#Comday : Membaca Masa Depan Dengan Machine Learning

#Comday : Membaca Masa Depan Dengan Machine Learning

#Comday : Membaca Masa Depan Dengan Machine Learning 1

#Comday : Membaca Masa Depan Dengan Machine Learning

Jika Anda dihadapkan pada kondisi di mana Anda harus mengambil keputusan penting, proses berpikir seperti apa yang Anda lakukan? Mencari data sebanyak mungkin, melakukan analisis, kemudian dengan yakin membuat keputusan? Menyingkat semua proses yang memakan waktu itu tadi dengan mempercayakan semuanya kepada intuisi Anda? Atau yang lebih parah lagi berspekulasi dengan cara melempar koin?

Masalah tersebut tidak hanya dialami oleh setiap divisi dalam suatu perusahaan/organisasi ataupun orang-orang yang berurusan dengan pengambilan keputusan secara cepat seperti para pialang saham, terlebih lagi sekarang kita hidup di era digital di mana semuanya berjalan secara cepat. Jika kita melihat start-up digital yang bermunculan akhir-akhir ini, strategi bisnis mereka terbilang cukup berani. Keberanian ini tidak lepas dari peran machine learning.

Sebenarnya fungsi machine learning cukup luas, mulai dari memprediksi berapa persen seorang calon kustomer dengan profil dan perilaku tertentu melakukan pembelian, pengenalan gambar atau yang lebih sering disebut image recognition, sampai dengan memberikan rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan suatu perusahaan agar pertumbuhan profit dapat berkembang secara eksponensial. Banyak pakar yang memprediksi bahwa machine learning akan mengubah cara kita bekerja apapun profesi yang kita miliki.

Penasaran tentang bagaimana machine learning dapat membantu Anda dalam menentukan masa depan organisasi/perusahaan atau bahkan masa depan diri Anda secara pribadi? Ikuti acara Community Day pada tanggal 28 Februari 2019 dengan tema “Membaca Masa Depan Dengan Machine Learning.” Dalam acara ini, kami juga akan menampilkan demonstrasi bagaimana machine learning memprediksi apakah seseorang tertarik dengan penawaran yang dilakukan melalui telepon atau tidak.

This form does not exist

Biaya

Free (tempat terbatas)

DATE AND TIME

Kamis, 28 Februari 2019
14.00 WIB – Selesai

LOCATION

Eduparx – Inixindo Jogja
Jalan Kenari No 69 Yogyakarta
View Maps

Daftar Istilah A-Z Yang Sering Dipakai Dalam Machine Learning

Daftar Istilah A-Z Yang Sering Dipakai Dalam Machine Learning

Daftar Istilah A-Z Yang Sering Dipakai Dalam Machine Learning

Beberapa waktu yang lalu kami telah banyak menulis artikel tentang machine learning (konsep dasar, tutorial, sampai hubungan antara teori chaos dan machine learning). Karena banyak dari pembaca yang protes karena artikel tersebut penuh dengan istilah teknis dan agar para pembaca tidak perlu membuat machine learning yang dapat mengartikan istilah asing dalam artikel dan tutorial machine learning, maka kami akan membuatkan semacam glosarium untuk istilah-istilah yang sering dipakai dalam machine learning.

Kami akan memakai istilah asli yang ditulis dalam Bahasa Inggris untuk menghindari kesalahan pemilihan kata terjemahan. Istilah-istilah tersebut akan diurutkan secara alfabetik sehingga mempermudah Anda untuk melakukan pencarian.

*****

A/B Testing

Metode statistik dasar yang digunakan untuk membandingkan 2 cara atau lebih. A/B testing digunakan untuk mengukur cara/teknik mana yang memiliki performa lebih tinggi. Selain itu A/B testing juga digunakan untuk mengetahui seberapa signifikan perbedaan antar teknik/cara tersebut.

Artificial Intelligence

Sebenarnya istilah ini sudah dibahas pada artikel sebelumnya tapi demi kepentingan kelengkapan glosarium, kami tetap akan membahasnya.  Artificial intelligence jika diterjemahkan secara harfiah adalah kecerdasan buatan. Istilah ini sebenarnya sudah lama dipakai bahkan awal perkembangan teknologi komputer. Konsep artificial Intelligence yang sering disingkat sebagai AI ini adalah bagaimana membuat mesin dalam hal ini komputer dapat berpikir layaknya manusia mulai dari analisis sampai pengambilan keputusan. Nah, machine learning termasuk salah satu metode dalam artificial intelligence di mana komputer dapat belajar dengan sendirinya untuk menjadi ‘cerdas’.

Classification Model

Salah satu tipe machine learning yang dapat membedakan dua data atau lebih menurut kelas. Contohnya dalam model natural pengklasifikasian bahasa yang dapat membedakan apakah suatu kalimat ditulis dalam Bahasa Inggris, Perancis atau Bahasa Indonesia. Contoh lain untuk model machine learning adalah regression model.

Clustering

Metode dalam mengidentifikasi data dengan cara membuat grup data secara vektoral berdasarkan kemiripan data. Metode ini digunakan dalam unsupervised learning. Ada beberapa metode clustering seperti K-mean dan K-median.

Data Augmentation

Data augmentation merupakan metode untuk meningkatkan jumlah examples dengan cara mentransformasi example yang sudah ada. Sebagai contoh, jika Anda ingin membuat machine learning yang bisa mengidentifikasi bunga akan tetapi Anda hanya punya satu gambar bunga sebagai example. Karena machine learning merasa butuh lebih dari satu example, maka dia menciptakan gambar baru dengan cara memutar, men-distort, ataupun membalik gambar tadi sehingga tercipta beberapa example baru.

Data Set

Kumpulan dari beberapa example.

Deep Model

Deep model ini biasa disebut dengan istilah deep learning. Deep model menggunakan metode berlapis (neural networks) yang disebut layer di mana setiap lapisan layer terdiri dari neuron. Di tengah lapisan itu terdapat lapisan yang disebut dengan hidden layers. Model ini terinspirasi dari bagaimana cara otak manusia bekerja.

Example

Satu barisan dalam satu data set yang memiliki feature dan label.

Feature

Sebuah input variabel dalam membuat prediksi.

Hierarchical Cluster

Metode clustering yang dilakukan dengan membuat cabang-cabang bertingkat. Metode ini terinspirasi dari bagaimana manusia mengidentifikasi jenis hewan atau tanaman melalui spesies, jenis, ordo, dsb.

K-Means

Sebuah metode clustering yang paling populer dalam unsupervised learning. K-means membuat cluster berdasarkan jarak antara titik tengah yang disebut centroids dengan example.

K-Median

K-Median hampir mirip dengan metode K-Means. Bedanya adalah formula dalam menentukan cluster.

Label

Label merupakan hasil dari pengelompokan example melalui clustering. Sebagai contoh, machine learning yang berfungsi menyaring email spam, melabeli setiap example dengan ‘spam’ atau ‘not spam’.

Model

Model sebenarnya merupakan sebuah fungsi yang berfungsi mengatur bagaimana machine learning mengambil input dan mengeluarkan output yang berupa prediksi.

Neural Network

Neural network merupakan kumpulan layer yang setiap layer-nya terdiri dari sebuah neuron. Neuron berfungsi layaknya transistor dalam komponen elektronik. Bedanya, jika transistor memiliki 3 kaki, neuron memiliki jumlah kaki yang tergantung dari posisi layer dan jumlah neuron di dalam layer.

Regression

Regression (mengacu pada regression model) adalah sebuah model menghasilkan nilai output berupa bilangan pecahan (floating point). Berbeda dengan classification model yang memiliki bilangan bulat pada outputnya.

Supervised Learning

Merupakan model pembelajaran pada machine learning di mana kita menentukan label pada beberapa example dengan harapan machine learning dapat menentukan label terhadap input baru yang masuk.

Unsupervised Learning

Kebalikan dari supervised learning, dalam model pembelajaran unsupervised learning ini kita tidak menentukan label dalam dataset. Metode ini menggunakan clustering di mana machine learning melakukan pengelompokan sendiri di dalam data set.

<div id="glossary" style="position: fixed; padding: 20px 10px 20px 10px; background:#eeeeee;"><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#ab-testing">A</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#classific-model">C</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#data-aug">D</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#examp">E</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#feat">F</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#hierarchi">H</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#k-means">K</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#labell">L</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#Modell">M</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#Neural">N</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#Regression">R</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#supervise">S</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --><a href="#unsupervise">U</a><!-- [et_pb_line_break_holder] --></div>

***

Jika Anda tertarik untuk bisa membuat machine learning yang dapat membantu perusahaan/organisasi Anda dalam mengambil keputusan, Anda bisa mengikuti Kelas Pelatihan Machine Learning dari Inixindo Jogja. Klik di sini untuk info lebih lanjut dan permintaan penawaran.

Comday Recap: Internal Audit TIK BPR Berbasis Peraturan OJK

Comday Recap: Internal Audit TIK BPR Berbasis Peraturan OJK

Comday Recap: Internal Audit TIK BPR Berbasis Peraturan OJK

Pada tanggal 14 Februari 2019 kemarin, Inixindo Jogja menyelenggarakan Community Day yang secara rutin diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Kali ini tema yang diangkat adalah audit TIK BPR yang sesuai dengan peraturan OJK. Acara Comday ini menghadirkan Adrian The yang berpengalaman dalam masalah audit teknologi informasi dan keamanan informasi. Instruktur dari Inixindo Jogja yang biasa dipanggil Mas Adrian ini menyampaikan tentang bagaimana audit intern TIK harus berbasis pada manajemen resiko IT dalam menentukan prioritas utama. Acara ini dihadiri oleh staff ataupun manajemen dari BPR di wilayah Jateng dan DIY.

Seperti yang kita ketahui transformasi digital mengubah cara orang dalam memandang dunia perbankan dan finansial. Banyak dari pengamat teknologi mengatakan “sekarang kita memang masih membutuhkan proses banking tapi kita sudah tidak memerlukan bank lagi.” Seperti yang kita ketahui bahwa peran bank dapat digantikan oleh fintech startup yang baru saja bermunculan. Berbeda dengan era sebelumnya, yang dituntut oleh masyarakat digital sekarang ini adalah kemudahan layanan.

Agar tak kalah bersaing dengan fintech startup tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebenarnya telah memacu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) untuk meningkatkan kapabilitas teknologi informasi yang dimiliki agar tak kalah bersaing dengan startup atau bank konvensional yang jauh lebih canggih. OJK telah mengeluarkan regulasi mengenai penerapan TIK di lingkungan BPR yaitu POJK Nomor 75/POJK.03/2016 dan SEOJK Nomor 15/SEOJK.03/2017 tentang Standar Penyelenggaraan Teknologi Informasi Oleh Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR/BPRS). Untuk memastikan bahwa penerapan TIK di BPR sudah sesuai dengan standar yang ditentukan dalam regulasi OJK tersebut, maka BPR harus memiliki divisi Audit Internal yang dapat memberikan assurance (kepastian) serta rekomendasi perbaikan terhadap penerapan TIK agar BPR mampu melakukan Transformasi Digital dengan sukses demi peningkatan kinerja dan jangkauan nasabah secara radikal.

Untuk anda yang belum sempat mengikuti Community Day ini dapat mengunduh materi dibawah ini

This form does not exist

Comday Recap: Internal Audit TIK BPR Berbasis Peraturan OJK 2
Comday Recap: Internal Audit TIK BPR Berbasis Peraturan OJK 3
Comday Recap: Internal Audit TIK BPR Berbasis Peraturan OJK 4
Machine Learning Yang Mencoba Mengubah Teori Chaos

Machine Learning Yang Mencoba Mengubah Teori Chaos

 

Pernahkah kita melihat langit di malam hari apapun alasannya, baik itu gara-gara kurang kerjaan, sedang melakukan penelitian di bidang astronomi, atau pun sedang berbasa-basi pada kencan pertama karena grogi. Jika kita perhatikan susunan bintang di angkasa tampak seperti titik-titik terang acak yang tersebar di angkasa. Tapi terkadang ada satu pertanyaan konyol tiba-tiba saja muncul dalam pikiran ‘kenapa letak Alpha Centauri di sini dan Proxima Centauri di situ?’

 

Kita Hidup di Dunia yang Tak Beraturan

Pertanyaan macam itu sebenarnya tak hanya muncul, saat kita melihat bintang saja. Pada masa di mana manusia masih belum bisa memprediksi cuaca, turunnya hujan pun dianggap sesuatu yang acak. Memang dari dulu kita sudah bisa menentukan kapan pergantian musim akan terjadi tapi jam berapa dan berapa lama akan turun hujan kita sama sekali tidak memiliki gambaran. Berbeda dengan sekarang, di mana kita bisa mengetahui jam berapa dan seberapa deras hujan yang akan turun.

Tak hanya masalah cuaca, di dunia indah yang kita tinggali ini banyak pola-pola acak yang membuat manusia kehabisan akal untuk bisa memprediksinya termasuk perilaku manusia itu sendiri. Itulah mengapa dunia pemasaran yang sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia dianggap sebagai kawin silang antara ilmu ekonomi dan seni.

 

Teori Chaos

Walaupun disebut sebagai sesuatu yang tak beraturan, sebenarnya pola-pola acak memiliki teorinya sendiri yang terkenal dengan sebutan chaos theory. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Edward Lorenz seorang matematikawan dan meteorologis dari Amerika Serikat. Saat dia hendak memasukkan angka variabel dalam program komputernya, Lorenz terburu-buru mengambil kopi sehingga angka yang dia masukan tak lengkap selisih 3 angka di belakang koma dari yang seharusnya 0,506127 menjadi 0,506 . Selisih angka yang tak seberapa ini ternyata merubah seluruh pola perkiraan cuaca.

Kejadian ini kemudian dimetaforakan oleh Lorenz bahwa satu kepakan kupu-kupu di Amazon dapat menyebabkan badai di New York yang kemudian disebut dengan ‘butterfly effect’.  Butterfly Effect merupakan lahirnya teori chaos. Pada tahun 2007 Lorenz mengatakan bahwa teori chaos membuktikan bahwa cuaca tak bisa diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya. Teknologi paling canggih yang digunakan sekarang hanya bisa memprediksi cuaca paling lama 2 minggu ke depan.

Jika kita berpikir secara mendalam lagi, chaos atau ketidakteraturan dialami oleh hal yang paling mendasar di alam semesta kita yaitu pergerakan atom yang masih menjadi misteri. Bahkan umat manusia tercatat telah membangun terowongan sepanjang 27 KM (Large Hadron Collider)  hanya untuk meneliti pergerakan partikel penyusun atom ini.

 

Bagaimana Machine Learning Memprediksi ‘Ketidakteraturan’.

Machine learning merupakan teknologi baru yang mencoba untuk menyelesaikan permasalahan teori chaos ini. Machine learning menggunakan teknik statistik dalam sebuah sistem komputer yang menganalisis data di mana data tersebut masih terus berkembang. Untuk memahami machine learning secara fundamental, Anda dapat mengunjungi artikel Mengenal Machine Learning dari kami sebelumnya.

Machine learning sebenarnya dituntut untuk menciptakan model dari sebuah sistem chaos yang masih sama sekali belum diketahui rumus persamaannya seperti menentukan gerakan api dari kayu yang terbakar. Memang tugas yang diberikan oleh machine learning terdengar tidak mungkin untuk diselesaikan. Akan tetapi dengan data yang cukup, machine learning dapat menentukan cluster data yang digunakan untuk mengklasifikasikan data. Metode ini adalah metode yang digunakan dalam mekanika kuantum di mana pergerakan elektron memiliki suatu pola yang sebenarnya tidak terlalu acak jika kita memiliki mengamati pergerakannya sebanyak satu juta kali misalnya.

Metode data clustering ini termasuk dalam kategori unsupervised learning di mana kita sama sekali tidak memprogram “mesin yang sedang belajar” ini untuk memberi label terhadap input data. Si mesin hanya membuat grup data berdasarkan kemiripan antara satu data dengan data yang lain. Jika Anda pernah beriklan di FB Ads atau Google Ads, Anda tentunya familiar dengan istilah ‘look alike’ atau ‘similar user’. Istilah tersebut digunakan dalam menentukan target audience dari iklan yang akan kita tayangkan di media sosial atau pun di search engine. Look a Like (digunakan oleh Facebook) atau Similar User (digunakan oleh Google) merupakan kelompok audience memiliki kesamaan atribut data dengan pengguna apps atau pengunjung website yang kita miliki. Tentunya metode ini hanya bisa digunakan jika kita telah melakukan pengumpulan data (data mining) bisa dengan Google Analytics maupun Facebook Pixel. Lalu apa saja kesamaan data yang dimiliki target audience tersebut dengan pengguna apps atau pengunjung website kita? Kita tak akan pernah tahu dan mungkin si pembuat machine learning milik Google atau Facebook juga tak seberapa tahu.

 

Dengan Adanya Machine Learning Apakah Masih Ada Yang Disebut Dengan Ketidakteraturan?

Sebenarnya masih banyak persoalan yang masih belum terpecahkan walaupun kita menggunakan machine learning. Akan tetapi jika kita memberi kesempatan kepada machine learning untuk terus belajar siapa tahu machine learning akan mengalahkan manusia di segala bidang. Bahkan belakangan perusahaan search engine terbesar di dunia sedang mengembangkan machine learning dalam Artificial Intelligence yang bisa membuat Artificial Intelligence sendiri.

Perkembangan machine learning yang semakin cepat ini kemudian memunculkan pertanyaan di atas, apakah masih ada yang disebut dengan ketidakteraturan? Apakah semua hal di semesta ini cuma sebuah algoritma hukum sebab-akibat?

 

****

 

Jika Anda tertarik untuk mempelajari machine learning lebih dalam lagi, Anda dapat mengikuti Kelas Machine Learning yang diselenggarakan oleh Inixindo Jogja.

Sebuah Kunjungan dari Nabire, Papua

Sebuah Kunjungan dari Nabire, Papua

Sebuah Kunjungan dari Nabire, Papua

Pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019, Inixindo Jogja kedatangan tamu spesial dari Indonesia bagian timur yaitu mahasiswa dan mahasiswi Teknik Informatika dan Rekayasa Universitas Satya Wiyata Mandala, Nabire, Papua. Mereka datang dengan membawa semangat untuk mengetahui tentang bagaimana dunia profesional di bidang teknologi informasi. Perjalanan selama empat hari melalui jalur laut bukanlah penghalang yang berarti bagi mereka.

Para mahasiswa ini datang sebelum pukul 09.00 WIB pagi dan disambut oleh Fauzia Anasari selaku Sales Manager dari Inixindo Jogja. Wanita yang akrab dipanggil Bu Nana ini menjelaskan bagaimana peran teknologi informasi mengubah dunia industri dan memaksa semua bisnis untuk melakukan transformasi digital. Karena ada beberapa mahasiswa yang juga berprofesi sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), Bu Nana juga menyampaikan bagaimana pemerintah Republik Indonesia juga berusaha untuk melakukan transformasi digital dengan dikeluarkannya Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Kunjungan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab. Ada tiga mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Salah satu dari mahasiswa tersebut sempat menanyakan sekaligus menyayangkan mengapa Inixindo tidak ada di Papua serta bertanya apa yang bisa dia lakukan agar Inixindo ada di Papua. Sebelum naik ke dalam bus mereka sempat melakukan foto bersama di kantor Inixindo Jogja.