-lain.

Langkah untuk analisis status keamanan jaringan

Untuk menjaga keamanan jaringan, perlu dilakukan analisis agar dapat mengetahui tingkat status keamanannya.

Ada empat tahap awal dalam melakukan analisis tersebut, diantaranya:

1. Vulnerability

Aktivitas ini termasuk analisis jaringan komputer, bertujuan untuk mendeteksi bagian dari sistem yang rawan terhadap serangan.

2. Threat

Threat merupakan aktivitas dilakukan untuk mempelajari ancaman atau serangan dari luar atau dalam jaringan komputer.

3. Impact

Tindakan ini dilakukan untuk memeriksa pengaruh atau impact dari serangan atau ancaman yang terjadi dalam sebuah jaringan. 

4. Frequency

Analisis ini mencatat frekuensi atau seberapa sering suatu serangan muncul dalam jangka waktu tertentu. 

5. Recommended Countermeasures

Setelah melakukan keempat analisis tersebut, langkah terakhirnya adalah recommended countermeasures. Tahap ini merupakan tahap penyusunan langkah pencegahan terhadap serangan yang bisa saja terjadi. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif dari ancaman jaringan.

Pengumuman dan penyerahan penghargaan ADLG Awards akan dilaksanakan pada 24 November 2022 dalam acara Government Digital Transformation Expo 2022.

Kunci SPBE Bisa Menyelesaikan Hambatan E-Government Selama 15 Tahun

Kunci SPBE Bisa Menyelesaikan Hambatan E-Government Selama 15 Tahun

Kunci SPBE Bisa Menyelesaikan Hambatan E-Government Selama 15 Tahun

Sebelum adanya Perpres no 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE, Indonesia memiliki Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government.

Sebelum adanya Perpres no 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE, Indonesia memiliki Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government.

Inpres Nomor 3 tahun 2003 melahirkan berbagai inovasi pengembangan layanan digital e-government dalam rentang waktu 15 tahun sebelum adanya Perpres no 95 tahun 2018.

Direktur Eksekutif ASKOMPSI, Eddy Santoso yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur tahun 2015  mengatakan bahwa banyak inovasi layanan digital e-government saat itu.

“Ketika saya ditugaskan sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, teman-teman saya dari OPD menceritakan kalau mereka punya E-ini, E-itu” ujar Eddy.

Namun banyaknya inovasi e-government tersebut belum bisa dikatakan berhasil ketika tidak bisa diintegrasikan satu sama lain. 

“Tetapi saya melihat, saya juga bercanda sama teman-teman,  bagus e-sampeyan tapi jika belum bisa terintegrasi baru bisa disebut ‘ealah'” tambahnya.

Bisakah kita mewujudkan SPBE dan menyelesaikan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan E-government selama 15 tahun?

Temukan jawabannya di MID Podcast episode 3 “Siapa Sebenarnya Leading Sector SPBE?” bersama Direktur Eksekutif ASKOSPI, Eddy Santoso.

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.

Perlukah Adanya Undang-Undang SPBE?

Perlukah Adanya Undang-Undang SPBE?

Perlukah Adanya Undang-Undang SPBE?

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE berada di bawah payung hukum Perpres No.95 Tahun 2018. Perlukah SPBE berada di bawah payung hukum yang lebih kuat yakni Undang-undang?

SPBE atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik merupakan penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

Tujuan utama dari SPBE adalah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel. 

Saat ini, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE berada di bawah payung hukum Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018. Perpres ini sudah berjalan setidaknya 4 tahun, lalu perlukah implementasi SPBE ini berada di bawah payung hukum yang lebih kuat seperti undang-undang?

Asisten Deputi Perumusan Kebijakan dan Koordinasi Penerapan SPBE, Cahyono Tri Birowo menjelaskan, dalam Perpres No. 95 Tahun 2018 sudah terdapat keinginan terkait pembahasan RUU SPBE, namun untuk mencapainya perlu melewati jalan yang panjang.

“Dalam Perpres SPBE itu sudah ada clue-nya kalau nanti akan ada RUU SPBE, tetapi proses untuk mencapai itu melewati proses yang panjang dan mekanisme dengan parlemenujar Cahyono saat memberikan keterangan di MID Podcast.

Lebih lanjut, Cahyono juga menjelaskan bahwa kelanjutan SPBE sudah diusulkan oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

“Bahkan yang menginisiasi ini untuk dilanjutkan itu Dewan Perwakilan Daerah. Kita pernah rapat bersama dengan DPD dan mereka mengusulkan undang-undang pemerintahan digital untuk prolegnas-nya” lanjutnya.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik perlu berada di bawah payung hukum yang lebih kuat seperti RUU SPBE? Saksikan selengkapnya di MID Podcast episode 1 “Sebuah Mimpi. Koordinasi dan Kolaborasi dalam SPBE” dan berikan pendapat anda di kolom komentar.

Dapatkan Artikel Ekslusif tiap Jum’at Pukul 07:09 langsung ke email kamu.